Doplang, Adipala, Cilacap: Perbedaan antara revisi

▲Mayoritas penduduk berpenghasilan dari ladang pertanian, buruh dan PNS. Doplang dilalui oleh jalan Kabupateng yang menhubungkan dari Kec Adipala, Kec kroya, Kec Nusa Wungu. Pola hidup yang sebaigan masyarakatnya adalah kaum marginal, yang mengandalakan dari pertanian dan perdagangan serta sebagian menjadi pekerja baik di Kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, jogakarta atau yang palaing diminati adalah menjadi TKI/TKW. Untuk TKW sebaian besar yang paling diminati adalah Timur Tengah ( Arab, Qatar dll), sedangkan untuk TKI yang paling diminati adalah Taiwan, Hongkong, Japan, Korea dll. Sebaian besar mereka menyumbangkan remiten kepada desanya cukup besar. Pendapatan yang mereka terima untuk menjadi TKI/TKW setelah dikurs-kan dengan Rupiah berkisah antara Rp 2.500.000,- s/d Rp 15.000.000,- perbulan, namun demikian sebelum mereka berangkat ke negara tujuan untuk mengadu nasib, mereka diwajibkan membayar uang kepada Agent sebesar Rp 10.000.000,- s/d Rp 30.000.000,- uang ini dijadikan jaminan selama merekan tinggal di tempat penampungan atau selama mereka bekerja di negera tujuan, dan setelah selesai kontrak uang ini sebenarnya bisa diminta kembali, akan tetapi sebagian pekerja banyak yang enggan untuk meminta uang jaminan mereka setelah selesai kontrak.

▲Desa Doplang juga memiliki sarana pendidikan/Sekolah, disini ada 4 sekolah Dasar Negeri, 1 Madrasah setingkat SLTP dan 1 Sekolah Menegah Umum Negeri. Kebiasaan Masyarakat setelah menampatkan SD-nya sebagian besar melanjutkan ke SLTP-nya diwilayah Kec Adipala, Kroya dan Maos. Jenjang pendidikan Sarjana juga banyak diraih oleh masyarakat Doplang baik D3 ataupun yang S1 bahkan S2. Sehingga secara umum masyarakat Doplang banyak kaum pemikir/intelek.