Penjarahan Amorion: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
|||
(24 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 16:
|casualties2=Tidak diketahui
}}
'''Penjarahan Amorion''' (disebut '''Ammuriyah''' dalam sumber Muslim) yang dilancarkan oleh [[Kekhalifahan Abbasiyah]] pada pertengahan Agustus 838 merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah [[Peperangan Romawi Timur-Arab|Peperangan Arab-Bizantium]]. Pasukan Abbasiyah dipimpin secara langsung oleh Khalifah [[al-Mu'tashim]] (memerintah 833–842) dan bertujuan membalas penyerangan oleh [[Kaisar Bizantium]] [[Theophilos (kaisar)|Teofilos]] (memerintah 829–842) terhadap [[Al-'Awasim|wilayah perbatasan kekhalifahan]] setahun sebelumnya. Khalifah al-Mu'tashim menyerang [[Amorion]], sebuah kota [[Bizantium]] di [[Anatolia]] bagian barat, karena tempat tersebut adalah tempat kelahiran [[dinasti Amoria|dinasti pemerintahan Bizantium]] dan salah satu kota terbesar dan terpenting di wilayah Bizantium pada masa itu. Sang khalifah berhasil mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang besar, yang kemudian ia bagi menjadi dua. Kedua pasukan ini lalu menyerbu dari timur laut dan selatan. Pasukan timur laut berhasil mengalahkan pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Teofilos [[Pertempuran Anzen|di Anzen]], alhasil pasukan Abbasiyah dapat memasuki pedalaman Asia Kecil dan berkumpul di [[Ankara|Ankira]], yang mereka temukan dalam keadaan ditinggalkan. Setelah menjarah kota tersebut, mereka bergerak ke arah selatan menuju Amorion
Amorion memiliki pertahanan yang sangat kuat, tetapi ada seorang pengkhianat yang membocorkan keterangan mengenai titik lemah di tembok kota tersebut, alhasil pasukan Abbasiyah memusatkan serangan mereka di tempat itu dan berhasil menjebol pertahanan kota. Boiditzes yang merupakan panglima di sisi tembok tersebut kemudian mencoba berunding dengan Abbasiyah tanpa memberitahukan atasannya terlebih dahulu. Ia lalu menyepakati gencatan senjata dan meninggalkan tempatnya bertugas, sehingga pasukan Abbasiyah dapat memasuki kota Amorion dan merebutnya. Amorion lalu dihancurkan dan tidak dapat bangkit lagi seperti sebelumnya. Banyak warganya yang dibantai dan sisanya diperbudak. Kebanyakan dari mereka yang selamat akhirnya dilepaskan setelah disepakatinya gencatan senjata pada tahun 841. Namun, para pejabat penting dibawa ke ibu kota Abbasiyah di [[Samarra]] dan beberapa tahun kemudian dihukum mati karena mereka menolak masuk Islam. Semenjak itu, mereka dikenal dengan julukan [[42 Martir Amorion]]. Peristiwa tersebut juga dijadikan subjek oleh [[Abu Tammam]] dalam membuat ''Syair Pujian tentang Penaklukan Amuriyyah'' ({{lang-ar|بمناسبة معركة عمورية}}) dan dimanfaatkan sebagai sarana untuk melegitimasi kekuasaan oleh Al-Mu'tashim.
Penaklukan Amorion tidak hanya menjadi malapetaka bagi Teofilos, tetapi juga membuat trauma rakyat Bizantium, seperti yang bisa dilihat dalam karya-karya sastra yang ditulis sesudahnya. Penjarahan ini memang tidak mengubah keseimbangan kekuatan di antara Bizantium dan Abbasiyah
== Latar belakang ==
Baris 28:
Dengan maksud untuk mendapatkan berkat Allah dan membalas persekongkolan kaum "[[ikonofilia|ikonofil]]", Teofilos menindas para "ikonofil" dan orang-orang lainnya yang dianggap sesat pada Juni 833, termasuk dengan melakukan penangkapan, pengasingan, pemukulan, dan penyitaan harta benda. Dari sudut pandang para pendukung ikonoklasme, Allah tampak telah merestui tindakan tersebut. Al-Ma'mun wafat pada tahap-tahap pertama serangan besar-besaran yang dilancarkan Abbasiyah dengan tujuan menaklukkan Konstantinopel, sementara saudara sekaligus penerusnya, [[al-Mu'tashim]], memilih untuk memusatkan perhatiannya pada urusan-urusan dalam negeri karena ia menghadapi kesulitan dalam menegakkan kekuasaannya. Al-Mu'tashim sendiri juga harus memadamkan pemberontakan sekte Khurramiyah yang dipimpin oleh [[Babak Khorramdin]]. Hal ini memungkinkan Teofilos untuk mencetak berbagai kemenangan dalam selang waktu beberapa tahun. Selain itu, ia juga dapat menggelembungkan jumlah pasukannya dengan tambahan sekitar 14.000 pengungsi Khurramiyah yang dipimpin oleh Nasr. Nasr sendiri kemudian dibaptis menjadi Kristen dan menyandang nama [[Teofobos]].{{sfn|Treadgold|1988|pp=280–283}} Kemenangan yang diperoleh oleh Teofilos sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi setelah dirundung kekalahan dan perang saudara selama dua dasawarsa di bawah kepemimpinan kaisar-kaisar yang "ikonofil", Teofilos merasa bahwa ia berhak mengklaim kemenangan tersebut untuk memperkuat kebijakan ikonoklasmenya. Maka dari itu, sang kaisar mulai mengaitkan dirinya dengan kaisar ikonoklas sebelumnya yang fanatik dan berjaya dalam hal militer, [[Konstantinus V]] (memerintah 741–775). Ia juga mengeluarkan koin ''[[follis]]'' tembaga jenis baru yang dicetak dalam jumlah besar. Penggambaran pada koin tersebut menampilkan dirinya sebagai kaisar Romawi yang gemilang.{{sfn|Treadgold|1988|pp=283, 287–288}}{{sfn|Whittow|1996|pp=152–153}}
Pada tahun 837, atas desakan dari Babak, Teofilos memutuskan untuk memanfaatkan kemelut yang dihadapi oleh Abbasiyah dengan melancarkan kampanye militer terhadap [[Al-'Awasim|zona perbatasan yang dikuasai Muslim]]. Ia mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar,{{cref|a}} yang terdiri dari sekitar 70.000 prajurit tempur dengan jumlah keseluruhan sebesar 100.000 orang (menurut [[Muhammad bin Jarir al-Tabari|ath-Thabari]]). Ia kemudian menyerang wilayah Abbasiyah di sekitar daerah hulu [[Sungai Efrat]] tanpa menghadapi perlawanan yang berarti. Pasukan Bizantium merebut kota Zibathra ([[Sozopetra]]) dan [[Arsamosata]], menjarah daerah pedesaan, memperoleh pembayaran dari berbagai kota agar pasukan Bizantium tidak menyerang mereka, dan mengalahkan sejumlah pasukan Abbasiyah yang berjumlah kecil.{{sfn|Bury|1912|pp=259–260}}{{sfn|Treadgold|1988|pp=286, 292–294}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=137–141}} Menurut sumber Abbasiyah, seorang wanita dari [[Bani Hasyim]] ditawan oleh pihak Bizantium dan berteriak "''Wa-Mu'tashimah''" (Wahai Mu'tashim!)
Saat Teofilos berpulang untuk merayakan [[kemenangan Romawi|kemenangan]] di [[Hipodrom Konstantinopel]] sebagai "juara tiada banding", para pengungsi dari Zibathra mulai tiba di ibu kota al-Mu'tashim di [[Samarra]]. Pemerintah Abbasiyah dibuat murka oleh kekejaman yang dilakukan oleh para penyerang tersebut. Bizantium tidak hanya bersekongkol dengan para pemberontak Khurramiyah, tetapi konon di Zibathra (yang diklaim sebagai tempat kelahiran al-Mu'tashim oleh beberapa sumber){{cref|b}} mereka juga membantai tawanan-tawanan pria dan menjual sisanya sebagai budak, sementara beberapa tawanan wanita diperkosa oleh pasukan Khurramiyah.{{sfn|Bury|1912|pp=261–262}}{{sfn|Treadgold|1988|pp=293–295}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=141–143}}<ref name="EHW1">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_1 Bab 1] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181012134729/http://asiaminor.ehw.gr/forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_1 |date=2018-10-12 }}.</ref> Namun, perang yang dikobarkan oleh Teofilos tak mampu menyelamatkan Babak dan para pengikutnya. Pada akhir tahun 837, mereka dikalahkan di benteng pegunungan mereka oleh panglima [[Afshin (Jenderal Kekhalifahan)|Afsyin]]. Babak melarikan diri ke [[Keamiran Armenia|Armenia]]. Namun, Babak kemudian dikhianati, diserahkan kepada Abbasiyah, dan akhirnya mati disiksa.{{sfn|Vasiliev|1935|p=143}}
Dengan berakhirnya ancaman dari Khurramiyah,
== Tahap-tahap awal kampanye: Anzen dan Ankira ==
[[Berkas:Byzantine-Arab wars, 837-838.svg|jmpl|ka|upright=1.5|Peta kampanye militer Bizantium dan Abbasiyah pada tahun 837–838, menampilkan penyerbuan yang dilancarkan oleh Teofilos ke Mesopotamia Hulu dan serangan balasan al-Mu'tashim ke Asia Kecil (Anatolia), yang berpuncak pada perebutan Amorion.]]
Khalifah al-Mu'tashim membagi pasukannya menjadi dua. Kelompok yang lebih kecil terdiri dari 10.000 prajurit Turki di bawah kepemimpinan Afsyin dikirim ke timur laut untuk bergabung dengan pasukan amir [[Malatya]] [[Umar al-Aqta]] dan pasukan Armenia. Para penguasa [[Artsruni]] dari Vaspurakan dan [[Dinasti Bagratuni|Bagratuni]] dari [[Taron (Armenia)|Taron]] terlibat secara langsung dalam kampanye militer ini.{{sfn|Whittow|1996|p=215}} Bersama dengan mereka, kelompok tersebut akan menyerbu distrik [[Armeniakon]] dari jalur gunung [[Hadath|Hadats]]. Sementara itu, kelompok utama di bawah kepemimpinan
Teofilos kemudian bergerak dengan pasukannya yang lain menuju tempat yang berada di antara Ankira dan jalur gunung Kilikia. Kemudian, mereka berkemah di tepi utara [[Sungai Halys]] di dekat salah satu perlintasan sungai. Asyinas menyeberangi jalur gunung Kilikia pada 19 Juni. Sang khalifah dengan pasukan utama Abbasiyah juga melakukan hal yang sama dua hari kemudian. Pasukan Abbasiyah bergerak secara perlahan dan berhati-hati. Mereka berusaha menghindari penyergapan dan mencari tahu lokasi pasukan kaisar, alhasil al-Mu'tashim melarang Asyinas dan pasukannya merangsek terlalu dalam ke Kapadokia. Asyinas mengirim banyak detasemen pengintai untuk mencari tawanan. Dengan demikian, mereka dapat mengetahui keberadaan pasukan Teofilos di tepi sungai Halys, tempat ia menunggu kedatangan pasukan Abbasiyah untuk melancarkan serangan.{{sfn|Bury|1912|p=264}}{{sfn|Treadgold|1988|p=298}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=149–151}} Pada saat yang sama, pada pertengahan bulan Juli, Teofilos mendengar kabar mengenai kedatangan pasukan Afsyin (yang terdiri dari sekitar 30.000 prajurit) di dataran Dazimon. Setelah meninggalkan sebagian pasukannya di bawah kepemimpinan seorang kerabat yang menjaga tempat penyeberangan di Sungai Halys, Teofilos langsung berangkat dengan sebagian besar pasukannya (sekitar 40.000 prajurit menurut Mikael orang Siria) untuk menghadapi pasukan Abbasiyah yang berjumlah lebih kecil. al-Mu'tashim mendapatkan informasi mengenai pergerakan Teofilos dari para tawanan Ia mencoba memperingatkan Afsyin, tetapi pergerakan pasukan sang kaisar lebih cepat dan mereka berhadapan dengan pasukan Afsyin dalam [[Pertempuran Anzen]] di dataran Dazimon pada 22 Juli. Walaupun awalnya cukup berhasil, serangan pasukan Bizantium dihalau oleh pasukan Afsyin, sementara Teofilos dengan gardanya dikepung dan mereka hampir gagal melarikan diri.{{sfn|Bury|1912|pp=264–265}}{{sfn|Treadgold|1988|pp=298–300}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=154–157}}<ref name="EHW2.2">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_4 Bab 2.2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181012134729/http://asiaminor.ehw.gr/forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_4 |date=2018-10-12 }}.</ref>
[[Berkas:MadridSkylitzesTheophilosArmyFol54r.jpg|jmpl|ka|upright=1.2|Kaisar Teofilos melarikan diri seusai Pertempuran Anzen. [[Miniatur (naskah beriluminasi)|Miniatur]] ini berasal dari manuskrip ''[[Skylitzes Matritensis]]'']]
Baris 45:
== Pengepungan dan kejatuhan Amorion ==
Saat melakukan pergerakan menuju Amorion, pasukan Abbasiyah terbagi menjadi tiga, dengan Asyinas yang memimpin pasukan depan, khalifah di tengah, dan Afsyin di belakang. Mereka menjarah daerah pedesaan selama perjalanan mereka dan akhirnya mencapai kota Amorion tujuh hari setelah mereka berangkat dari Ankira, Mereka pun mulai mengepung kota tersebut pada tanggal 1 Agustus (atau 6 Ramadan dalam kalender Hijriyah).{{sfn|Bury|1912|p=267}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=160–161}}{{sfn|Ibrahim|Saleh|1996|p=385}} Teofilos ingin sekali mencegah kejatuhan kota Amorion, sehingga ia meninggalkan Konstantinopel dan bertolak ke [[Dorilaion]]
Pertahanan Amorion terbilang kuat. Kota tersebut dikelilingi oleh parit yang lebar dan tembok yang tebal yang juga dilengkapi dengan 44 menara (menurut ahli geografi pada masa itu, [[Ibnu Khordadbeh|Ibnu Khurdadzbih]]). Khalifah al-Mu'tashim menugaskan setiap panglimanya di salah satu sisi tembok. Baik para pengepung maupun pihak yang terkepung memiliki banyak [[mesin kepung]]. Selama tiga hari, kedua belah pihak berbalas tembakan, sementara para penggali terowongan Abbasiyah mencoba merobohkan tembok tersebut dari bawah. Menurut catatan sejarah Abbasiyah, seorang tahanan Arab yang pernah masuk Kristen membelot dan berbalik kepada khalifah
Pasukan Abbasiyah lalu melancarkan serangan berulang ke sisi tembok yang telah dijebol, tetapi pasukan Bizantium masih mampu bertahan. Menurut ath-Thabari, alat-alat pelontar yang masing-masing diawaki oleh empat orang ditempatkan di atas landasan beroda. Menara-menara yang dapat digerakkan dan masing-masing diawaki oleh sepuluh orang dibangun dan dikerahkan ke tepi parit. Paritnya sendiri juga mulai diisi dengan kulit-kulit domba (dari hewan-hewan yang mereka bawa untuk dijadikan makanan) yang berisi tanah. Namun, pengerjaan tersebut tidak dilakukan dengan merata karena para prajurit takut terkena lemparan alat-alat pelontar Bizantium
Kota tersebut dijarah dan dirampok habis-habisan. Menurut catatan sejarah Abbasiyah, penjualan hasil rampasan berlangsung selama lima hari. Penulis kronik Bizantium [[Theophanes Continuatus|Teofanes Kontinuatus]] menyatakan bahwa terdapat 70.000 orang yang tewas, sementara penulis Arab al-Mas'udi menyebutkan 30.000 korban jiwa. Para penduduk yang selamat dijadikan budak yang dibagi-bagi oleh para pemimpin pasukan, kecuali untuk para pemimpin kota. Sementara itu, militer akan ditentukan nasibnya oleh sang khalifah sendiri. Setelah mengizinkan para utusan Teofilos untuk pulang dengan membawa kabar kejatuhan Amorion, al-Mu'tashim membakar kota tersebut sampai rata dengan tanah, dan yang masih tersisa hanyalah tembok kotanya.{{sfn|Treadgold|1988|p=303}}{{sfn|Rekaya|1977|p=64}}{{sfn|Ivison|2007|pp=31, 53}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=170–172}} Salah satu jarahan yang dirampas adalah pintu-pintu besi raksasa dari kota tersebut, yang mulanya dibawa oleh al-Mu'tashim ke Samarra dan dipasang di pintu masuk istananya. Dari situ pintu-pintu ini diambil (kemungkinan menjelang akhir abad) dan dipasang di [[Raqqa]]. Pintu-pintu tersebut masih ada di kota tersebut sampai tahun 964. Penguasa [[Hamdaniyah]] [[Sayf al-Dawla]] kemudian menyingkirkannya dan memadukannya dengan gerbang [[Bab Qinnasrin|Bab al-Qinnasrin]] di ibu kotanya di [[Aleppo]].{{sfn|Meinecke|1995|pp=411, 412}}
== Dampak langsung ==
Tidak lama setelah Amorion dihancurkan,
[[Berkas:Byzantine emissaries to the Caliph.jpg|jmpl|upright=1.2|ka|Miniatur dari ''Skylitzes Matritensis'' menggambarkan utusan ''[[tourmarches]]'' Basil yang sedang menghadap al-Mu'tashim (dalam posisi duduk) setelah kejatuhan Amorion.]]
Teofilos lalu kembali mengirim utusan-utusan yang dikepalai oleh ''[[tourmarches]]'' (pasukan kuda) [[Charsianon]], Basil. Mereka membawa hadiah dan surat permintaan maaf
Setelah kejatuhan kota Amorion, Teofilos meminta bantuan dari negara-negara lain dalam menghadapi ancaman Abbasiyah: utusan-utusan dikirim ke istana [[Ludwig yang Saleh]] di barat (berkuasa 813–840) dan istana [[Abdurrahman II]] (berkuasa 822–852), [[Amir Kórdoba]]. Para utusan Bizantium disambut dengan hormat, tetapi tidak ada bantuan yang diberikan.{{sfn|Bury|1912|p=273}}{{sfn|Vasiliev|1935|pp=177–187}} Di sisi lain, Abbasiyah tak mencoba memanfaatkan keberhasilan mereka. Perang Bizantium-Abbasiyah masih terus berlanjut selama beberapa tahun, tetapi setelah Bizantium sempat unggul, gencatan senjata disepakati oleh kedua negara ini (dan mungkin juga pertukaran tawanan yang tidak termasuk tawanan berpangkat tinggi) pada tahun 841. Sebelum menjemput ajalnya pada tahun 842, al-Mu'tashim tengah mempersiapkan serangan besar yang lain, tetapi armada yang ia siapkan untuk menyerang Konstantinopel hilang akibat badai di perairan lepas pantai di [[Tanjung Kelidonia]] beberapa bulan kemudian. Setelah wafatnya
Salah satu tokoh Bizantium yang ditangkap di Amorion, ''strategos'' Aetios, dihukum mati tak lama setelah ia ditawan Menurut sejarawan [[Warren Treadgold]], tindakan tersebut mungkin diambil sebagai balasan terhadap surat kedua yang dikirim oleh Teofilos kepada khalifah.{{sfn|Treadgold|1988|pp=304, 445 (Catatan #416)}} Setelah ditawan selama bertahun-tahun, tawanan yang tersisa didesak untuk masuk Islam. Setelah mereka menolak, mereka dihukum mati di Samarra pada 6 Maret 845, Mereka dikenang oleh [[Gereja Ortodoks Timur]] sebagai [[42 Martir Amorion]].{{sfn|Bury|1912|pp=271–272}}{{sfn|Kazhdan|1991|pp=79, 800–801}} Beberapa kisah juga bermunculan soal Boiditzes dan pengkhianatannya. Menurut legenda 42 Martir, ia menjadi [[mualaf]], tetapi tetap dihukum mati oleh khalifah bersama dengan tawanan-tawanan yang lain. Namun, tidak seperti jenazah tawanan-tawanan lain yang mengapung "secara ajaib" di Sungai [[Tigris]], jenazah Boiditzes tenggelam ke dasar sungai.{{sfn|Bury|1912|pp=270–271}}
Baris 70:
| title =
| quote = "Kemenangan hingga pintu-pintu langit terbuka untuknya, dan bumi mencuat dengan pakaian barunya.<br/><br/>Wahai hari pertempuran 'Ammūriyah, telah kembali darimu harapan yang penuh susu semanis madu;<br/><br/>Telah kau tinggikan kemuliaan putra-putri Islam, dan kau jatuhkan kaum musyrikin dan negeri kesyirikan."
| source = Kutipan dari baris 12−14 ''Syair Pujian tentang Penaklukan Amuriyyah''
}}
Penjarahan Amorion adalah salah satu peristiwa yang paling menghancurkan bagi Bizantium dalam sejarah panjang serangan-serangan Muslim ke Anatolia. Teofilos dikabarkan jatuh sakit tak lama setelah kejatuhan kota tersebut
Di sisi lain, pihak Abbasiyah mengelu-elukan perebutan Amorion (disebut Ammuriyah dalam teks Arab), yang kemudian menjadi subjek dari karya terkenal [[Abu Tammam]], ''Syair Pujian tentang Penaklukan Amuriyyah'' ({{lang-ar|بمناسبة معركة عمورية}}).{{sfn|Canard|1986|p=449}}<ref>Untuk teks Arab dan terjemahan Inggris dari puisi Abu Tammam, lihat {{harvnb|Arberry|1965|pp=50–62}}.</ref> Serangan tersebut dianggap sebagai pembalasan terhadap serangan Bizantium ke kota Zibathra (Sozopetra).{{sfn|Kennedy|2003|pp=25}} Selain itu, al-Mu'tashim memanfaatkan peristiwa ini untuk melegitimasi kekuasaannya dan membenarkan tindakan yang ia ambil sesudahnya untuk mencabut nyawa keponakannya sekaligus pewaris sah al-Ma'mun, al-Abbas.{{sfn|Kennedy|2003|pp=23–26}}
Kenyataannya, kampanye militer tersebut tidak terlalu berdampak terhadap Bizantium secara militer: walaupun banyak pasukan dan warga Amorion yang berguguran, tidak banyak korban yang berjatuhan di antara prajurit angkatan darat Bizantium di Anzen
Berdasarkan hasil tinjauan Warren Treadgold, salah satu faktor utama penyebab kekalahan pasukan Bizantium di Anzen dan Amorion adalah keadaan yang tidak menguntungkan mereka dan bukannya ketidakmampuan atau ketidakcakapan. Selain itu, sikap Teofilos yang terlalu percaya diri juga merugikan pasukannya sendiri, baik itu kemauannya untuk membagi pasukannya dalam menghadapi pasukan Abbasiyah yang jumlahnya lebih besar, maupun ketergantungannya yang terlalu besar terhadap pasukan Khurramiyah.{{sfn|Treadgold|1988|pp=304–305}} Namun demikian, kekalahan yang dialami Teofilos membuatnya melancarkan perombakan besar-besaran terhadap pasukannya, yang meliputi pendirian komando-komando perbatasan yang baru dan pemencaran pasukan Khurramiyah yang lalu disatukan dengan pasukan-pasukan dari distrik-distrik Bizantium.{{sfn|Treadgold|1988|pp=351–359}}
Dampak jangka panjang dari kejatuhan Amorion terlihat jelas dari segi keagamaan dan bukannya dari segi militer. Para penganut ikonoklasme percaya bahwa tindakan mereka seharusnya diberkahi oleh Allah dan akan menjamin kemenangan yang gemilang
== Catatan penjelas ==
{{refbegin}}
{{cnote|a|Laporan jumlah pasukan Teofilos selama ekspedisi tahun 837 dan kampanye militer balasan al-Mu'tashim terbilang tak lazim. Beberapa ahli, seperti Bury dan Treadgold, menganggap angka yang diberikan oleh at-Thabari dan Mikael orang Siria sebagai jumlah yang kurang lebih akurat,{{sfn|Bury|1912|p=263 (Catatan #3)}}{{sfn|Treadgold|1988|p=441 (Catatan #406)}} tetapi para peneliti modern lainnya meragukan jumlah sebesar itu, karena pasukan pada [[Abad Pertengahan]] jarang ada yang lebih dari 10.000 prajurit, dan risalah dan catatan militer Abbasiyah dan Bizantium menyatakan bahwa pasukan mereka biasanya berjumlah sekitar 4.000–5.000. Bahkan pada masa pembesaran militer Bizantium secara berkelanjutan pada akhir abad ke-10, panduan militer Bizantium menyebut angka 25.000 sebagai jumlah yang sangat besar dan layak untuk dipimpin oleh kaisar secara langsung. Sebagai perbandingan, jumlah pasukan militer biasa yang tersedia untuk Bizantium pada abad ke-9 diperkirakan berjumlah sekitar 100.000–120.000. Jika ingin membaca hasil peninjauan yang lebih rinci, lihat {{harvnb|Whittow|1996|pp=181–193}} dan {{harvnb|Haldon|1999|pp=101–103}}. }}
Baris 89:
== Rujukan ==
{{reflist|
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book | last=Arberry | first=A. J. | authorlink=Arthur John Arberry | title=Arabic Poetry: A Primer for Students | publisher=Cambridge University Press | year=1965 | location=Cambridge | lccn=65011206 | url=https://books.google.com/books?id=Nw84AAAAIAAJ | ref=harv }}
* {{cite book | last=Bury | first=John Bagnell | authorlink=J. B. Bury | title=A History of the Eastern Roman Empire from the Fall of Irene to the Accession of Basil I (A.D. 802–867) | location=London | publisher=Macmillan and Company | year=1912 | url=https://archive.org/details/ahistoryeastern00burygoog | ref=harv }}
* {{cite encyclopedia | last=Canard | first=M. | authorlink=Marius Canard | article='Ammūriya | encyclopedia=The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume I: A–B | publisher=Brill Academic Publishers | location=Leiden and New York | page=449 | year=1986 | isbn=90-04-08114-3 | ref=harv}}
* {{cite book | last=Christophilopoulou | first=Aikaterine | others=Translated from Greek by Timothy Cullen | title=Byzantine History, Volume II, from 610 to 867 | location=Amsterdam | publisher=A.M. Hakkert | year=1993 | isbn
* {{cite book | last=Haldon | first=John F. | title=Warfare, State and Society in the Byzantine World, 565–1204 | location=London | publisher=University College London Press | year=1999 | isbn=1-85728-494-1 | url=https://books.google.com/books?id=OVyjQgAACAAJ | ref=harv }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book | last1=Ibrahim | first1=Qasim A. | last2=Saleh | first2=Muhammad A. | title=Buku Pintar Sejarah Islam | publisher=Zaman | location=Jakarta | year=1996 | isbn=978-602-17919-5-0 | url=https://books.google.com/books?id=1s9nCwAAQBAJ | ref=
* {{cite book | editor-last=Henning | editor-first=Joachim | title=Post-Roman Towns, Trade and Settlement in Europe and Byzantium, Vol. 2: Byzantium, Pliska, and the Balkans | chapter=''Amorium'' in the Byzantine Dark Ages (seventh to ninth centuries) | first=Eric A. | last=Ivison | location=Berlin and New York | publisher=Walter de Gruyter | year=2007 | isbn=978-3-11-018358-0 | chapterurl=https://books.google.com/books?id=3oCI8BVxcB8C&pg=PA25#v=onepage&q&f=false | pages=25–59 | ref=harv }}
* {{cite book | editor-last=Kazhdan | editor-first=Alexander P. | editor-link=Alexander Kazhdan | title=[[Oxford Dictionary of Byzantium]] | location=New York and Oxford | publisher=Oxford University Press | year=1991 | isbn=0-19-504652-8 | ref=harv}}
* {{cite book | chapter = Caliphs and Their Chroniclers in the Middle Abbasid Period (Third/Ninth Century) | first = Hugh N. | last = Kennedy | authorlink = Hugh N. Kennedy | pages = 17–35 | title = Texts, Documents, and Artefacts: Islamic Studies in Honour of D.S. Richards | editor-last = Robinson | editor-first = Chase F. | location = Leiden | publisher = BRILL | year = 2003 | isbn = 90-04-12864-6 | chapterurl = https://books.google.com/books?id=axNbLoiLLgMC&lpg=PP1&pg=PA17#v=onepage&q&f=false | ref = harv }}
* {{cite web | last=Kiapidou | first=Irini-Sofia | title=Campaign of the Arabs in Asia Minor, 838 | work=Encyclopedia of the Hellenic World, Asia Minor | location=Athens | publisher=Foundation of the Hellenic World | date=28 April 2003 | url=http://www.ehw.gr/l.aspx?id=7898 | ref=harv }}
* {{cite encyclopedia | article = al-Raḳḳa | first = Michael | last = Meinecke | authorlink = Michael Meinecke | url = http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/al-rak-k-a-COM_0907 | encyclopedia = The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume VIII: Ned–Sam | publisher = BRILL | location = Leiden and New York | year = 1995 | isbn = 90-04-09834-8 | pages = 410–414 | ref = harv }}
* {{cite journal | last=Rekaya | first=M. | title=Mise au point sur Théophobe et l'alliance de Babek avec Théophile (833/834-839/840) | journal=Byzantion | location=Brussels | volume=44 | year=1977 | pages=43–67 | language=
* {{cite book | last=Treadgold | first=Warren T. | authorlink=Warren Treadgold | title=The Byzantine Revival, 780–842 | location=Stanford | publisher=Stanford University Press | year=1988 | isbn=0-8047-1462-2 | url=https://books.google.com/books?id=3TysAAAAIAAJ | ref=harv }}
* {{cite book | last=Vasiliev | first=A. A. | authorlink=Alexander Vasiliev (historian) | others=French ed.: [[Henri Grégoire (historian)|Henri Grégoire]], [[Marius Canard]] | title=Byzance et les Arabes, Tome I: La Dynastie d'Amorium (820–867) | year=1935 | location=Brussels | publisher=Éditions de l'Institut de Philologie et d'Histoire Orientales | language=
* {{cite book | last=Whittow | first=Mark | title=The Making of Byzantium, 600–1025 | location=Berkeley and Los Angeles | publisher=University of California Press | year=1996 | isbn=0-520-20496-4 | url=https://books.google.com/books?id=bFh-ASmKksYC | ref=harv }}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [http://www.amoriumexcavations.org/index.htm The Amorium Excavations Project – 25 Years of Archaeology: 1987-2012] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120722050500/http://www.amoriumexcavations.org/index.htm |date=2012-07-22 }}
{{coord|39.020439|N|31.289145|E|source:dewiki_region:TR_type:landmark|format=dms|display=title}}
{{Authority control}}
{{artikel pilihan}}
{{Commonscat|Sack of Amorium}}
|