Asura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Asura Dvarapala Borobudur.jpg|ka|jmpl|Relief asura [[dwarapala]] (penjaga gerbang) diapit oleh dua [[apsara]], terdapat di Candi [[Borobudur]].]]
'''Asura''' ([[bahasa Sanskerta]]: असुर) dalam ajaran [[agama Hindu]] adalah bangsa [[Detya|Daitya]] (atau Detya), kadangkala disamakan dengan [[rakshasa]] atau makhluk yang jahat. Mereka memiliki sifat negatif, yakni memusuhi para [[Dewa (Hindu)|Dewa]].Asura merupakan dewa dari china sampai akhirnya asura pernah bertemu seorang Rosul dari agama muslim Muhammmad di cina,sehingga asura yang merupakan dewa Budha akhirnya masuk agama muslim karena muhammad datang bagai cahaya dan ditemani malaikat gabriel.Pada saat itu Asura yang merupakan dewa budha menjadikan Muhammad sebagai panutan hidup walaupun Asura di ajarkan tentang agama islam tidak banyak,Sampai pada akhirnya muhammad hilang seperti di telan bumi di china,kemudian asura mencari muhammad ke seluruh penjuru china karena asura masih banyak hal yang belum diketahuinya,tapi akhirnya tak jumpa juga akhirnya asura memutuskan untuk berlayar menuju samudra pasifik untuk mencari muhammad dan tidak lupa untuk singgah di pulau-pulau di sana untuk perbekalan maupun menyebarkan agama islam.
'''Asura''' {{Sanskerta|असुर|Aśura}} dalam [[mitologi]] [[agama Hindu]] dan [[Buddhisme|Buddha]] merupakan makhluk yang memiliki kesaktian dan menguasai ilmu gaib tertentu, mirip dengan [[dewa]] atau ''Sura''.<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, pages 2-6</ref>
Asura merupakan salah satu aspek dalam mitologi India (Hindu-Buddha), sebagaimana dewa, [[yaksa]] (makhluk gaib), dan [[raksasa]].<ref>Don Handelman (2013), One God, Two Goddesses, Three Studies of South Indian Cosmology, Brill Academic, {{ISBN|978-9004256156}}, pages 23-29</ref><ref>Wendy Doniger (1988), Textual Sources for the Study of Hinduism, Manchester University Press, {{ISBN|978-0719018664}}, page 67</ref>
 
== Arti dan penggunaan kata ==
Sampai pada akhirnya asura singgah di sebuah pulau yang bisa disebut juga thailand.Asura menyebarkan agama islam tapi usahanya tersebut terhalangi dengan 2 pendeta kembar.Asura dan 2 pendeta tersebut melakukan perjanjian jika menang dalam perdebatan yang kalah harus menganut agama yang menang menggunakan setulus hati.Akhir dari perdebatan tersebut asura pun kalah walau memiliki 25 otak tapi kalah melawan 2 pendeta saja.Tak lama kemudian Pendeta itupun melanjutkan perjalanan untuk menyebarkan agama,dan asura sudah di anggap sebagai dewa di thailand.
[[Berkas:Bangsa Azhura.jpg|jmpl|Bangsa Asura dalam penggambaran teater dan tari Bali]]
[[Monier-Williams]] menelusuri akar kata ''Asura'' (असुर) yaitu ''Asu'' (असु), yang berarti kehidupan alam spiritual atau roh orang mati.<ref name=monier>Monier Monier-Williams, A Sanskrit-English Dictionary” Etymologically and Philologically Arranged to cognate Indo-European Languages, Motilal Banarsidass, page 121</ref> Pada sloka-sloka kuno bagian [[Samhita]] dalam naskah ''[[Weda]]'', para ''Asura'' merupakan makhluk gaib yang bersifat baik maupun jahat, dan dapat bersikap merusak atau memelihara alam semesta.<ref name=monier/> Pada sloka-sloka berikutnya pada bagian Samhita, Monier Williams menyatakan bahwa ''Asura'' merupakan "roh jahat, raksasa, dan musuh para dewa". Dalam mitologi Hindu dan Persia ([[Arya]]) tentang pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan, Asura diidentikkan dengan makhluk pembuat bencana.<ref name=monier/>
 
Asura digunakan sebagai kata sifat yang berarti "sakti" atau "perkasa". Dalam ''[[Regweda]]'', dua raja yang bijaksana, demikian pula sejumlah pendeta, disebut sebagai asura. Dalam 9 lagu, [[Indra]] disebut sebagai asura, sedangkan [[Agni]] 12 kali, [[Baruna]] 10 kali, [[Mitra]] 8 kali, dan [[Rudra]] 6 kali. Mandala 1 ''Regweda'' menyatakan [[Savitr]] sebagai asura yang merupakan "pemimpin yang cakap".<ref name=griffith135>[[Wikisource:The Rig Veda/Mandala 1/Hymn 35|Mandala 1, Hymn 35]] Ralph T Griffith, Wikisource</ref>
Perjalanan Asura tidak hanya sampai disitu,sampai akhirnya Asura mempelajari dan memperdalam agama setan yang bernama sinto,Karena ajaran tersebut asura yang bijaksana,pemberani tapi malah akhirnya menjadi dewa perusak.
 
Dalam kitab-kitab yang disusun setelah ''[[Weda]]'', seperti ''[[Purana]]'' dan ''[[Itihasa]]'' dengan ''[[Bhagawadgita]]'' di dalamnya, kata dewa sering merujuk kepada sifat-sifat yang baik, sedangkan asura sifat-sifat yang jahat.<ref>Nicholas Gier (2000), Spiritual Titanism: Indian, Chinese, and Western Perspectives, State University of New York Press, {{ISBN|978-0791445280}}, pages 59-76</ref><ref name=fowlergita/> Menurut ''[[Bhagawadgita]]'' (16.6-16.7), seluruh makhluk di alam semesta memiliki sifat-sifat kedewataan (''daiwi-sampad'') dan sifat-sifat keraksasaan (''asuri-sampad'').<ref name=fowlergita/><ref name=chrischapple/> Bab ke-16 dalam ''Bhagawadgita'' menyatakan bahwa di antara umat manusia, orang yang sepenuhnya bersifat baik tanpa cela sangatlah langka, dan yang sepenuhnya jahat tiada tara sangatlah langka, dan sebagian besar manusia memiliki sifat yang bercampur, dengan sifat buruk yang sedikit atau banyak.<ref name=fowlergita/> Menurut Jeaneane Fowler, ''Bhagawadgita'' menyatakan bahwa hasrat, keseganan, keserakahan, keinginan, dan berbagai bentuk emosi merupakan "wajah biasa dalam kehidupan sehari-hari", dan ketika berubah menjadi nafsu, kebencian, kesombongan, keangkuhan, kemarahan, kekasaran, kemunafikan, kekejaman, dan segala bentuk negatif lainnya, maka sifat alami manusia berubah menjadi sifat-sifat keraksasaan (Asura).<ref name=fowlergita>Jeaneane D Fowler (2012), The Bhagavad Gita, Sussex Academic Press, {{ISBN|978-1845193461}}, pages 253-262</ref><ref name=chrischapple>Christopher K Chapple (2010), The Bhagavad Gita: Twenty-fifth–Anniversary Edition, State University of New York Press, {{ISBN|978-1438428420}}, pages 610-629</ref>
Meskipun demikian, beberapa Asura merupakan Dewa, seperti [[Kubera]], golongan bangsa [[Yaksa]], adalah Dewa keuangan dan kekayaan. Para Asura mengatur fenomena sosial di muka bumi seperti [[Baruna]], Dewa air, yang juga mengatur hukum [[rta]]. Sedangkan Dewa, mengatur fenomena alam, seperti [[Indra]], Dewa hujan, Dewa petir dan cuaca.
 
Dapat disimpulkan bahwa asura adalah semacam [[iblis]] sebagaimana yang digambarkan oleh kepercayaan [[Islam]], [[Kekristenan|Kristen]], dan [[Yahudi]].
Dalam beberapa kitab, para Dewa adalah golongan bangsa yang memiliki sifat mulia sedangkan Asura sebaliknya. Ada yang disebut ''daiwi sampad'', yakni sifat-sifat mulia (sifat para Dewa), dan sifat-sifat buruk, atau ''asuri sampad'' (sifat para Asura). Yang dimaksud sifat para Asura yakni: angkuh, membanggakan diri, marah, bodoh, bertindak kasar, keras kepala, gila harta, dan menganggap diri sendiri yang terpenting.
 
== Mitologi Hindu ==
Dalam ajaran [[Buddha]], [[Asura]] merupakan makhluk supernatural dalam kosmologi [[agama Buddha]].
Pada lembaran-lembaran awal kitab ''[[Weda]]'', [[Agni]], [[Indra]], dan para dewa lainnya juga disebut asura, dalam pengertian sebagai "penguasa" bagi ranah, pengetahuan, dan kemampuan masing-masing. Dalam [[susastra Hindu]] yang ditulis setelah penyusunan ''Weda'', para dewa yang baik disebut "Dewa" (atau Dewata), sedangkan asura yang jahat kerap diidentikkan sebagai musuh para dewa, atau raksasa.<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, pages 5-11, 22, 99-102</ref>
Asura memiliki ciri fisik sebagai berikut:
-mempunyai 9 kaki
-mempunyai 200 mata
-25 otak
-gigi taring yang tajam hingga selutut
 
Dalam [[mitologi Hindu]] yang terhimpun setelah [[Periode Weda]], terutama yang tercatat dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'', asura sering dikisahkan memiliki sifat yang buruk, yakni memusuhi [[Dewa (Hindu)|Dewata]], meskipun sebagian di antaranya merupakan pemuja salah satu [[Trimurti]]. Kadang kala, para Asura disamakan dengan [[rakshasa|raksasa]] atau makhluk yang jahat, meskipun [[susastra Hindu]] juga mencatat bahwa mereka terbagi menjadi kelompok yang baik dan jahat. Kelompok Asura yang baik disebut ''[[Aditya]]'' (keturunan [[Aditi]]), dipimpin oleh [[Baruna]], sedangkan yang jahat disebut ''[[Danawa]]'' (keturunan Danu), dipimpin oleh [[Wretra]].<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, page 4</ref>
{{hindu-mitos-stub}}
 
{{buddha-stub}}
== Mitologi Buddha ==
[[Berkas:ASURA_Kohfukuji.jpg|jmpl|ka|Patung asura di kuil Buddhis [[Kōfuku-ji]], [[Jepang]].]]
Menurut [[agama Buddha]], asura adalah golongan makhluk gaib non-dewa, tapi bukan merupakan hantu. Mereka menjalani kehidupan sebagai penghuni salah satu alam kehidupan—sebagaimana halnya [[manusia]] dan dewa—karena masih menjalani [[samsara]] atau tumimbal kelahiran, akibat [[karma]] yang mereka lakukan pada kehidupan sebelumnya.<ref>{{cite book|author=Norman C. McClelland|title=Encyclopedia of Reincarnation and Karma|url=https://books.google.com/books?id=S_Leq4U5ihkC |year=2010|publisher=McFarland|isbn=978-0-7864-5675-8|pages=32–34, 136 }}</ref> Mereka dikatakan sebagai makhluk yang menghuni bagian bawah gunung [[Sumeru]], masih suka melekat pada kenikmatan duniawi, bersikap iri hati dan berseteru dengan makhluk yang disebut dewa.<ref name=buswell76/> Seiring dengan [[sejarah agama Buddha|persebaran agama Buddha]] ke [[Asia Timur]], maka konsep tentang asura dikembangkan, bahkan dipadupadankan dengan kepercayaan akan dewa-dewi lokal yang sudah ada sebelum kedatangan agama Buddha, dan dimasukkan sebagai bagian dari [[panteon]] Buddhis di daerah bersangkutan.<ref name=buswell76>{{cite book|author1=Robert E. Buswell Jr.|author2=Donald S. Lopez Jr.|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|url=https://books.google.com/books?id=DXN2AAAAQBAJ&pg=PA76 |year=2013| publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-4805-8|page=76}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Detya]]
* [[Danawa]]
* [[Rakshasa]]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
{{hindu-mitos-stub Makhluk}}
 
[[Kategori:Asura| ]]