Bonus demografi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor |
k clean up, added orphan tag |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
'''Bonus Demografi''' (Bahasa Inggris: '''''Demographic Dividend'''''), berdasarkan istilah dari [[Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (''United Nations Population Fund (UNFPA)''), adalah potensi [[pertumbuhan ekonomi]] yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun).<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.unfpa.org/demographic-dividend?page=7|title=Demographic dividend|website=www.unfpa.org|language=en|access-date=2020-04-25}}</ref> Kondisi ini dapat terjadi ketika [[Tingkat kelahiran|angka kelahiran]] dan angka kematian menurun pada suatu negara, dimana hal ini menyebabkan usia non-produktif (0-14 tahun) menurun dan penduduk usia kerja dapat hidup lebih lama untuk menghasilkan potensi pertumbuhan ekonomi.<ref>{{Cite web|url=https://www.prb.org/demographic-dividend-factsheet/|title=Fact Sheet: Attaining the Demographic Dividend – Population Reference Bureau|language=en-US|access-date=2020-04-25}}</ref> Secara angka, terjadinya Bonus Demografi dapat diukur dengan menurunnya [[rasio ketergantungan]] di suatu negara yang berarti proporsi usia produktif di negara tersebut meningkat.▼
▲'''Bonus Demografi''' (
Namun, Bonus Demografi tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan [[produktivitas]] dari penduduk usia kerja tersebut.<ref name=":1">{{Cite book|title=Memetik Bonus Demografi: Membangun Manusia Sejak Dini|last=Adioetimo|first=Sri Moertiningsih|date=Maret 2018|publisher=PT RajaGrafindo Persada|isbn=978-602-425-241-0|location=Depok|pages=|url-status=live}}</ref> UNFPA menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus demografi ketika setiap orang menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kemandirian anak muda. Kondisi ini dapat terjadi ketika suatu negara yang memiliki potensi jumlah penduduk tersebut juga memiliki kebijakan yang baik.<ref name=":0" />
Baris 6 ⟶ 8:
== Bonus Demografi di Indonesia ==
[[Berkas:Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Penduduk Indonesia.png|jmpl|515x515px|Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia<ref name=":1"
Terciptanya Bonus Demografi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kebijakan pemerintah pada tahun 1970-an, yaitu [[Keluarga Berencana]] (KB). Keberhasilan kebijakan KB berhasil menrunkan angka kelahiran, bersamaan dengan penurunan angka kematian melalui kebijakan peningkatan kualitas kesehatan. Sejak kebijakan tersebut, Indonesia mengalami [[transisi demografi]] atau perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi anak-anak usia 15 tahun ke bawah menurun dengan cepat, diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan peningkatan perlahan penduduk lansia. Dengan demikian, sejak sekitar tahun 1980-an, Indonesia masuk dalam era Bonus Demografi yang puncaknya akan terjadi sekitar tahun 2030, yang disebut sebagai [[jendela peluang]] (''window of opportunity''). Pada tahun 2030 tersebut, proposi penduduk usia 15-64 tahun di Indonesia mencapai angka 68,1% dan angka rasio ketergantungan sebesar 46,9.<ref name=":1" />
Prof. [[Sri Moertiningsih Adioetomo]], yang merupakan dosen dan peneliti [[Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia]], mencetuskan istilah bonus demografi dalam pidato pengukuhannya sebagai [[Profesor|guru besar]] [[ilmu kependudukan]].<ref name=":2" /> Sejak saat itu, konsep
Pemerintahan Presiden [[Joko Widodo]] mengadopsi konsep ini ke dalam kebijakan pembangunannya. Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, Presiden Joko Widodo menyampaikan keoptimisannya dalam ketercapaian Bonus Demografi. Presiden menyatakan bahwa pemerintahannya akan fokus untuk meningkatkan kualitas [[Sumber daya manusia|Sumber Daya Manusia]] (SDM) dengan menekankan pentingnya akses dan kualitas pendidikan serta kesehatan.<ref>{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/253668-presiden-optimistis-bonus-demografi-jadi-lompatan-kemajuan-bangsa|title=Presiden Optimistis Bonus Demografi Jadi Lompatan Kemajuan Bangsa|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2019-08-16|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2020-04-25}}</ref>
|