Sukarno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Azhar riztekki (bicara | kontrib)
Tidak bisa dipindahkan dari halaman Soekarno karena halaman sudah dibuat (Hanya di Copy Paste dari halaman sebelumnya). Untuk alasannya bisa menghubungi Saya di halaman pembicaraan
pengalihan ilegal
 
Baris 1:
#ALIH [[Soekarno]]
{{lindungidarianon2|small=yes}}
{{original research}}
{{refimprove}}
{{Expert-subject}}
{{Infobox_President
| honorific-prefix = Ir.
| name=Soekarno
| nationality=Indonesia
| image=Soekarno.jpg
| office=Presiden Indonesia
| order=1
| term_start=[[17 Agustus]] [[1945]]
| term_end=[[12 Maret]] [[1967]]({{age|1945|8|17|1967|3|12}} tahun)
| predecessor=''Tidak ada, jabatan baru''
| successor=[[Soeharto]]
| birth_date={{birth date|1901|6|1}}
| birth_place=[[Blitar]], [[Jawa Timur]]
| death_date={{Tanggal kematian dan umur|1970|6|21|1901|6|1}}
| death_place=[[Jakarta]]
| spouse=[[Oetari]] (1921-1923),{{br}}[[Inggit Garnasih]] (1923-1943),{{br}}[[Fatmawati Soekarno|Fatmawati]] (1943-1956),{{br}}[[Hartini]] (1952-1970),{{br}}[[Kartini Manoppo]] (1959-1968),{{br}}[[Ratna Sari Dewi Soekarno|Ratna Sari Dewi]] (1962-1970),{{br}}[[Haryati]] (1963-1966),{{br}}[[Yurike Sanger]] (1964-1968),{{br}}[[Kartini Manoppo]],{{br}}[[Heldy Djafar]] (1966-1969)
| children=[[Guntur Soekarnoputra]],{{br}}[[Megawati Soekarnoputri]],{{br}}[[Rachmawati Soekarnoputri]],{{br}}[[Sukmawati Soekarnoputri]],{{br}}[[Guruh Soekarnoputra]] (dari Fatmawati),{{br}}[[Taufan Soekarnoputra]],{{br}}[[Bayu Soekarnoputra]] (dari Hartini),{{br}}[[Totok Suryawan]] (dari Kartini Manoppo),{{br}}[[Kartika Sari Dewi Soekarno]] (dari Ratna Sari Dewi)
| party=[[Partai Nasional Indonesia|PNI]]
| vicepresident=[[Mohammad Hatta]]
| signature=Sukarno Signature.svg
}}
 
'''Ir. Soekarno'''<sup>[[#Tentang nama Soekarno|1]]</sup> ({{lahirmati|[[Kota Blitar|Blitar]], [[Jawa Timur]]|6|6|1901|[[Jakarta]]|21|6|1970}}) adalah [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Indonesia]] pertama yang menjabat pada periode [[1945]] - [[1966]]. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali [[Pancasila]]. Ia adalah [[Proklamator Kemerdekaan]] Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]].
 
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 [[Supersemar]] yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar [[Letnan Jenderal]] [[Soeharto]] untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
 
== Latar belakang dan pendidikan ==
Soekarno dilahirkan dengan nama [[Kusno Sosrodihardjo]]. Ayahnya bernama [[Raden]] [[Soekemi Sosrodihardjo]], seorang [[guru]] di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama [[Ida Ayu Nyoman Rai]] berasal dari [[Buleleng]], [[Bali]] <ref>http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/biography/index.asp?presiden=sukarno</ref>.
 
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di [[Tulungagung]], [[Jawa Timur]]. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama [[Oemar Said Tjokroaminoto]] mengajak Soekarno tinggal di [[Surabaya]] dan disekolahkan ke ''Hoogere Burger School (H.B.S.)'' di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin [[Sarekat Islam]], organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi ''Jong Java'' (Pemuda Jawa).
 
Tamat H.B.S. tahun [[1920]], Soekarno melanjutkan ke ''Technische Hoge School'' (sekarang [[ITB]]) di [[Bandung]], dan tamat pada tahun [[1925]]. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan [[Tjipto Mangunkusumo]] dan [[Dr. Douwes Dekker]], yang saat itu merupakan pemimpin organisasi [[National Indische Partij]].
 
=== Keluarga Soekarno ===
{{Silsilah Soekarno}}
 
== Masa pergerakan nasional ==
Pada tahun [[1926]], Soekarno mendirikan ''Algemene Studie Club'' di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal [[Partai Nasional Indonesia]] yang didirikan pada tahun [[1927]]. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember [[1929]], dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal [[31 Desember]] 1931.
 
Pada bulan Juli [[1932]], Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus [[1933]], dan diasingkan ke [[Flores]]. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru [[Persatuan Islam]] bernama [[Ahmad Hassan]].
 
Pada tahun [[1938]] hingga tahun [[1942]] Soekarno diasingkan ke [[Provinsi Bengkulu]].
 
Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun [[1942]].
 
== Masa penjajahan Jepang ==
[[Berkas:Famsukarno fatma.jpg|250px|thumbnail|right|Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur]]
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "''mengamankan''" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada [[Tiga A|Gerakan 3A]] dengan tokohnya [[Shimizu]] dan [[Mr. Syamsuddin]] yang kurang begitu populer.
 
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, [[Mohammad Hatta]] dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti [[Jawa Hokokai]], Pusat Tenaga Rakyat ([[Putera]]), [[BPUPKI]] dan [[PPKI]], tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, [[Ki Hajar Dewantara]], [[Kiai Haji Mas Mansur|K.H Mas Mansyur]] dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti [[Sutan Syahrir]] dan [[Amir Sjarifuddin]] karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
 
[[Berkas:Soekarno diantara Pemimpin Dunia.JPG|250px|thumbnail|right|Soekarno diantara Pemimpin Dunia]]
 
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
 
Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan [[Pancasila]], [[UUD 1945]] dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok [[Peristiwa Rengasdengklok]].
 
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang [[Hideki Tojo]] mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar [[Hirohito]]. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh [[Marsekal Terauchi]], pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
 
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan [[Jepang]] membuat Soekarno dituduh oleh [[Belanda]] bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus [[romusha]].
 
== Masa Perang Revolusi ==
[[Berkas:Altar ruang tamu.jpg|300px|thumb|Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di [[Rengasdengklok]].]]
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang [[Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia]]. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia [[BPUPKI]],Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [[PPKI]], Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 
Setelah menemui Marsekal Terauchi di [[Dalat]], [[Vietnam]], terjadilah [[Peristiwa Rengasdengklok]] pada tanggal [[16 Agustus]] [[1945]]; Soekarno dan [[Mohammad Hatta]] dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air [[Peta]] Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[Singgih]] serta [[Chairul Saleh]]. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada [[Nabi Muhammad SAW]] yakni [[Al Qur-an]]. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh [[KNIP]].Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.
 
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir [[Phillip Christison]], Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara ''de facto'' setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan [[NICA]] ([[Belanda]]) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah [[Peristiwa 10 November 1945]] di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral [[A.W.S Mallaby]].
 
Karena banyak provokasi di [[Jakarta]] pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
 
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/''single executive''). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/''double executive''. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
 
Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi [[Peristiwa Madiun 1948]] serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) dengan ketua [[Sjafruddin Prawiranegara]], tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.
 
== Masa kemerdekaan ==
[[Berkas:Tkhsukarno with tito.jpg|250px|thumbnail|left|Soekarno dan Joseph Broz Tito]]
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah [[Belanda]] menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr [[Assaat]], yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
 
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa [[17 Oktober 1952]] dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
 
[[Berkas:Tkhsukarno with jfk2.jpg|250px|thumbnail|right|Soekarno dan John F Kennedy]]
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa [[Asia]]-[[Afrika]], masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan [[Dasa Sila]]. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan [[imperialisme]] dan [[kolonialisme]], ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden [[Josip Broz Tito]] ([[Yugoslavia]]), [[Gamal Abdel Nasser]] ([[Mesir]]), [[Mohammad Ali Jinnah]] ([[Pakistan]]), [[U Nu]], ([[Birma]]) dan [[Jawaharlal Nehru]] ([[India]]) ia mengadakan [[Konferensi Asia Afrika]] yang membuahkan [[Gerakan Non Blok]]. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
 
[[Berkas:Soekarno and Jawaharlal Nehru.JPG|200px|thumbnail|right|Soekarno dan Jawaharlal Nehru]]
 
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah [[Nikita Khruschev]] ([[Uni Soviet]]), [[John Fitzgerald Kennedy]] ([[Amerika Serikat]]), [[Fidel Castro]] ([[Kuba]]), [[Mao Tse Tung]] ([[Republik Rakyat Cina|RRC]]).
 
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
 
=== Sakit hingga meninggal ===
{{sect-stub}}
Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh penggantinya [[Soeharto]]. Jenazahnya [[Makam Soekarno|dikebumikan]] di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.
 
== Peninggalan ==
{{sect-stub}}
Pada tanggal [[19 Juni]] [[2008]], [[Pemerintah Kuba]] menerbitkan [[perangko]] yang bergambar Soekarno dan presiden Kuba [[Fidel Castro]].<ref>{{cite news
|first =
|last =
|author = ROY
|coauthors =
|url = http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/03/01462536/kuba.terbitkan.perangko.bung.karno.dan.fidel.castro
|title = Kuba Terbitkan Perangko Bung Karno dan Fidel Castro
|work =
|publisher = Kompas Cyber Media
|pages =
|page =
|date = [[3 Juni]] [[2008]]
|accessdate = [[3 Juni]] [[2008]]
|quote =
}}
</ref> Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan "kunjungan [[Presiden Indonesia]], Soekarno, ke [[Kuba]]".
 
== Penamaan ==
[[Nama]] lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo.<ref>{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| year =
| url = http://bangfauzy.com/profiltokoh.php?id=161&option=view
| title = Profil Tokoh: Ir. Soekarno
| format =
| work =
| publisher = bangfauzi.com
| accessdate = 3 June
| accessyear = 2008
| quote =
}}</ref> Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa{{fact}}; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno{{fact}}. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi '''Sukarno''' karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah ([[Belanda]]){{fact}}. Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam [[Proklamasi#Teks Proklamasi|Teks Proklamasi]] [[17 Agustus 1945|Kemerdekaan Indonesia]] yang tidak boleh diubah{{fact}}.
 
Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah '''Bung Karno'''.
=== Achmed Soekarno ===
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis ''Achmed Soekarno''. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki [[marga|nama keluarga]]. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama ''Achmed'' di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia [[bahasa Ceko]], [[bahasa Wales]], [[bahasa Denmark]], [[bahasa Jerman]], dan [[bahasa Spanyol]].
 
Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji.<ref>Adams, Cindy. 1965. ''Sukarno, an autobiography as told to Cindy Adams''. New York:The Bobs Merryl Company Inc.</ref>
 
Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
 
== Lihat pula ==
*[[De-Soekarnoisasi]]
*[[Daftar Presiden Indonesia]]
*''[[Vivere pericoloso]]''
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
* {{id}} Dr. Syafiq A. Mughnie,M.A.,PhD. Hassan Bandung, Pemikir Islam Radikal. ''PT. Bina Ilmu'', 1994, pp 110-111.
* {{en}} Leslie H. Palmier. Sukarno, the Nationalist. ''Pacific Affairs'', vol. 30, No, 2 (Jun. 1957), pp 101-119.
* {{en}} Bob Hering, 2001, ''Soekarno, architect of a nation, 1901-1970'', KIT Publishers Amsterdam, ISBN 90-6832-510-8, [[KITLV]] Leiden, ISBN 90-6718-178-1
* {{nl}} Lambert J. Giebels, 1999, ''Soekarno. Nederlandsch onderdaan. Biografie 1901-1950''. Deel I, uitgeverij Bert Bakker Amsterdam, ISBN 90-351-2114-7
* {{nl}} Lambert J. Giebels, 2001, ''Soekarno. President, 1950-1970'', Deel II, uitgeverij Bert Bakker Amsterdam, ISBN 90-351-2294-1 geb., ISBN 90-351-2325-5 pbk.
* {{nl}} Lambert J. Giebels, 2005, ''De stille genocide: de fatale gebeurtenissen rond de val van de Indonesische president Soekarno'', ISBN 90-351-2871-0
 
== Pranala luar ==
{{wikiquote-id}}
{{wikisource|Soekarno}}
* [http://www.gatra.com/2001-06-07/versi_cetak.php?id=6900 Bung Karno Dan Para Isteri Hati yang Melihat Wanita - Edisi Khusus Gatra Nomor 29 Beredar 4 Juni 2001] oleh Dewi Sri Utami
 
{{Kotak mulai}}
{{Kotak suksesi | jabatan = [[Presiden Republik Indonesia]] | tahun = 1945 - 1967 | pendahulu = <small>tidak ada (Presiden pertama)</small> | pengganti = [[Soeharto]]}}
{{Kotak selesai}}
{{Presiden Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Soekarno, Ir}}
{{Interproyek|
* [[:q:Soekarno|Wikiquote]]
* [[:s:Soekarno|Wikisource]]
}}
 
[[Kategori:Soekarno| ]]
[[Kategori:Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:BPUPKI]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Ketua DPA]]
[[Kategori:Tokoh dari Blitar]]
[[Kategori:Poligamis]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh PNI]]
[[Kategori:Pemimpin Perang Dingin]]
 
[[ar:أحمد سوكارنو]]
[[bg:Сукарно]]
[[ca:Achmed Sukarno]]
[[cy:Achmed Sukarno]]
[[da:Achmed Sukarno]]
[[de:Sukarno]]
[[en:Sukarno]]
[[eo:Soekarno]]
[[es:Achmed Sukarno]]
[[et:Sukarno]]
[[fa:احمد سوکارنو]]
[[fi:Sukarno]]
[[fr:Soekarno]]
[[hi:सुकर्णो]]
[[hr:Sukarno]]
[[io:Sukarno]]
[[it:Sukarno]]
[[ja:スカルノ]]
[[jv:Soekarno]]
[[ko:수카르노]]
[[map-bms:Soekarno]]
[[mr:सुकर्णो]]
[[ms:Sukarno]]
[[nl:Soekarno]]
[[no:Sukarno]]
[[pl:Sukarno]]
[[pt:Sukarno]]
[[ro:Achmed Sukarno]]
[[ru:Сукарно, Ахмед]]
[[sa:सुकर्णो]]
[[simple:Sukarno]]
[[su:Sukarno]]
[[sv:Sukarno]]
[[th:ซูการ์โน]]
[[tr:Sukarno]]
[[uk:Сукарно]]
[[vi:Sukarno]]
[[war:Sukarno]]
[[zh:蘇卡諾]]
[[zh-min-nan:Sukarno]]