Museum Rumah Pondokgede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zalina Yulianthy (bicara | kontrib)
k Zalina Yulianthy memindahkan halaman Rumah Pondok Gede ke Museum Rumah Pondokgede
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k perbaikan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
[[Berkas:Achterzijde van een bijgebouw van landhuis Pondok Gede in Meester Cornelis te Batavia, KITLV 107019.tiff|jmpl|Bagian dalam landhuis Pondok Gede]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reserve-officieren van het KNIL tijdens een trainingsmars voor het landhuis Pondok Gedeh ten zuidoosten van Meester Cornelis TMnr 60045200.jpg|jmpl]]
'''Rumah Pondok Gede''' atau '''Landhuis Pondok Gedeh''' adalah sebuah rumah yang dibangun oleh Pendeta Johannes Hooyman sekitar tahun 1775. Pada tahun 1992, bangunan itu dibongkar pada tahun 1992 untuk pembangunan Plaza Pondok Gede.
 
== Sejarah ==
Baris 15:
Lantai satu dibangun dalam gaya Indonesia terbuka dengan serambi pada ketiga sisinya (joglo). Sementara bagian depan yang bertingkat dua, dibangun gaya tertutup Belanda. Rumah kombinasi dua gaya ini dahulu sangat lazim pada rumah-rumah tuan tanah.
 
Menurut Adolf Heuken dalam bukunya Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta, interior rumah ini pernah menunjukkan cita rasa tinggi. Plesteran terdapat pada beberapa ruangan dan serambi, ditambah aneka hiasan pada pintu dan kusen jendela.<ref name=":1">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cybernews|date=2012-04-03|title=Bangunan Pondok Gede Lenyap|url=https://edukasi.kompas.com/read/2012/04/03/15593010/~Lansir~Revitalisasi|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-07-12|editor-last=Pingkan}}</ref><ref>{{Cite book|last=SJ|first=A. Heuken|date=2000|title=Historical Sites of Jakarta|location=Jakarta|publisher=Cipta Loka Caraka|isbn=9789812041241|pages=280|url-status=live}}</ref> Karena bangunan ini cukup besar, warga sekitar sering menyebutnya dengan 'Pondok yang Gede' yang lambat laut hanya disebut dengan Pondok Gede.<ref>{{Cite webnews|title=Asal Usul Nama Pondok Gede yang Diambil dari Rumah Besar Milik Pendeta Belanda|url=https://metro.sindonews.com/read/683675/173/asal-usul-nama-pondok-gede-yang-diambil-dari-rumah-besar-milik-pendeta-belanda-1644591748|websitework=SINDOnews[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2022-07-12}}</ref>
 
Pada 3 Januari 1800, Leendert Miero menyewa lahan perkebunan Pondok Gede dan setelah 20 tahun menetap (tahun 1820) berhasil memiliki dan merenovasi landhuis yang semula berbahan kayu jati menjadi bangunan beton bergaya Indies. Leendert Miero wafat pada tanggal 10 Mei 1834 dalam usia 59 tahun dan dimakamkan di belakang Landhuis Pondok Gede yang menjadi tempat tinggalnya (''De Vrijdagavond, Joodsch Weekblad'', 29 Juli 1932).<ref name=":0" />
 
== Keadaan terkini ==
Dalam perkembangannya hingga pada akhir abad ke-20, Pondok Gede hendak dipugar oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Survei arkeologi pernah dilaksanakan pada Januari 1988. Dari survei itu diketahui bahwa luas tanah mencapai 325 hektar, semula merupakan perkebunan sereh. Setelah berpindah tangan ke CV Handel, beralih menjadi perkebunan karet. Pada 1946 berpindah tangan lagi ke NV Pago Rado dan pada 1962 dibeli oleh TNI AU (Inkopau). Menurut laporan survei tersebut, Pondok Gede banyak dikunjungi wisatawan mancanegara terutama dari Australia dan Belanda. <ref name=":1" />
 
Pada 1987 Inkopau pernah menulis surat kepada Gubernur DKI Jakarta. Isinya tentang rencana pembangunan pusat rekreasi dan perbelanjaan di areal Pondok Gede. Disebutkan, bangunan kuno itu akan dilestarikan bahkan akan merupakan sentra dari taman rekreasi. Nyatanya, uang mengubah segalanya, bangunan kuno bernilai historis itu tetap lenyap. Hanya namanya tetap abadi, sebagai nama jalan penghubung wilayah Jakarta dengan Jawa Barat.<ref name=":1" />
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
<references group="" responsive="1"></references>
{{Batavia}}