Hukum dan etika media komunikasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Patriciaaa (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(42 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Maret 2017}}
{{info tugas sekolah}}
{{hapus}}
'''Di dalam kehidupan bermasyarakat''',kita tidak pernah lepas dari apa yang dikenal sebagai [[media]]. [[Media]] menyalurkan berbagai macam [[pesan]] dan [[efek]] yang ditimbulkan di dalam kehidupan sehari-hari. [[Media]] pun mempunyai [[aturan]] di dalam [[mendidik]] [[masyarakat]] sesuai dengan [[hukum]] yang berlaku. Jika diperhatikan dengan lebih cermat,[[media]] mulai memperlihatkan [[arus]] yang berbeda dari [[etika]] awal tersebut. Begitu pula dengan penggunaan [[teknologi]], kita dihadapkan pada aturan-aturan yang mendasari penggunaannya. Aturan itu diciptakan untuk membatasi keinginan kita supaya tidak merugikan dan mengganggu orang lain.Aturan-aturan itu tertuang dalam [[kebijakan]], [[hukum]] dan [[kode]] [[etik]] [[teknologi]] [[komunikasi]].
[[Kebijakan]] merupakan [[kerangka umum]] dalam melihat bagaimana [[struktur]] dan pengaturan [[media]] supaya menghasilkan kebaikan bagi [[publik]]. [[Hukum]] merupakan [[peraturan]] bersifat mengikat yang dibuat oleh [[lembaga]] [[legislatif]], dilaksanakan oleh [[lembaga]] [[eksekutif]] dan diputuskan oleh [[pengadilan]]. Dalam level tertentu kebijakan bisa menjadi [[hukum]] yang mengikat juga. [[Standar]] adalah persetujuan mengenai karakteristik [[teknis]] dari [[sistem]] [[komunikasi]] supaya [[teknologi]] tersebut bisa secara luas dihasilkan dan digunakan.
 
'''Hukum dan Etika Media Komunikasi''' merupakan peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Dalam ranah media massa, ada beberapa regulasi yang mengatur penyelenggaraan dan pemanfaatan media massa. Selain Undang-Undang dan peraturan-peraturan lain yang dibuat oleh lembaga legislatif ataupun pemerintah tersebut, perlu adanya pedoman berperilaku lain yang tidak memberi sanksi fisik, baik berupa penjara atau denda, namun lebih pada sanksi moral untuk mengatur manusia dalam berinteraksi dengan media yang memiliki aspek yang kompleks berupa etika.
=='''Sejarah Perkembangan Pers'''==
Sejak [[Indonesia]] [[merdeka]] hingga 9 tahun pasca [[reformasi]],hukum pers tidak pernah benar-benar lepas dari yang namanya kepentingan [[politik]]. Setiap perkembangan [[pers]] terus melekat erat dengan keinginan untuk dapat menguasai [[pers]]. Pada masa [[Bung Karno]],[[pemerintahan]] pada awalnya melalui Menpen ''Amir Sjaritoedin'' memyatakan bahwa pikiran [[masyarakat]] umum sama dengan sendir dasar dari [[pemerintahan]] yang berdaulat dan [[pers]] [[Indonesia]] harus [[merdeka]]. Hal ini mengakibatkan [[pers]] semakin tegas dalam mengawasi [[pemerintah]]. Penangkapan dan pengekangan terhadap [[pers]] tidak pernah berhenti. Lain halnya pada masa [[Soeharto]],[[pers]] diberikan kebebasan sesuai dengan '''''UU no 11 tahun 1966''''' yang menyatakan “memberikan kemerdekaan pers,namun terdapat suatu pasal peralihan yang memungkinkan [[pemerintah]] yang berkuasa mengekang [[pers]]” dan juga '''''UU no 21 tahun 1982''''' menyatakan bahwa “memperkuat belenggu terhadap kemerdekaan pers. Hingga akhirnya masa [[reformasi]],'''''UU no 40 tahun 1999''''' menyatakan bahwa “jauh lebih [[demokratis]],namun terdapat rumusan teknikal penyusunan yang tidak jelas”
 
[[Komunikasi]] adalah "suatu [[proses]] dimana seseorang atau beberapa orang, [[kelompok]], [[organisasi]], dan [[masyarakat]] menciptakan, dan menggunakan [[informasi]] agar terhubung dengan [[lingkungan]] dan orang lain".Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara [[lisan]] atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada [[bahasa]] [[verbal]] yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.{{fact}} Cara seperti ini disebut komunikasi dengan [[komunikasi nonverbal|bahasa nonverbal]].<ref name="Ilmu Komunikasi">Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran</ref>
=='''Perlunya Etika Komunikasi'''==
[[Berkas:Transactional comm model.jpg|jmpl|Sebuah model komunikasi transaksional]]
[[Etika]] adalah [[pedoman]] atau aturan [[moral]] untuk situasi-situasi dimana [[media]] memiliki efek [[negatif]] dan [[hukum]] tidak bisa menjaga [[tingkah laku]]. [[Kode]] [[etik]] kebanyakan diciptakan oleh [[organisasi]] [[profesional]]. [[Etika]] adalah [[peraturan]] [[moral]] yang menuntun [[tingkah laku]] seseorang. Para [[pendidik]] yang memainkan [[peran]] yang penting dalam menerapkan [[etika]]. [[Etika]] merupakan [[komponen]] yang penting dalam [[pendidikan]] [[jurnalisme]]. Di dalam [[jurnalisme]] terdapat beberapa [[etika]] yang harus dipatuhi yaitu [[akurasi]], [[keadilan]], [[kerahasiaan]], [[privasi]].
Saat ini [[informasi]] yang disajikan oleh [[media]] telah berubah menjadi [[komoditi]] dan [[mimetisme]]. Berkat [[media]],[[budaya]] baru telah terbentuk dan [[masyarakat]] telah berubah karenanya. Mengatasi [[keseimbangan]] antara [[tugas]] membimbing [[masyarakat]] lewat [[program-program]] yang disuguhkan kepada [[masyarakat]] dan pemenuhan tugas sebagai [[alat]] [[produksi]] [[ekonomi]]. [[Media]] pun membangun [[image]] sebagai [[kebutuhan masyarakat]] dan juga pencapai [[kebutuhan ekonomi]] baginya. Yang menjadi [[masalah]] yaitu [[sikap]] dari [[masyarakat]] yang tidak menunjukkan adanya [[perlawanan]] atas bentuk [[program]] yang ditawarkan oleh [[media]] sehingga [[media]] perlu membawa [[etika]] dan menerapkan dampak di dalam [[masyarakat]] yang harus dilindungi dan mengurangi adanya penyalahgunaan dari [[dampak negatif]] [[media]] itu sendiri.
 
=='''Dimensi Etika Komunikasi''' ==
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian [[informasi]] (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
:'''Tujuan'''
::#Nilai-nilai Demokrasi
::#Hak untuk berekspresi
::#Hak public akan informasi yang benar
 
== Sejarah komunikasi ==
:'''Aksi'''
'''Komunikasi''' atau ''communicaton'' berasal dari bahasa Latin ''communis'' yang berarti 'sama'.<ref name="ilmu">Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 2007</ref> ''Communico'', ''communicatio'' atau ''communicare'' yang berarti membuat sama (''make to common'').<ref name="ilmu"/> Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.<ref name="Teori Komunikasi">Rohim,Syaiful.2009. ''Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi''. Jakarta: Rineka Cipta</ref> Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (''communication depends on our ability to understand one another'').<ref name="Introducing Communication Theory">West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. ''Introducing Communication Theory''. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.</ref>
::#Tatanan Hukum dan institusi
::#Hubungan2 kekuasaan
::#Peran asosiasi, lembaga konsumen, komisi pengawas
 
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.<ref name="gonick"/> [[Sinyal]]-sinyal kimiawi pada [[organisme]] awal digunakan untuk [[reproduksi]].<ref name="gonick"/> Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi [[primitif]] yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada [[ikan]].<ref name="gonick">{{id}} [[Larry Gonick]], Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7</ref>
:'''Sarana'''
::#Kesadaran moral atau nuarani actor komunikasi
::#Deontology jurnalisme
 
[[Manusia]] berkomunikasi untuk membagi [[pengetahuan]] dan [[pengalaman]].<ref name="ilmu"/> Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, [[tulisan]], gerakan, dan penyiaran.{{fact}} Komunikasi dapat berupa [[interaksi|interaktif]], komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan. {{fact}}
=='''Media sebagai Sarana Publik'''==
[[Fungsi media]] dapat digunakan sebagai [[sarana]] [[kritik]] terhadap [[kekuasaan]] dan [[kontrol]] [[masyarakat]]. Selain itu [[media]] juga berfungsi sebagai [[ruang]] [[publik]] atau [[ruang]] antara [[publik]]. Namun [[prinsip]] ''[[berita]] buruk merupakan [[berita]] baik'' mendorong [[media]] untuk membuat pemberitaan terkait [[skandal]] maupun keburukan [[pemerintah]]. Hal ini menyebabkan [[pemerintah]] menjadi [[apriori]] terhadap [[pers]]. [[Pemerintah]] tidak bisa melihat sisi [[positif]] dari [[kebebasan pers]]. Padahal pemberitaan yang dilakukan [[pers]] dapat memberikan fungsi [[audit]] yang gratis untuk [[kinerja pemerintah]]. [[Pers]] berperan dalam mengangkat [[aspirasi]] [[publik]], kelompok-kelompok pinggiran maupun kaum lemah. Kemudian mendiskusikan urusan-urusan [[publik]], memberikan kesempatan kepada [[masyarakat]] untuk berdialog dan bernegosiasi dengan pemegang [[kekuasaan]] atau [[perumus kebijakan]]serta sebagi [[media]] pertukaran [[gagasan]], menyerap [[aspirasi]]-aspirasi [[politik]].
 
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok [[orang]] dapat dipahami oleh pihak lain.{{fact}} Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.{{fact}}
=='''Kekerasan Media'''==
Kesalahan lain [[media]] yaitu menyajikan [[pesan]] [[kekerasan]] di dalam [[program]] yang disiarkan tanpa memikirkan [[usia]] individu yang menontonnya. Telah terjadi banyak [[kasus]] yang menyeret nama [[media]] sebagai [[pelaku]] tindak [[kekerasan]] berbagai [[golongan masyarakat]]. Nilai-nilai itu dapat mempengaruhi tanpa sadar [[masyarakat]] yang menontonnya. Maka [[etika]] [[komunikasi]] mau tak mau juga harus merumuskan, mendefinidikan dan menentukan batas-batas [[kekerasan]]. Bila menengok sejenak [[peristiwa]] sejenis di luar [[Tanah Air]], pada tanggal [[20 April]] [[1999]], dua [[siswa]], [[Dylan
Klebold]] ([[18 tahun]]) dan [[Eric Harris]] ([[17 tahun]]), melakukan penembakan secara brutal dengan [[senapan]] [[mesin]] pada [[jam]] [[sekolah]] di [[Sekolah Menengah Atas Columbine]], [[Littleton]], [[Colorado]], [[Amerika Serikat]]. Bergaya [[koboi]], kedua [[remaja]] ini menembakkan [[peluru]] dari [[senapan]] mesinnya di [[kantin]], di ruang [[kelas]], [[lorong]] [[koridor]], dan [[teras]] depan [[sekolah]]. 12 [[siswa]] dan seorang [[guru]] tewas terbunuh. Lebih dari 20 orang luka-luka. Kedua [[pelaku]] pun [[bunuh diri]] dengan [[menembak]] diri usai [[serangan]] membabi [[buta]]. [[Pembantaian]] ala [[koboi]] itu terjadi kembali berkali-kali di [[negeri]] [[paman Sam]] itu pada tahun-tahun terakhir ini dan jumlah [[korban]] semakin lebih banyak. Dalam hal ini, maka [[etika]] [[komunikasi]] diciptakan agar dapat mendukung pihak yang [[rentan]] menjadi [[korban]] [[kekerasan]] [[media]], tanpa terjebak bersikap [[represif]].
 
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.{{fact}} Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.{{fact}} Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.{{fact}}
=='''Tanggung Jawab Media'''==
::Pertama, [[media]] harus menyajikan “pemberitaan yang benar, [[komprehensif]] dan [[cerdas]].” [[Media]] [[dituntut]] untuk selalu [[akurat]], dan tidak [[berbohong]]. [[Fakta]] harus disajikan sebagai fakta, dan [[pendapat]] harus dikemukakan [[murni]] sebagai [[pendapat]]. [[Kriteria]] [[kebenaran]] juga dibedakan menurut ukuran [[masyarakat]]: [[Masyarakat sederhana]] dan [[masyarakat modern]].
 
== Komponen komunikasi ==
::Kedua, [[media]] harus berperan sebagai [[forum]] pertukaran [[pendapat]], [[komentar]] dan [[kritik]]. Karenanya, [[media]] tak hanya berfungsi sebagai [[sumber informasi]] melainkan juga [[forum]] penyelesaian [[masalah]]. Setiap [[masalah]] yang menjadi urusan [[publik]] dan berhubungan dengan [[publik]] disodorkan oleh [[media]], untuk kemudian dibahas bersama dan dicarikan jalan keluar.
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.{{fact}} Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar">Mulyana, Deddy. 2007. ''Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar''. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.</ref>
* Pengirim atau komunikator (''sender'') adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
* Pesan (''message'') adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
* Saluran (''channel'') adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
* Penerima atau komunikate (''receiver'') adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
* Umpan balik (''feedback'') adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
* Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
 
== Proses komunikasi ==
::Ketiga, [[media]] harus menyajikan gambaran khas dari setiap [[kelompok masyarakat]]. [[Syarat]] ini menuntut [[media]] untuk memahami [[karakteristik]] dan juga [[kondisi]] semua [[kelompok]] di [[masyarakat]] tanpa terjebak pada [[stereotipe]]. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya [[konflik]] [[sosial]] di [[masyarakat]] terkait dengan [[isi]] [[berita]] yang disajikan.
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
 
# Komunikator (''sender'') yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk [[bahasa]] ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.<ref>{{Cite web|title=Kiat Memiliki Kemampuan Berkomunikasi yang Baik|url=https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13426/Kiat-Memiliki-Kemampuan-Berkomunikasi-yang-Baik.html|website=www.djkn.kemenkeu.go.id|access-date=2022-05-17}}</ref>
# Pesan (''message'') itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui [[telepon]], [[surat]], [[e-mail]], atau media lainnya.{{fact}}
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.{{fact}}
# Komunikan (''receiver'') menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.{{fact}}
# Komunikan (''receiver'') memberikan umpan balik (''feedback'') atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.{{fact}}
 
== Model-model komunikasi ==
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.<ref name="Teori Komunikasi"/>
 
=== Model Komunikasi Linear ===
Model komunikasi ini dikemukakan oleh [[Claude Shannon]] dan [[Warren Weaver]] pada tahun 1949 dalam buku ''The Mathematical of Communication''.<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar"/> Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (''channel'').{{fact}} Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (''linear communication model'').<ref name="Ilmu Komunikasi"/> Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (''source''), pesan (''message'') dan penerima (''receiver'').<ref name="Teori Komunikasi"/> Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.{{fact}} Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.<ref name="Ilmu Komunikasi"/>
 
=== Model Interaksional ===
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator.<ref name="Teori Komunikasi"/> Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.<ref name="Ilmu Komunikasi"/> Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain.<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar"/> Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat.<ref name="Pengantar Ilmu Komunikasi">Wiryanto,Dr. 2004. '' Pengantar Ilmu Komunikasi''. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.</ref> Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah '''umpan balik''' (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.<ref name="Ilmu Komunikasi"/>
 
=== Model transaksional ===
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.<ref name="Introducing Communication Theory"/> Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi.{{fact}} Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.<ref name="Ilmu Komunikasi"/> Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.<ref name="Teori Komunikasi"/>
 
== Perlunya Etika Komunikasi ==
[[Etika]] adalah pedoman atau aturan [[moral]] untuk situasi-situasi dimana [[media]] memiliki efek negatif dan [[hukum]] tidak bisa menjaga [[tingkah laku]]. [[Kode]] [[etik]] kebanyakan diciptakan oleh [[organisasi]] [[profesional]]. [[Etika]] adalah peraturan [[moral]] yang menuntun [[tingkah laku]] seseorang. Para pendidik yang memainkan peran yang penting dalam menerapkan [[etika]]. [[Etika]] merupakan komponen yang penting dalam [[pendidikan]] [[jurnalisme]]. Di dalam [[jurnalisme]] terdapat beberapa [[etika]] yang harus dipatuhi yaitu akurasi, [[keadilan]], [[kerahasiaan]], [[privasi]].
Saat ini [[informasi]] yang disajikan oleh [[media]] telah berubah menjadi [[komoditi]] dan mimetisme. Berkat [[media]],[[budaya]] baru telah terbentuk dan [[masyarakat]] telah berubah karenanya. Mengatasi [[keseimbangan]] antara tugas membimbing [[masyarakat]] lewat program-program yang disuguhkan kepada [[masyarakat]] dan pemenuhan tugas sebagai [[alat]] [[produksi]] [[ekonomi]]. [[Media]] pun membangun image sebagai kebutuhan masyarakat dan juga pencapai kebutuhan [[ekonomi]] baginya. Yang menjadi [[masalah]] yaitu [[sikap]] dari [[masyarakat]] yang tidak menunjukkan adanya perlawanan atas bentuk [[program]] yang ditawarkan oleh [[media]] sehingga [[media]] perlu membawa [[etika]] dan menerapkan dampak di dalam [[masyarakat]] yang harus dilindungi dan mengurangi adanya penyalahgunaan dari dampak negatif [[media]] itu sendiri.
 
== Dimensi Etika Komunikasi ==
:'''''Tujuan'''''
::# nilai-nilai yang ada dalam [[Demokrasi]]
::# [[hak]] manusia untuk berekspresi
::# hak yang dimiliki [[publik]] akan [[informasi]] yang benar
 
:'''''Aksi'''''
::# tatanan aturan [[Hukum]] dan [[institusi]]
::# hubungan - hubungan kekuasaan
::# mempunyai peran asosiasi, [[lembaga]] konsumen, komisi pengawas
 
:'''''Sarana'''''
::# kesadaran akan [[moral]] atau nurani aktor komunikasi
::# ilmu [[deontologi]] [[jurnalisme]]
 
== Media sebagai Sarana Publik ==
Fungsi [[media]] dapat digunakan sebagai sarana [[kritik]] terhadap [[kekuasaan]] dan kontrol [[masyarakat]]. Selain itu [[media]] juga berfungsi sebagai [[ruang]] [[publik]] atau [[ruang]] antara [[publik]]. Namun [[prinsip]] ''[[berita]] buruk merupakan [[berita]] baik'' mendorong [[media]] untuk membuat pemberitaan terkait [[skandal]] maupun keburukan [[pemerintah]]. Hal ini menyebabkan [[pemerintah]] menjadi [[apriori]] terhadap [[pers]]. [[Pemerintah]] tidak bisa melihat sisi positif dari [[kebebasan pers]]. Padahal pemberitaan yang dilakukan [[pers]] dapat memberikan fungsi [[audit]] yang gratis untuk kinerja [[pemerintah]]. [[Pers]] berperan dalam mengangkat [[aspirasi]] [[publik]], kelompok-kelompok pinggiran maupun kaum lemah. Kemudian mendiskusikan urusan-urusan [[publik]], memberikan kesempatan kepada [[masyarakat]] untuk berdialog dan bernegosiasi dengan pemegang [[kekuasaan]] atau perumus kebijakan serta sebagi [[media]] pertukaran [[gagasan]], menyerap [[aspirasi]]-aspirasi [[politik]].
 
== Kekerasan Media ==
Kesalahan lain [[media]] yaitu menyajikan [[pesan]] [[kekerasan]] di dalam [[program]] yang disiarkan tanpa memikirkan [[usia]] individu yang menontonnya. Telah terjadi banyak kasus yang menyeret nama [[media]] sebagai pelaku tindak [[kekerasan]] berbagai golongan [[masyarakat]]. Nilai-nilai itu dapat mempengaruhi tanpa sadar [[masyarakat]] yang menontonnya. Maka [[etika]] [[komunikasi]] mau tak mau juga harus merumuskan, mendefinidikan dan menentukan batas-batas [[kekerasan]]. berdasarkan peristiwa yang terjadi di [[Amerika Serikat]], pada tanggal [[20 April]] [[1999]], dua [[siswa]], '''Dylan
Klebold''' (''18 tahun'') dan '''Eric Harris''' (''17 tahun''), melakukan penembakan secara brutal dengan [[senapan]] [[mesin]] pada [[jam]] [[sekolah]] di '''''Sekolah Menengah Atas Columbine''''', '''Littleton, '''Colorado''', [[Amerika Serikat]]. Bergaya [[koboi]], kedua [[remaja]] ini menembakkan [[peluru]] dari [[senapan]] mesinnya di [[kantin]], di ruang [[kelas]], lorong [[koridor]], dan teras depan [[sekolah]]. 12 [[siswa]] dan seorang [[guru]] tewas terbunuh. Lebih dari 20 orang luka-luka. Kedua pelaku pun [[bunuh diri]] dengan [[menembak]] diri usai serangan membabi [[buta]]. [[Pembantaian]] ala [[koboi]] itu terjadi kembali berkali-kali di [[negeri]] [[paman Sam]] itu pada tahun-tahun terakhir ini dan jumlah [[korban]] semakin lebih banyak. Dalam hal ini, maka [[etika]] [[komunikasi]] diciptakan agar dapat mendukung pihak yang [[rentan]] menjadi [[korban]] [[kekerasan]] [[media]], tanpa terjebak bersikap represif.
 
== Tanggung Jawab Media ==
 
::Pertama, [[media]] harus menyajikan “pemberitaan yang benar, komprehensif dan [[cerdas]].” [[Media]] dituntut untuk selalu akurat, dan tidak berbohong. [[Fakta]] harus disajikan sebagai fakta, dan pendapat harus dikemukakan murni sebagai pendapat. Kriteria [[kebenaran]] juga dibedakan menurut ukuran [[masyarakat]]: [[Masyarakat]] sederhana dan [[masyarakat]] modern.
 
::Kedua, [[media]] harus berperan sebagai forum pertukaran pendapat, komentar dan [[kritik]]. Karenanya, [[media]] tak hanya berfungsi sebagai sumber informasi melainkan juga forum penyelesaian [[masalah]]. Setiap [[masalah]] yang menjadi urusan [[publik]] dan berhubungan dengan [[publik]] disodorkan oleh [[media]], untuk kemudian dibahas bersama dan dicarikan jalan keluar.
 
::Ketiga, [[media]] harus menyajikan gambaran khas dari setiap kelompok [[masyarakat]]. Syarat ini menuntut [[media]] untuk memahami karakteristik dan juga kondisi semua [[kelompok]] di [[masyarakat]] tanpa terjebak pada [[stereotipe]]. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya [[konflik]] [[sosial]] di [[masyarakat]] terkait dengan isi [[berita]] yang disajikan.
::Keempat, [[media]] harus selalu menyajikan dan menjelaskan [[tujuan]] dan nilai-nilai [[masyarakat]]. Ini tidak berarti [[media]] harus mendramatisir pemberitaannya, melainkan berusaha mengaitkan suatu [[peristiwa]]suatuperistiwa dengan [[hakikat]] makna keberadaan [[masyarakat]] dalam hal-hal yang harus diraih. Hal ini karena [[media]] merupakan [[instrumen]] [[pendidik]] [[masyarakat]] sehingga [[media]] harus “memikul [[tanggung jawab]] [[pendidik]] dalam memaparkan segala sesuatu dengan mengaitkannya ke [[tujuan dasar [[masyarakat]].”
 
::Kelima, [[media]] “harus membuka [[akses]] ke berbagai [[sumber [[informasi]].”[[Masyarakat]] [[industri]] modern membutuhkan jauh lebih banyak ketimbang di masa sebelumnya. Alasan yang dikemukakan adalah dengan tersebarnya [[informasi]] akan memudahkan [[pemerintah]] menjalankan tugasnnya. Lewat [[informasi]], sebenarnya [[media]] membantu [[pemerintah]] menyelesaikan berbagai [[persoalan]] yang terjadi dalam [[masyarakat]].
 
==Rujukan Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.depkominfo.go.id/ Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070407000209/http://www.depkominfo.go.id/ |date=2007-04-07 }}
* [http://tech.groups.yahoo.com/group/motivasi-komunikasi-leadership/ Milis Komunikasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100718043223/http://tech.groups.yahoo.com/group/Motivasi-Komunikasi-Leadership/ |date=2010-07-18 }}
{{Reflist}}
* http://id.shvoong.com/books/1942088-etika-komunikasi-menipulasi-media-kekerasan/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110505112610/http://id.shvoong.com/books/1942088-etika-komunikasi-menipulasi-media-kekerasan/ |date=2011-05-05 }}
* http://www.scribd.com/doc/6026803/Etika-media
* http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1386&Itemid=1{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://ganie-souza.blogspot.com/2009/01/etika-komunikasi.html
* http://almubarak.multiply.com/journal/item/71{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://atwarbajari.wordpress.com/2008/09/20/media-massa-dan-tanggung-jawab-kepada-publik/
* http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=6455&Itemid=47{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://www.eputobi.net/page44.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120923065225/http://www.eputobi.net/page44.html |date=2012-09-23 }}
 
[[Kategori:Komunikasi| ]]
 
[[ckb:گەیاندن]]
[[fa:ارتباطات]]
[[li:Kommunikasie]]