Ki Ageng Mangir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cakkavatti (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ki Ageng Mangir''' atau ''' Ki Ageng
== Asal permusuhan ==
Sungguhpun demikian,banyak penulis
'''Silsilah Ki Ageng Mangir'''
Kembali pada ''Babad Tanah Jawa''. Menurut naskah tersebut, silsilah Ki Ageng Mangir IV sebagai berikut: Lembu Peteng (Lembu Amisani) -- Ki Ageng Mangir I (Raden Megatsari) -- Ki Ageng Mangir
Sewaktu menjadi penguasa Mangir, Bagus Wanabaya masih lajang. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sepeninggal Ki Ageng Mangir III, Bagus Wanabaya masih berusia muda. Sungguhpun demikian, Bagus Wanabaya suka memelajari ilmu kasepuhan yang beraliran ajaran Syekh Siti Jenar. Karena suka lelaku, Bagus Wanabaya dapat memiliki tombak Kiai Baru Klinting.
Baris 15:
Berkat memelajari ilmu spiritual dan kanuragan, Bagus Wanabaya dikenal sebagai pemuda sakti mandraguna. Karena kesaktian dan tombak Kiai Baru Klinting yang dimilikinya, Penembahan Senapati yang menyerang Mangir beserta pasukannya mengalami kekalahan.
== Rantai Emas jebakan ==
Atas nasihat Juru Mrentani, Retna Pembayun menyamar sebagai ledhek (penari seni Tayub). Dengan disertai Adipati Martalaya (Dalang Sandiguna), Ki Jayasupanta, Ki Sandisasmita, Ki Suradipa, dan Nyai Adirasa; Retna Pembayun meninggalkan Mataram. Sesudah mandi di Sendang Kasihan (Bantul), Pembayun beserta rombongannya menuju ke wilayah Mangir untuk ''barang ledhek'' (ngamen dengan menari tayub). Ketika menjadi ''ledhek'', Retna Pembayun menggunakan nama samaran Lara Kasihan.
Baris 23:
Mendengar warta bahwa serombongan kesenian tayub dengan penari berwajah jelita tengah ngamen di wilayahnya, Ki Ageng Mangir berkenan untuk menyaksikan. Maka, Ki Ageng Mangir mengutus bawahannya untuk mengundang kesenian tayub itu pentas di halaman Dalem Mangiran.
Berjubelan penonton memadati halaman Dalem Mangiran yang cukup luas untuk menyaksikan pertunjukan tayub. Banyak penonton lelaki kaya berkenan ngibing dengan Lara Kasihan. Mereka tidak lagi berpikir berapa banyak uang yang akan digunakan untuk nyawer Lara Kasihan.
Melihat kemolekan wajah dan gerakan erotis
Hari-hari dilalui dengan bahagia oleh Ki Ageng Mangir, terlebih saat mengetahui Rara Kasihan telah mengandung benih cintanya. Tetapi kebahagiaan itu sirna ketika Rara Kasihan mengakui sebagai putri Panembahan Senapatri musuhnya. Namun berkat cintanya pada Rara Kasihan, Ki Ageng Mangir bersedia menghadap Panembahan Senapati yang merupakan mertuanya.
Baris 33:
Setiba di Mataram, rombongan pengantin dari Mangir tersebut dijamu di Bangsal Pecaosan. Sementara Ki Ageng Mangir menghadap Panembahan Senapati di Penangkilan. Pada saat itulah, terjadi peristiwa berdarah. Ki Ageng Mangir tewas di hadapan Panembahan Senapati dengan kepala berlumuran darah.
▲==Analisa kematian==
▲PERSELISIHAN Panembahan Senapati dengan Ki Ageng Mangir, sungguhpun cenderung bersumber dari cerita tutur ketimbang sejarah, sangat menarik untuk dianalisa. Hal ini agar kita memahami latar belakang dari peristiwa berdarah di istana Mataram yang berkaitan dengan tewasnya Ki Ageng Mangir.
Muncul suatu pendapat bahwa motivasi Panembahan Senapati untuk menundukkan Ki Ageng Mangir IV karena ingin mendapatkan legitimasi sebagai keturunan Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Mengingat Panembahan Senapati dan Ki Ageng Mangir merupakan trah Prbabu Brawijaya V.
Baris 46 ⟶ 45:
* Pendapat pertama menyatakan bahwa kematian Ki Ageng Mangir karena kepalanya dibenturkan oleh Panembahan Senapati pada batu gilang yang merupakan singgasananya. Bila kisah ini benar, maka berdirinya istana Mataram telah dilumuri darah Ki Ageng Mangir. Sesudah tewas, jasad Ki Ageng Mangir dimakamkan separuh di dalam benteng makam dan separuh berada di luar makam Raja-Raja Mataram di Kotagede, Yogyakarta. Sampai sekarang makam ini bisa dilihat ketika berziarah di makam tersebut.
* Pendapat kedua mengungkapkan bahwa Ki Ageng Mangir tidak dibunuh, melainkan disingkirkan oleh Panembahan Senapati. Kepada Demang Tangkil, Ki Ageng Mangir dititipkan. Maka ketika meninggal, Ki Ageng Mangir dimakamkan di wilayah Tangkilan, Godean, Sleman. Makam Ki Ageng Mangir yang berdektan dengan Sungai Konteng tersebut sampai sekarang masih bisa disaksikan.
* Pendapat ketiga menyebutkan bahwa Ki Ageng Mangir tidak dibunuh oleh Panembahan Senapati, namun diusir dari wilayah Mataram. Maka dengan dikawal pasukan Panembahan Senapati, Ki Ageng Mangir meninggalkan
* Pendapat keempat menyatakan bahwa Ki Ageng Mangir tidak dibunuh oleh Panembahan Senapati, melainkan oleh Raden Rangga. Pendapat ini berpijak pada suatu asumsi bahwa kesaktian Raden Rangga setanding dengan kesaktian Ki Ageng Mangir.
Baris 52 ⟶ 51:
== Ki Ageng Mangir dalam fiksi ==
Kisah Ki Ageng
== Referensi ==
'''Sejarah Ki Ageng
'''BABAD MANGIR'''.
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
|