Pergundikan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika |
k →Daftar pustaka: pembersihan kosmetika dasar |
||
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Hubungan dekat}}
[[Berkas:A Chinese Emperor With his Concubines Inspecting his Fantasy Fishing Fleet.jpg|
'''Pergundikan''' adalah suatu praktik di [[masyarakat]] yang berupa ikatan hubungan di luar [[perkawinan]] antara seorang [[perempuan]] (disebut '''gundik''') dan seorang [[laki-laki]] dengan alasan tertentu. Alasan yang paling umum biasanya adalah karena perbedaan status sosial, ras, dan agama. Selain itu, pergundikan terjadi karena adanya larangan dalam masyarakat untuk memiliki lebih dari satu istri. Praktik memelihara [[selir]] atau [[harem]] merupakan salah satu bentuk pergundikan.
Pergundikan merupakan praktik yang umum pada zaman [[kolonialisme|kolonial]]. Hubungan yang terjadi adalah antara [[tuan tanah]] dengan perempuan dari kalangan [[pribumi]] atau [[budak]] yang menjadi bawahannya. Hal ini dimungkinkan karena kurang tersedianya perempuan dari kalangan sosial yang sederajat di tanah jajahan.
Pada masa [[Hindia Belanda]], pergundikan melahirkan kelas masyarakat yang kemudian disebut dengan istilah [[kaum Indo]] pada abad ke-19 dan ke-20.
==
Di dalam
Meskipun para gundik pada masa
Gundik-gundik kaisar yang dipelihara di [[Kota Terlarang]] biasa dijaga oleh [[
== Di Thailand ==
Di [[Thailand]] zaman dahulu, seorang [[Laki-laki]] boleh memiliki beberapa wanita (istri dan gundik), yang di mana gundik dan anak-anaknya boleh diperjual belikan. Tetapi istri hanya bisa diceraikan.
== Di Hindia Belanda ==
Pada abad 19 di masa pendudukan kolonial Belanda, jamak ditemukan praktik pergundikan di kalangan pejabat Hindia Belanda. Latar belakang perempuan yang dijadikan gundik kebanyakan berasal dari keluarga pribumi miskin di desa yang berharap anak perempuanya akan memperoleh kehidupan yang lebih layak dengan menjadi pembantu di rumah-rumah pejabat Hindia Belanda. Bila tuannya berkehendak untuk mengambil pembantunya sebagai gundik, maka perempuan itu akan "naik pangkat" dan mendapat sebutan [[Nyai|"Nyai"]]. Meski derajatnya seakan terangkat, predikat "Nyai" itu sendiri mendapat stigma negatif di masyarakat karena ia menjalani [https://www.linguee.com/dutch-english/translation/samenleven.html samenleven] dan dianggap berdosa karena bergaul dengan kafir.<ref>{{Cite book|last=Baay|first=Reggie|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/683139090|title=Nyai & pergundikan di Hindia Belanda|location=Jakarta|publisher=Komunitas Bambu|isbn=978-979-3731-78-0|others=S. Hertini Adiwoso|oclc=683139090}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Wanita simpanan]]
== Referensi ==
{{sosial-stub}}▼
<references />
== Daftar pustaka ==
[[Kategori:Hubungan sosial]]▼
* {{cite book
| last = Grimal
| first = Pierre
| author-link = Pierre Grimal
| year = 1986
| orig-date = 1967
| title = Love in Ancient Rome
| url = https://archive.org/details/loveinancientrom00grim
| publisher = University of Oklahoma Press
| isbn = 978-0806120140
}}
*{{cite book
| author = Kiefer, O.
| title = Sexual Life in Ancient Rome
| year = 2012
| publisher = Routledge
| isbn = 978-1136181986
}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Pasangan]]
▲{{sosial-stub}}
|