Kalirejo, Kokap, Kulon Progo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k →Profil Kesehatan: pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 16:
'''Koordinat Wilayah:''' 07⁰ 49’ 44” LS 110⁰ 03’ 53” BT
Jarak Desa Kalirejo dengan pusat pemerintahan kecamatan Kokap 5
Batas wilayah:
Baris 46:
== Sejarah Desa ==
Berdasarkan penuturan dari beberapa tokoh masyarakat bersih desa sudah ada sejak
Pada waktu itu Desa Kalirejo belum terbentuk, yang ada adalah Kelurahan Kalibuka, Kelurahan Plampang (Ki Diparejo) dan Kelurahan Sangon ( Ki Kartodimeja ).Tahun 1942 dari ketiga kelurahan tersebut digabung menjadi satu menjadi nama KALIREJO. Adapun lurah pertama Kalirejo adalah R. Mangkurejo/ R Mangkuredja. Masa pemerintahan Lurah pertama antara tahun 1942 sampai dengan tahun 1961. Wilayah pemerintahan meliputi 9 (sembilan) pedukuhan antara lain
=== Ketoprak & Jathilan ===
Baris 54:
=== Budaya Bersih Dusun ===
Ada budaya unik khususnya di Dukuh Kalibuka yaitu budaya bersih dusun. Pada awalnya tata cara bersih dusun dilakukan dari membersihkan lingkungan rumah dan linngkungan pedukuhan yang dilanjutkan pada 9 petilasan Sunan Kalijaga. Namun kurun berjalannya waktu pelaksanaan bersih dusun di kalibuka sudah banyak perubahan. Dan sampai saat ini pelaksanaan bersih dusun antara lain
# '''Membersihkan lingkungan'''. Hal ini dimaksudkan agar lingkungan masyarakat bersih dari sampah-sampah sehingga masyarakat akan terhindar dari berbagai penyakit. Namun yg lebih utama bahwa kita diharapkan tidak hanya bersih lahir saja namun batin juga ikut bersih.
# '''Membersihkan Lokasi Sebatur'''. Sebatur merupakan tempat yang dulunya digunakan untuk mengadakan rapat para walisongo dalam rangka syiar agama Islam dan membahas tentang keberlangsungan kedudukan Raja di tanah jawa. Sehingga tujuan masyarakat membersihkan tempat tersebut adalah untuk mengingatkan pada kita tentang situs sejarah Sunan Kalijaga. Dengan harapan kita bisa mensuritauladan beliau baik dalam perjuangan maupun sistem kepemimpinannya.
# '''Membersihkan Lokasi Bambu/Pring Gede.''' Pring Gede terjadi dari 8 ( delapan) buah tusuk sate/sujen sate Sunan Kalijogo yang pada waktu itu sedang melakukan buka pausa. Yang akirnya tempat tersebut menjadi tonggak sejarah terbentuknya pedukuhan Kalibuko, yang dulunya berasal dari kata WALI BUKA dan lambat laun menjadi Kalibuko. Sehingga dengan kita membersihkan tempat tersebut kita akan selalu ingat sejarah awal mula terjadinya nama pedukuhan Kalibuko. Sebenarnya masih ada 1 ( satu ) buah lagi tusuk sate / sujen sate yang akhirnya jadi Pring Larangan. Namun pring larangan ini tidak tampak oleh mata kita secara langsung. Dan bumbu masak sate akirnya menjadi pohon asem.
# '''Selamatan atau Kepungan.''' Selamatan atau kepungan ini biasanya dilaksanakan pada siang hari ditempat dimana akan digelar wayang kulit. Masyarakat berduyun-duyun datang dengan membawa tenong yang berisi makanan yang berujud nasi yang dibentuk menjadi golong dan tumpeng, lauk,
# '''Pagelaran Wayang Kulit Sehari Semalam.''' Puncak dari acara bersih dusun atau merti dusun ini adalah dengan digelarnya wayang kulit ini. Hal ini dilaksanakan sebagai wujud rasa suka cita atas hasil bumi yang telah didapatkan juga bertujuan untuk melestarikan salah satu bentuk budaya daerah, khususnya budaya jawa. Dipilihnya wayang kulit sebagai puncak acara upacara adat ini karena wayang kulit merupakan budaya yang tidak hanya sekadar tontonan namun juga berisi tuntunan dan juga dengan tatanan. Tontonan adalah hiburan yang bisa dilihat dengan mata dan akan membuat kita merasa senang dan terhibur. Dengan melihat wayang kulit kita akan terhibur, banyak kreasi yang muncul dan banyolan yang membuat kita bisa tertawa sehingga pikiran menjadi segar. Tuntunan, dalam cerita wayang kulit banyak hikmah yang bisa kita ambil, banyak suri tauladan dari tokoh pewayangan yang dapat kita contoh, banyak wejangan yang bisa kita ambil maknanya sampai pada informasi terkinipun dapat disebarluaskan lewat wayang kulit ini. Bahkan penyebaran agamapun bisa dilakukan dengan media ini. Tatanan, pagelaran wayang kulit tidak hanya asal-asalan namun ada patokan-patokan yang mesti dilakukan, dalam istilah jawanya pakem. Baik dari dalang, waranggono, maupun pemain musiknya. Ada aturan-aturan khusus yang mereka lakukan. Inilah keunikan budaya jawa. Sehingga kenapa generasi muda banyak yang tidak suka dengan budayanya sendiri karena mereka
== Potensi Desa ==
Desa Kalirejo masih asri dan alami, sehingga kaya akan potensi wisata alam dan industri pertanian, antara lain:
* Gula semut di Desa Kalirejo telah mendapatkan banyak perhatian, salah satunya oleh program Persiapan Keberangkatan (PK) ke-47 para beaswan LPDP melalui pelatihan dan pembukaan "Kampung Gula Semut" di Dukuh Plampang 1 [http://menyapa-indonesia.com/gerakan/gerakan-di-dukuh-plampang-1/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170315000629/http://menyapa-indonesia.com/gerakan/gerakan-di-dukuh-plampang-1/ |date=2017-03-15 }}.
* Potensi alam yang disediakan Desa Kalirejo antara lain bambu, kayu, batu dan juga dari sektor barang tambang seperti emas, barit dan lain lain maupun dari sektor perkebunan seperti buah-buahan seperti durian, langsep, manggis, alpokat.
* Gunung Agung di Dukuh Plampang 1, Kalirejo, Kokap, juga merupakan salah satu potensi wisata alam yang tidak diboleh dilewatkan saat berkunjung ke Kokap. Sebagai salah satu area pegunungan tertinggi di wilayah Kulon Progo, pemandangan alam yang disediakannya sangat indah ditambah udaranya yang sejuk dan segar. Dengan keadaan alam yang masih alami ini perlu sentuhan-sentuhan lagi agar lebih menarik dan bisa sebagai potensi wisata alam alternatif di wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Baris 72:
Desa Kalirejo merupakan salah satu desa endemis malaria dengan tingkat ikejadian infeksi malaria yang relatif tinggi dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Meskipun demikian, insidensi malaria telah turun drastis sejak tahun 2012. Hal ini juga dibantu melalui insiasi program PROMOTE Project ("''Kulon Progo Reduce Malaria through One Health Initiative''") pada tahun 2016 berlokasi di Dukuh Plampang 1 yang bertujuan untuk memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menanggulangi malaria. Strategi yang telah terbukti efektif secara global pun diperkenalkan, antara lain: penggunaan kelambu berinsektisida, ''indoor spraying residue (IRS)'', penggunaan lotion dan semprotan anti-nyamuk, deteksi dini dan pengobatan tuntas, serta upaya-upaya pencegahan lainnya (penggunaan lengan panjang, menghindari keluar malam hari, dan menjaga kelancaran saluran air limbah).{{Kokap, Kulon Progo}}
{{Authority control}}
|