Pancakumara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.3) (bot Menambah: jv:Pancawala |
k pembersihan kosmetika dasar |
||
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pancakumara''' {{Sanskerta|पञ्चकुमार|Pañcakumāra}}, dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', adalah sebutan untuk lima orang putra [[Dropadi]] dari hasil perkawinannya dengan [[Pandawa|Pancapandawa]]. Pancakumara terdiri dari: Pratiwindya, Sutasoma, Srutakarma, Satanika, dan Srutasena.<ref>{{cite book |last=Menon |first=Ramesh |title=The Mahabharata : a modern rendering|url=https://archive.org/details/mahabharatamoder0000unse |year=2006|publisher=iUniverse, Inc.|location=New York|isbn=9780595401888}}</ref><ref>{{cite book |title=The Mahābhārata|url=https://archive.org/details/mahabharata03buit|url-access=registration|year=1981|publisher=University of Chicago Press|location=Chicago|isbn=9780226846644|edition=Phoenix|editor=van Buitenen, J.A.B. |translator=van Buitenen}}</ref> Saat berperang di [[Kurukshetra]], mereka berada di pihak [[Pandawa]], dan semuanya tergolong Atirathi, sebagaimana yang dinarasikan oleh [[Bisma]].
Menurut ''Mahabharata'', mereka juga memiliki saudara lain ibu; tiga di antaranya ikut serta dalam [[perang Kurukshetra]], yaitu: [[Abhimanyu]], [[Gatotkaca]], dan [[Irawan]].
Bersama Abimanyu, Pancakumara melawan raksasa [[Alambusa]] pada pertempuran pada hari ke-9. Pada hari ke-11, mereka berhadapan dengan [[Wresasena]], putra [[Karna]], dan mengalahkannya.
Nama kelima orang Pancakumara yang dilahirkan oleh [[Dropadi]] tersebut antara lain adalah: ▼
# '''Sutasoma''' putra [[Bimasena]]▼
# '''Satanika''' putra [[Nakula]]▼
''Mahabharata'' mengisahkan bahwa Pancakumara dan saudara-saudaranya gugur akibat perang tersebut. Namun, Pancakumara tidak gugur di medan laga, melainkan di tenda peristirahatan. Mereka dibunuh oleh [[Aswatama]], yang diangkat sebagai pemimpin serangan malam setelah [[Duryodana]] (pemimpin para [[Korawa]]) dikalahkan oleh [[Bima (Mahabharata)|Bima]].
== Kisah Kematian ==▼
== Nama dan urutan kelahiran ==
Setelah perang berakhir, [[Duryodana]] sang pemimpin [[Korawa]] dalam keadaan sekarat sempat mengangkat [[Aswatama]] sebagai panglima untuk meneruskan pertempuran. Aswatama disertai dua orang rekannya yang masih hidup, yaitu [[Krepa]] dan [[Kretawarma]] menyusup ke dalam perkemahan pihak Pandawa.▼
Istilah "Pancakumara" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], yaitu dari kata ''pañca'' yang bermakna "lima" dan ''kumara'' yang bermakna "putra" atau "anak lelaki". Dalam ''Mahabharata'', mereka disebut pula dengan beberapa nama: '''Upapandawa''' {{Sanskerta|उपपाण्डव|Upapāṇḍava}} yang berarti "Pandawa kecil"; '''Pandawaputra''' {{Sanskerta|पाण्डपुत्र|Pāṇḍavaputra}}, yang secara [[harfiah]] berarti "Putra [para] Pandawa"; '''Dropadeya''' {{Sanskerta|द्रौपदेय|Draupadéya}}, sebuah [[matronim]] yang secara harfiah berarti "Keturunan [[Dropadi]]".
▲Nama kelima orang Pancakumara yang dilahirkan oleh [[Dropadi]] tersebut
Di dalam kemah tersebut, Aswatama membunuh [[Drestadyumna]], pangeran dari [[Kerajaan Pancala]]. Ia kemudian menemukan lima orang pria dalam keadaan tertidur. karena mengira kelimanya adalah Pandawa, Aswatama pun langsung membunuh mereka. Selain itu Aswatama juga membunuh [[Srikandi]], kakak Drestadyumna.▼
# '''Pratiwindya''' {{sanskerta|प्रतविन्ध्य|Prativindhya}} atau '''Srutawindya''' {{Sanskerta|श्रुतविन्ध्य|Śrutavindhya}}, putra [[Yudistira]]
▲# '''Sutasoma''' {{Sanskerta|सुतसोम|Sutasoma}}, putra [[Bimasena|Bima]]
▲# '''Satanika''' {{Sanskerta|शतानीक|Śatānīka}}, putra [[Nakula]]
# '''Srutasena''' {{Sanskerta|श्रुतसेन|Śrutaséna}} atau '''Srutakerti''' {{Sanskerta|श्रुतकृति|Śrutakṛti}}, putra [[Sadewa]]
# '''Srutakarma''' {{Sanskerta|श्रुतकर्म|Śrutakarma}}, putra [[Arjuna]]
Urutan kelahiran Pancakumara memiliki sedikit perbedaan dengan para ayahnya, terutama mulai dari Satanika sampai Srutakarma. Jika mengikuti urutan kelahiran ayahnya (begitu pula giliran untuk berhubungan dengan Dropadi), maka urutannya adalah: putra Yudistira, putra Bima, putra Arjuna, putra Nakula, putra Sadewa. Menurut ''[[Mahabharata]]'', perbedaan itu terjadi karena [[Arjuna]] menjalani masa pembuangan setelah putra Yudistira dan putra Bima lahir. Maka dari itu, [[Nakula]] mendahuluinya, disusul oleh [[Sadewa]]. Setelah Arjuna kembali, akhirnya Dropadi melahirkan putra kelimanya.
==
===Pratiwindya===
Pancawala atau Pancakumara dalam [[wayang|pewayangan]], terutama di [[Jawa]] bukan terdiri dari lima orang, tetapi hanya seorang saja. Pancawala versi ini adalah putra [[Yudistira]] dan [[Drupadi]].▼
Pratiwindya alias Srutawindya<ref>{{cite book|last=N.V.|first=Thadani|title=The Mystery of the Mahabharata: Vol.4}}</ref> merupakan putra [[Yudistira]] dan [[Dropadi]], serta merupakan yang sulung di antara saudaranya. ''Mahabharata'' menguraikannya sebagai petarung yang cekatan, masyhur karena menghadapi pasukan bagaikan "Batara [[Indra]] yang bersenjata [[bajra]]".<ref>http://ancientvoice.wikidot.com/mbh:prativindhya</ref>
Menurut Mulyono dalam artikelnya yang berjudul ''Dewi Dropadi: Antara kitab Mahabharata dan Pewayangan Jawa'', menyatakan bahwa terjadinya perbedaan cerita antara kitab ''[[Mahabharata]]'' dengan versi pewayangan Jawa adalah karena pengaruh perkembangan agama [[Islam]]<ref>”Dewi Dropadi:Antara kitab Mahabharata dan Pewayangan Jawa”. Artikel dalam Warta Hindu Dharma No.290 edisi Juli 1991</ref>. Setelah [[Kerajaan Majapahit]] yang bercorak [[Hindu]] runtuh, munculah [[Kerajaan Demak]] yang bercorak [[Islam]]. Pada masa itu, segala sesuatu harus disesuaikan dengan hukum agama Islam. Pertunjukan [[wayang]] yang pada saat itu sangat digemari oleh masyarakat, tidak diberantas ataupun dilarang melainkan disesuaikan dengan ajaran Islam. ▼
Dalam kisah [[perang Kurukshetra|perang besar]] di [[Kurukshetra]], Pratiwindya bertempur melawan [[Sangkuni]], ahli siasat pihak [[Korawa]].<ref>https://books.google.co.in/books?id=BjP7CwAAQBAJ&pg=PA349&lpg=PA349&dq=subala+prativindhya+mahabharata&source=bl&ots=aRIbzE6zwn&sig=ACfU3U0a8k-sBVa8dL-iP72SA5koSx1frA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiT_tffvJ_qAhX_4zgGHcm9CCkQ6AEwBnoECAwQAQ#v=onepage&q=subala%20prativindhya%20mahabharata&f=false</ref> Pada pertempuran pada hari ke-9, ia berhasil melumpuhkan raksasa [[Alambusa]]. Pada hari ke-15, ia menghadang [[Aswatama]] yang menuju ke arah [[Drona]]. Ia berhasil memunuh Citra, raja Abhisara, pada hari ke-16.<ref>https://www.facebook.com/MahabharatKiGalatiyan/posts/chitrasena-chitrasena-who-art-thou-chitrasenathe-other-son-of-dhritrashtrachitra/663235267122692/</ref>
Dalam nersi aslinya, Dropadi menikah dengan kelima [[Pandawa]] karena perintah ibu mereka yang menyuruh tanpa sengaja. Meskipun demikian, para pujangga Islam tetap saja memandang [[poliandri]] sebagai hal yang kurang baik. Oleh karena itu, Dropadi versi Jawa pun dikisahkan hanya menikah dengan Yudistira saja, dan berputra satu orang bernama Pancawala. ▼
===Sutasoma===
Dalam versi ini, Pancawala menikah dengan sepupunya, yaitu Pregiwati putri [[Arjuna]]. Pregiwati memiliki kakak bernama Pregiwa yang menjadi istri [[Gatotkaca]] putra [[Bimasena]].▼
Sutasoma bermakna "yang berwajah tampan bagai rembulan";<ref>{{cite book|last=N.V.|first=Thadani|title=The Mystery of the Mahabharata: Vol.4}}</ref> ia merupakan putra [[Bhima|Bima]] dan [[Dropadi]]. Sebagaimana ayahnya, ia mahir memakai senjata [[gada]], demikian pula dalam [[panahan]]. Pada hari pertama [[perang Kurukshetra]], ia berhadapan dengan pangeran [[Wikarna]], salah satu putra [[Dretarastra]]. Ia juga hampir berhasil membunuh [[Sangkuni]]. Pada hari ke-12, ia menghadang Wiwingsati. Ia berperan penting bersama Yudistira dan Pancakumara lainnya dalam menghadang [[Dursasana]] dan para Korawa lainnya pada hari ke-15.<ref>{{cite book|title=The Mahabharata|isbn=9781451015799}}</ref>
== Referensi ==▼
{{reflist}}▼
===Satanika===
Satanika merupakan putra [[Nakula]] dan [[Dropadi]]. Ia diberi nama yang sama dengan ''Rajaresi'' masyhur di kalangan [[Dinasti Kuru]], dan diyakini sebagai penitisan [[Wiswadewa]]. Dalam kisah [[perang Kurukshetra]], ia diangkat sebagai wakil panglima [[Drestadyumna]]—yang merupakan paman sekaligus gurunya——dalam merencanakan formasi tempur.<ref>{{cite book|last=Parmeshwaranand|first=Swami|title=Encyclopaedic dictionary of Purāṇas|url=https://archive.org/details/bub_gb_6F0ZIBIL2ZAC|year=2001|publisher=Sarup & Sons|location=New Delhi|isbn=9788176252263|edition=1st}}</ref> Ia membantai pasukan sekutu Korawa yang dipimpin Butakarma.<ref>{{cite book|last=Parmeshwaranand|first=Swami|title=Encyclopaedic dictionary of Purāṇas|year=2001|publisher=Sarup & Sons|location=New Delhi|isbn=9788176252263|edition=1st}}</ref> Satanika juga mengalahkan pangeran Duskarna pada pertempuran pada hari ke-6;.<ref name="wisdomlib.org">https://www.wisdomlib.org/hinduism/book/mahabharata/d/doc118436.html</ref> demikian pula Jayatsena dan Srutakarman, dua Korawa. Satanika membunuh pangeran [[kerajaan Kalinga|Kalinga]]. Pada hari ke-17, ia menghancurkan sebagian besar tentara Korawa.<ref>https://books.google.co.in/books?id=RWQ-AAAAQBAJ&pg=PT295&lpg=PT295&dq=shatanika+bhojas&source=bl&ots=rxgiUgTFrX&sig=ACfU3U0EnJ3vkiXjsHroNYWD_bvRciYTDQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjHtJeQmojrAhULxzgGHRS0BbwQ6AEwBHoECAsQAQ#v=onepage&q=shatanika%20bhojas&f=false</ref>
===Srutasena===
Srutasena merupakan putra [[Sadewa]] dan [[Dropadi]]. Seperti ayahnya, ia berwatak cerdas dan cermat. Dalam kisah [[perang Kurukshetra]], ia membunuh Sala, adik [[Burisrawa]] pada hari ke-14.<ref>{{cite book|last=Parmeshwaranand|first=Swami|title=Encyclopaedic dictionary of Purāṇas|url=https://archive.org/details/bub_gb_6F0ZIBIL2ZAC|year=2001|publisher=Sarup & Sons|location=New Delhi|isbn=9788176252263|edition=1st}},</ref> Ia juga mengalahkan kesatria pihak Korawa seperti Dusmanara, Durmuka, dan Dewawrada.<ref>https://www.wisdomlib.org/definition/shrutakarma</ref>
===Srutakarma===
Srutakarma (namanya bermakna "[orang] yang berniat baik")<ref>{{cite book | url=https://books.google.com/books?id=Ky3GBQAAQBAJ&pg=PT154 | title=The Man Who Was a Woman and Other Queer Tales from Hindu Lore | publisher=Routledge | author=John Dececco, [[Devdutt Pattanaik]] | year=2014 | isbn=9781317766308}}</ref> adalah putra [[Arjuna]] dan [[Dropadi]]. Ia merupakan yang bungsu di antara saudaranya. Ia memiliki kuda yang bulunya bagaikan burung [[pekakak]].<ref>{{cite book|isbn=9781451018264}}</ref> Seperti ayahnya, ia mahir dalam [[panahan]]. Ketika [[perang Kurukshetra]] berlangsung, ia mengalahkan Raja [[Sudaksina]] dari [[kerajaan Kamboja|Kamboja]] pada hari pertama. Ia juga bertarung dengan Jayatsena, salah satu [[Korawa]] pada hari ke-6.<ref name="wisdomlib.org"/> Ia bertarung melawan [[Dursasana]] dan [[Aswatama]] dengan teknik panahan dan pertarungan berlangsung sportif. Srutakarma juga membunuh [[Citrasena]], pemimpin [[Abhisara]], pada hari ke-16.
▲
▲Di dalam kemah tersebut, Aswatama membunuh [[Drestadyumna]], pangeran dari [[Kerajaan
== Versi pewayangan ==
▲
▲
▲Dalam
▲Dalam versi
== Lihat pula ==
*
▲== Referensi ==
▲{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.mahabharataonline.com/ Kisah Mahābhārata serta tokoh-tokohnya dengan cerita versi aslinya]
{{tokoh mahabharata}}
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|