Kemalasan (tujuh dosa pokok): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Jheronimus Bosch Table of the Mortal Sins (Accidia).jpg|250px|jmpl|ka|Accidia (kemalasan rohani) dalam ''[[Tujuh Dosa Mematikan dan Empat Hal Terakhir]]'', lukisan karya [[Hieronymus Bosch]].]]
'''Kemalasan''' ({{lang-en|sloth}}, {{lang-la|acedia}}) adalah salah satu dosa dari antara [[tujuh dosa pokok]]. Kemalasan dipandang sebagai [[dosa]] yang paling sulit untuk didefinisikan, dan untuk digolongkan sebagai dosa, karena mengacu pada pencampuradukan gagasan-gagasan khas dari zaman kuno seperti keadaan mental, spiritual, patologis, dan fisik.<ref name=":0">{{en}} {{Cite book|title=The Seven Deadly Sins: Society and Evil|last=Lyman|first=Stanford|publisher=|year=|isbn=0-930390-81-4|location=|pages=5
== Terminologi ==
Kata Inggris ''sloth'' dikatakan berasal dari istilah [[bahasa Latin|Latin]] ''[[acedia]]'' atau ''accidia'' ([[bahasa Inggris Pertengahan]]: ''accidie'') dan berarti "tanpa peduli". Secara rohani, ''acedia'' pertama-tama mengacu pada suatu penderitaan atau kesusahan yang melingkupi umat beragama, terutama para biarawan atau [[rahib]], yang karenanya mereka menjadi tidak acuh pada tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban mereka kepada Allah. Secara mental, ''acedia'' memiliki sejumlah komponen khas; komponen yang dipandang paling penting adalah kekerasan hati atau ketidakpekaan, yakni kurangnya perasaan apa pun terkait diri sendiri atau orang lain, suatu keadaan [[budi]] yang menimbulkan kebosanan, dendam, apati, dan suatu kelembaman pasif atau pemikiran lamban. Secara fisik, ''acedia'' pada dasarnya dikaitkan dengan penghentian gerak dan ketidakpedulian untuk bekerja; pengungkapannya didapati dalam tindakan [[kemalasan]], pengangguran, dan penghindaran aktivitas.<ref name=":0" />
Dalam [[bahasa Indonesia]], istilah ''acedia'' dalam konteks dosa pokok biasa diterjemahkan menjadi "kemalasan" atau "malas".<ref>{{cite book|title=Kamus Teologi|publisher=Penerbit Kanisius|year=1996|isbn=9789794975244|page=61|url=https://books.google.co.id/books?id=CoEoejVwL1sC&pg=PA61|access-date=2017-04-13|archive-date=2017-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20170413235632/https://books.google.co.id/books?id=CoEoejVwL1sC&pg=PA61|dead-url=yes}}</ref> Terjemahan lain yang dipandang memungkinkan adalah "ketidakpedulian", namun kata "kelambanan" dan "kejemuan" dianggap sebagai terjemahan-terjemahan yang kurang tepat dari istilah ''acedia''.<ref>{{cite web|url=http://www.katolisitas.org/terjemahan-tujuh-dosa-pokok-dan-acedia/|title=Terjemahan Tujuh Dosa Pokok dan Acedia|author=Stefanus Tay|publisher=katolisitas.org}}</ref>
== Definisi ==
=== Katolik ===
Dalam
Kemalasan juga berarti tidak lagi memanfaatkan [[tujuh karunia Roh Kudus]] ([[Hikmat]], [[Pengertian]], [[Nasihat]], [[Pengetahuan]], [[Kesalehan]], [[Keperkasaan]], dan [[Takut akan Allah|Takut akan Tuhan]]); ketidakpedulian tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya kemajuan rohani seseorang untuk sampai pada [[Kehidupan kekal (Kekristenan)|kehidupan kekal]], pengabaian tugas-tugas melakukan [[kasih (praktik)|amal kasih]] kepada sesama, dan kebencian terhadap orang-orang yang mengasihi Allah.<ref name=":3">{{en}} {{Cite book|title=Sin and Its Consequences|last=Manning|first=Henry Edward|author-link=Henry Edward Manning|url=https://books.google.com/books?id=khsTAAAAYAAJ|publisher=Burns and Oates|year=1874|isbn=|location=London|pages=40,103-117}}</ref>
Kemalasan merupakan dosa pelalaian (''omission'') yang adalah juga dosa pelaksanaan (''commission''), dapat ditimbulkan dari [[tujuh dosa pokok|dosa-dosa pokok]] lainnya. Sebagai contoh, seorang anak mungkin saja mengabaikan kewajibannya kepada orang tuanya karena [[kemarahan]]. Kendati keadaan kemalasan dan kebiasaan kemalasan tergolong sebagai [[dosa berat]], kebiasaan ataupun keadaan dari jiwa yang condong ke arah keadaan kemalasan berat tahap akhir belum tentu merupakan dosa berat, kecuali dalam kondisi tertentu.<ref name=":3" />
|