Suku Sekajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k top: pembersihan kosmetika dasar, added underlinked tag
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}
'''Suku Dayak Sekajang''' adalah sub [[suku Dayak]] yang berasal dari Semuh yang berada di Serawak. Sub suku Dayak ini tinggal di hulu bantaran Sungai Sekayam yaitu di Kampung Sekajang yang berada di Kecamatan Entikong. Sedangkan yang tinggal di Serawak, Malaysia berada di Pedawan karena faktor pernikahan. Bahasa yang digunakan sering disebut sebagai Bahasa Senggau, peristiwa ini berawal dari terjadi pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Payebung dari Serawak, dan pada akhirnya Payebung dimutilasi oleh orang Semuh. Untuk selanjutnya keluarga Payebung melakukan pembalasan melalui tipu muslihat dengan menggunakan kotoran manusia. Oleh karena bau kotoran manusia tersebut terjadi dimana-mana orang Semuh ini menutup hidung sehingga suaranya menjadi senggau dan akhirnya melakukan migrasi ke Sekajang yang sekarang ini, peristiwa ini terjadi ketika suku Dayak melakukan ngayau pada zaman dahulu. Di Sekajang terdapat panca yaitu bangunan yang digunakan untuk menyimpan benda-benda hasil mengayau, salah satunya adalah tengkorak manusia. Panca yang terdapat di Sekajang merupakan panca yang paling tua usianya jika dibandingkan dengan panca yang terdapat di Sontas dan Pengadang.<ref>[http://entikong.web.id/suku-penjaga-patok-negara SUKU DAYAK PENJAGA PATOK NEGARA dalamentikong.web.id]</ref>
 
'''Suku Dayak Sekajang''' adalah sub [[suku Dayak]] yang berasal dari Semuh yang berada di Serawak. Sub suku Dayak ini tinggal di hulu bantaran Sungai Sekayam yaitu di Kampung Sekajang yang berada di Kecamatan Entikong. Sedangkan yang tinggal di Serawak, Malaysia berada di Pedawan karena faktor pernikahan. Bahasa yang digunakan sering disebut sebagai Bahasa Senggau, peristiwa ini berawal dari terjadi pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Payebung dari Serawak, dan pada akhirnya Payebung dimutilasi oleh orang Semuh. Untuk selanjutnya keluarga Payebung melakukan pembalasan melalui tipu muslihat dengan menggunakan kotoran manusia. Oleh karena bau kotoran manusia tersebut terjadi dimana-mana orang Semuh ini menutup hidung sehingga suaranya menjadi senggau dan akhirnya melakukan migrasi ke Sekajang yang sekarang ini, peristiwa ini terjadi ketika suku Dayak melakukan ngayau pada zaman dahulu. Di Sekajang terdapat panca yaitu bangunan yang digunakan untuk menyimpan benda-benda hasil mengayau, salah satunya adalah tengkorak manusia. Panca yang terdapat di Sekajang merupakan panca yang paling tua usianya jika dibandingkan dengan panca yang terdapat di Sontas dan Pengadang.<ref>[{{Cite web |url=http://entikong.web.id/suku-penjaga-patok-negara |title=SUKU DAYAK PENJAGA PATOK NEGARA dalamentikong.web.id] |access-date=2011-05-11 |archive-date=2013-01-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130115032408/http://entikong.web.id/suku-penjaga-patok-negara |dead-url=yes }}</ref>
 
== Rujukan ==
Baris 5 ⟶ 7:
 
{{dayak}}
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Barat|Dayak Sekajang]]
 
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Barat|Dayak Sekajang]]
[[Kategori:Dayak]]