[[Berkas:Waduk-melati Melati 01.jpg|250px|Waduk Melati dengan pemandangan mengarah ke Selatan,utara. perhatikanDi letaklatar Gedungbelakang BNI46terlihat apartemen Thamrin Residence.|jmpl]] '''Waduk Melati''', atau dikenal juga dengan nama panjang '''Waduk Kebon Melati''', adalah sebuah waduk yang terdapat di daerah Jalan Dukuh Pinggir, [[Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kelurahan Kebon Melati]], [[Jakarta Pusat]]. Letaknya tepat di sebelah [[Thamrin Residence]], dan di sekitarnya ada berbagai pusat perbelanjaan dan bisnis Thamrin, Kebon Kacang, Tanah Abang,<ref name=detik>[http://news.detik.com/read/2013/06/12/105951/2271021/10/taktik-ahok-bangun-apartemen-dekat-waduk-harus-sumbang-pompa?nd772204btr ''Taktik Ahok Bangun Apartemen Dekat Waduk Harus Sumbang Pompa'']. Diakses dari situs berita detik pada 2 Januari 2014</ref>, misalnya [[Thamrin City, Grand Indonesia, Jakarta City Center,]] dan [[Grand Indonesia]]<ref>[http://giewahyudi.com/waduk-melati-waduk-kecil-di-pusat-kota-jakarta/ ''Waduk Melati, Waduk Kecil di Pusat Kota Jakarta''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140102191200/http://giewahyudi.com/waduk-melati-waduk-kecil-di-pusat-kota-jakarta/ |date=2014-01-02 }}. Diakses dari situs GieWahyudi pada 2 Februari 2014</ref> Waduk ini dibangun pada 1966 untuk mengatasi banjir Jakarta, sebagai penampung air berlebih dari daerah sekitarnya. <ref name=TN>[http://wartakota.tribunnews.com/2013/11/05/waduk-melati-jakarta-pusat-tetap-jorok ''Waduk Melati Jakarta Pusat Tetap Jorok''.] Diakses dari situs berita Tribun News pada 2 Januari 2014.</ref> Waduk ini memiliki ciri khas bersebelahan dengan kali kecil yang dipisahkan oleh dinding tebal melengkung sehingga air dari waduk akan berpindah ke kali atau sebaliknya jika salah satunya meluap.
== Kondisi waduk ==
Karena belum pernah dikeruk sejak pembangunannya hingga Desember 2013, Waduk Melati telah mengalami pendangkalan hebat. Isi waduk ini bukan lagi air, namun lumpur hitam dengan bau kotoran yang menyengat, serta terlihat beberapa tumpukan sampah. Warga di sekitar mengaku telah menyampaikan permintaan untuk normalisasi waduk, namun masih belum dikabulkan hingga akhir 2013 sebagai bagian dari proyek JEDI.<ref name=TN/>. Sebenarnya pada tahun 2010, telah direncanakan pengerukan dengan bantuan Bank Dunia, dengan harapan bisa mengurangi banjir di kawasan Thamrin. Namun rencana ini terus tertunda hingga tiga tahun setelahnya. <ref>[http://www.tempo.co/read/news/2010/08/20/083272702/Kawasan-Thamrin-Segera-Bebas-Banjir ''Kawasan Thamrin Segera Bebas Banjir''.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140102193915/http://www.tempo.co/read/news/2010/08/20/083272702/Kawasan-Thamrin-Segera-Bebas-Banjir |date=2014-01-02 }} Diakses dari situs Berita Tempo pada 2 Februari 2014</ref>
== Pengerukan ==
Program pengerukan diresmikan oleh Jokowi, didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan, Wali Kota Jakarta Pusat Syaifullah dan perwakilan dari Bank Dunia, pada tanggal 11 Desember 2013. Proyek bagian dari [[Jakarta Emergency Dredging Initiative]] (JEDI) ini melanjutkan program serupa yang telah tertunda selama lima tahun sebelumnya dan diharapkan selesai dalam jangka waktu dua tahun.
Dalam pengerjaan paket 1 JEDI , lokasi yang akan dikeruk yaitu Kali Ciliwung Gunung Sahari dari pintu air Masjid Istiqlal sampai pintu air Marina dengan luas 5.100 meter, kemudian Waduk Melati dengan luas 4,9 hektare, saluran Gresik dari Jalan Surabaya Menteng sampai Teluk Betung Kebon Kacang 2.004 meter dan Kali Cideng Hulu dari Waduk Setiabudi sampai dengan jalan Teluk Betung Kebon Kacang 1.260 meter. Total pengerukan yang dilakukan dalam volume pekerjaan paket I ini yaitu 98.240 meter kubik. Di sungai dan kali tersebut akan dilakukan pemasangan sheet pile di tiap tanggul sepanjang 4.832 meter dan 1.245 meter.
Normalisasi ini menelan anggaran Rp 284 Miliar sebagai pinjaman dari Bank Dunia.<ref>[http://www.merdeka.com/jakarta/waduk-melati-mulai-dikeruk-jokowi-tak-mau-pengerjaannya-lelet.html ''Waduk Melati Mulai Dikeruk, Jokowi Tak Mau Pengerjaaannya Lelet''.] Diakses dari situs berita Merdeka.com pada 2 Februari 2014</ref>
|