Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Added {{unreferenced}} tag to article (Twinkle 🍁) |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{unreferenced|date=April 2017}}
<!--[[Berkas:Sampul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan.jpg|
'''Orang-Orang Di Persimpangan Kiri Jalan''' salah satu karya [[Soe Hok Gie]] tentang pemberontakan [[PKI]] di [[Madiun]] ini dianyam demikian rupa seakan-akan kita membaca sebuah novel sejarah dramatis yang menegangkan. Tapi penulisnya cukup hati-hati untuk tetap bersikap objektif dalam analisisnya hingga fakta sebagai "suatu yang suci" dalam bangunan sejarah tetap ditempatkan dalam posisi yang terhormat.
"Engkau tahu siapa saya? Saya [[Musso]]. Engkau baru kemarin jadi prajurit dan berani meminta supaya saya menyerah pada engkau. Lebih baik meninggal daripada menyerah, walaupun bagaimana saya tetap merah putih." Karena prajurit ini memang tidak bermaksud menembak mati Musso, ia lari ke desa di dekatnya. Sementara itu pasukan-pasukan bantuan di bawah Kapt. Sumadi telah datang. [[Musso]] bersembunyi di sebuah kamar mandi dan tetap menolak menyerah. Akhirnya ia ditembak mati. Mayatnya dibawa ke [[Ponorogo]], dipertontonkan dan kemudian dibakar.
Edisi pertama buku ini diterbitkan oleh [[Yayasan Bentang Budaya]], Yogyakarta pada Januari 1997.
{{buku-stub}}
[[Kategori:Buku tahun 1997]]
|