Inflasi dan perekonomian Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(33 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Inflasi dan perekonomian Indonesia''' sangat saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi, sudah dipatikandipastikan akan mempengaruhimemengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
 
== Inflasi dan perekonomian ==
=== Inflasi ===
[[Inflasi]] di [[Indonesia]] diumpamakan seperti [[penyakit endemiskronis]] dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di [[Malaysia]] dan [[Thailand]] senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali dipada zaman Presiden [[Soekarno]], karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak ''prudent'' (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman [[Soeharto]], pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena [[Bank Indonesia]] masih punya misi ganda, antara lain sebagai ''agent of development'', yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru dipada zaman reformasi, mulai dipada zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai [[rupiah]]. Tetapi karena sejarah dan karena ''inflationary expectations'' masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercerminbecermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.<ref>[{{Cite web |url=http://kolom.pacific.net.id/ind/prof_m._sadli/artikel_prof_m._sadli/pertumbuhan_ekonomi_tidak_bisa_dipaksakan.html |title=Prof. MEric Sadlikristanto, Pertumbuhan ekonomi tidak bisa dipaksakan, Kolom Pakar:2005] |access-date=2007-06-16 |archive-date=2007-06-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070610104426/http://kolom.pacific.net.id/ind/prof_m._sadli/artikel_prof_m._sadli/pertumbuhan_ekonomi_tidak_bisa_dipaksakan.html |dead-url=yes }}</ref>
{| class="toccolours" style="float:right; width:200px; margin-leftright: 1em; margin-bottom: 1ex;"
| valign="top" |
{| class="wikitable"
|-
! Bulan dan tahun
! Tingkat inflasi
|-
| Mei 2007
| 6.01 %
|-
| April 2007
| 6.29 %
|-
| Maret 2007
| 6.52 %
|-
| Februari 2007
| 6.30 %
|-
| Januari 2007
| 6.26 %
|-
| Desember 2006
| 6.60 %
|-
| November 2006
| 5.27 %
|-
| Oktober 2006
| 6.29 %
|-
| September 2006
| 14.55 %
|-
| Agustus 2006
| 14.90 %
|-
| Juli 2006
| 15.15 %
|-
| Juni 2006
| 15.53 %
|-
| Mei 2006
| 15.60 %
|}
<small>Data inflasi dari [http://www.bi.go.id/biweb/Templates/Dynamic/Inflasi_ID.aspx?NRMODE=Published&NRORIGINALURL=%2fweb%2fid%2fIndikator%2bMoneter%2bdan%2bPerbankan%2fInflasi%2f&NRNODEGUID=%7b4143E51B-E694-4F35-9A29-9AB09A301A72%7d&NRCACHEHINT=NoModifyGuest# catatan Bank Indonesia]</small>
|}
[[Inflasi]] di [[Indonesia]] diumpamakan seperti [[penyakit endemis]] dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di [[Malaysia]] dan [[Thailand]] senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden [[Soekarno]], karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak ''prudent'' (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman [[Soeharto]], pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena [[Bank Indonesia]] masih punya misi ganda, antara lain sebagai ''agent of development'', yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai [[rupiah]]. Tetapi karena sejarah dan karena ''inflationary expectations'' masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.<ref>[http://kolom.pacific.net.id/ind/prof_m._sadli/artikel_prof_m._sadli/pertumbuhan_ekonomi_tidak_bisa_dipaksakan.html Prof. M Sadli, Pertumbuhan ekonomi tidak bisa dipaksakan, Kolom Pakar:2005]</ref>
 
===Perekonomian===
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun [[1997]] dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat mempengaruhi iklim [[investasi]] di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan [[ekonomi]] yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
{| class="toccolours" style="float:left; width:200px; margin-left: 1em; margin-bottom: 1ex;"
| valign="top" |
{| class="wikitable"
Baris 64 ⟶ 12:
|-
| Maret 2006
| 415.674 %
|-
| Juni 2006
| 515.253 %
|-
| September 2006
| 514.555 %
|-
| Desember 2006
| 6.160 %
|}
<small>Data pertumbuhan ekonomi dari [http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Inflasi+CPI/ Inflasi CPI - Bank Sentral Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090904235230/http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Inflasi+CPI |date=2009-09-04 }}</small>
<small>Data pertumbuhan ekonomi dari [http://www.bi.go.id/biweb/Templates/Dynamic/DataStatCat_ID.aspx?NRMODE=Published&NRORIGINALURL=%2fweb%2fid%2fData%2bStatistik%2fstatcat%2ehtm%3fhead%3d15%26lang%3d%26stat%3dio&NRNODEGUID=%7b8DD16249-89F0-4DE4-8DEF-C5301EA1C183%7d&NRCACHEHINT=NoModifyGuest&head=103&stat=io catatan Bank Indonesia]</small>
|}
 
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan [[terorisme]], serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian.
=== Perekonomian ===
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahunpada tahun [[1997]] dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat mempengaruhi iklim [[investasi]] di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan [[ekonomi]] yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
 
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalamdi dalam pemberantasan [[terorisme]], serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.
 
Dalam data yang disajikan secara terperinci, dapat dilakukan pengkajian - pengkajian terperinci dan fokus untuk menentukan dasar inflasi.
==Catatan==
 
== Catatan ==
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
* [[Inflasi]]
* [[Ekonomi Indonesia]]
 
[[Kategori:Ekonomi Indonesia]]