Kecapian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Kecapi Kolaborasi: pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Kecapian''' atau '''Kacapian''' merupakan bentuk kesenian yang menggunakan [[kecapi]] sebagai waditra utama.<ref name="Kasenian">
== [[Kecapi Suling]] ==
Baris 12:
=== Kecapi Kawih ===
Kawih adalah bentuk karawitan sekar (vokal) yang terikat oleh birama atau ketukan. Kecapi untuk mengiringi kawih berbeda dengan kecapi pengiring tembang. Kecapi yang digunakan untuk mengiringi kawih ini adalah kecapi siter dengan julah kawat 20. Biasanya menggunakan satu atau dua buah kecapi.
Kesenian ini biasanya tampil menghibur dalam berbagai acara, baik acara seremonial biasa maupun acara-acara hajatan. Hingga saat ini dikenal beberapa pelaku seni kecapi kawih yang andal di Majalengka, di antaranya E. Kusnadi, Oyo suharja, Wasman Rukmana, Daryono, Risnandar, Soni Supriatna (suling dan rebab), Aceng Hidayat (suling), Dede Carmo, Rasma Sudrajat, dan Dadang.
Baris 37:
Kesenian pantun merupakan jenis kesenian yang didukung oleh unsure-unsur seni sastra dan karawitan. Unsur sastra tampak pada cerita pantun yang dibawakan. Cerita pantun yang semula hanya merupakan cerita lisan. Sekarang sudah banyak yang ditulis berupa buku. Unsur seni karawitan tampak pada iringan widatra kecapi yang dipetik selama pertunjukan pantun dilaksanakan.
Karakteristik penyajian pantun secara tradisional adalah
# Pelaku kesenian ini hanya 1 orang.
# Sebelum pergelaran dilakukan upacara berupa penyiapan sesajen (sesaji) dan membaca mantra oleh juru pantun sambil membakar kemenyan.
Baris 64:
== Kecapi Kolaborasi ==
Kecapi kolaborasi dikembangkan oleh para seniman muda Majalengka seperti Oyo Suharja dan kawan-kawan. Pada kesenian ini waditra yang digunakan adalah, kecapi siter, gitar akustik, cuk, gitar bas, biota, suling, gendang, dan gong. Jumlah pernain musik yang, terlibat di dalamnya mencapai sepuluh orang, yang masing-masing memegang alat musik yang berbeda. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu kowlli Sunda, lagu-lagu pop Sunda, dan bahkan mampu mengiringi lagu-lagu Indonesia populer.
Di dalam penyajiannya, para pemusik tidak duduk bersila sebagaimana kesenian Sunda lainnya. Kecapi yang digunakan disimpan di atas sebuah standar sehingga pemain kecapi dapat memainkannya sambil duduk di atas kursi. Demikian pula dengan, pemain musik lainnya. Jumlah penyanyi atau juru sekar pada kesenian ini dapat lebih dari satu orang.
Baris 70:
Kecapi kolaborasi di Majalengka pertama kali diperkenalkan pada waktu Gelar Seni Tradisi 1 tanggal 26 Desember 2004. Sanggar Panghegar (Radika FM Majalengka) pimpinan Wasman Rukmana adalah satu-satunya kelompok kesenian yang menyajikan jenis kesenian ini.
Tetapi seiring dengan perkembangan
== Rujukan ==
|