Ruwat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar
 
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Dead endEssay-like|date=OktoberDesember 20162021}}
{{OrphanTone|date=OktoberDesember 20162021}}
{{More citations needed|date=Februari 2023}}'''Ruwat''' adalah salah satu [[upacara]] dalam [[Budaya Jawa|kebudayaan Jawa]] yang ditujukan untuk membuang keburukan atau menyelamatkan sesuatu dari sebuah gangguan. Seseorang atau sesuatu yang telah diruwat diharapkan mendapat [[keselamatan]], [[kesehatan]], dan [[Damai|ketenteraman]] kembali.<ref>{{Cite web|date=2018-03-28|title=Ruwatan, Membuang Sengkala dalam Tradisi Budaya Jawa|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/ruwatan-membuang-sengkala-dalam-tradisi-budaya-jawa/|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta|language=en-US|access-date=2021-12-23}}</ref> Gangguan dalam hal ini dapat berupa banyak hal, seperti nasib buruk, terkena [[ilmu hitam]], atau [[makhluk gaib]].<ref>{{Cite web|date=2021-05-18|title=Ruwat, Ruwatan Adalah Apa? Tradisi Masyarakat Jawa Memiliki Arti Membuang Sial|url=https://sumsel.tribunnews.com/2021/05/18/ruwat-ruwatan-adalah-apa-tradisi-masyarakat-jawa-memiliki-arti-membuang-sial|website=Tribunsumsel.com|language=id-ID|access-date=2021-12-23}}</ref>
 
===Pengertian= Asal kata ==
Ruwat dalam [[keratabasa]] Jawa dapat diartikan ''"kudu bisa luru lan bisa ngrawat"'' yang bermakna harus bisa mencari dan merawat.<ref>{{Cite book|last=Kasim|first=Supali|date=2012|url=https://books.google.com/books?id=_Gh2DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA61&dq=ruwat+adalah&hl=id|title=Budaya Dermayu: Nilai-Nilai Historis, Estetis, dan Transendental|publisher=Gapura Publishing.com|isbn=978-602-18890-2-2|language=id}}</ref>
 
== Pengertian ==
 
<!--[if gte mso 9]><xml>
Baris 46 ⟶ 50:
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->Dalam
masyarakat [[Jawa]], ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu :
 
1.
1.      
Ritual ruwat untuk diri sendiri.
 
2.
2.      
Ritual ruwat untuk lingkungan.
 
3.
3.      
Ritual ruwat untuk wilayah.
 
Pada umumnya, pangruwatan Murwa Kala, dilakukan dengan pagelaran pewayangan yang
membawa cerita Murwa Kala dan dilakukan oleh dalang khusus memiliki kemampuan
dalam bidang ruwatan. Pada ritual pangruwatan, bocah sukerta dipotong rambutnya,
dan menurut kepercayaan masyarakat Jawa, kesialan dan kemalangan sudah menjadi
tanggungan dari dalang karena anak sukerta sudah menjadi anak dalang. Karena
Baris 95 ⟶ 99:
inilah yang kemudian dicarikan solosi, agar tak termakan Sang Batara Kala ini
diperlukan ritual ruwatan. Kata Murwakala/purwakala berasal dari kata purwa
(asalmuasal manusia) ,dan pada lakon ini, yang menjadi titik pandangnya adalah
kesadaran : atas ketidak sempurnanya diri manusia, yang selalu terlibat dalam
kesalahan serta bisa berdampak timbulnya bencana (salah kedaden).
 
Untuk
pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwakala biasanya diperlukan perlengkapan
sebagai berikut :
 
1.
Baris 110 ⟶ 114:
 
3.
Kelir atau layar kain.
 
4.
Blencong atau lampu dari minyak.
 
== Latar Belakang ==
Diruwat (jawa) atau diruat (sunda) berasal dari adat istiadat Jawa, istilah ruwat berasal dari istilah ''Ngaruati'' artinya menjaga dari kecelakaan Dewa Batara. Biasanya ruwat dilaksanakan ketika: anak yang sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan, mempunyai tanda Wisnu (tanda putih pada badannya, dll.
 
==Latar BelakangCatatan kaki ==
<references />
Diruwat (jawa) atau diruat (sunda) berasal dari adat istiadat Jawa, istilah ruwat berasal dari istilah ''Ngaruati'' artinya menjaga dari kecelakaan Dewa Batara. Biasanya ruwat dilaksanakan ketika: anak yang sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan, mempunyai tanda Wisnu (tanda putih pada badannya, dll
 
[[Kategori:Hindu di Indonesia]]