Milisi pro-Indonesia di Timor Leste: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Referensi: pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
 
(64 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Tutuala 13-15.jpg|thumbjmpl|Sebuah grafiti di [[Tutuala, Los Palos|Tutuala]] dengan kata yang berarti "Pembunuh", mengeluhkan tindakan yang terjadi di [[Timor Leste]] tahun 1999.]]
'''Milisi pro-Indonesia''' merupakan kelompok militan paramiliter [[Timor Leste]] (''Timor Timur'') yang dibentuk dengan menunjukkan kesetiaan kepada [[pemerintah Indonesia]] selama gerakan kemerdekaan Timor Leste pada akhir tahun [[1990-an]]. Banyak pihak{{who}} yang awalnya beranggapan bahwa gerakan kemerdekaan itu tidak akan berhasil, dan mereka yang setia kepada [[Indonesia]] akan diganjar penghargaan bila mendapat kendali atas daerah ini. Sebagian besar aksi terburuk pada masa ini, termasuk [[Liquiçá (distrik)|pembantaian Liquiçá]], dilakukan oleh milisi-milisi pro-Indonesia tersebut,{{cn}} sungguhpun sering didukung oleh [[militer Indonesia]].{{cn}} [[Eurico Guterres]] adalah tokoh terkemuka gerakan-gerakan tersebut.{{cn}}
 
'''Milisi pro-Indonesia''' adalah kelompok warga sipil [[Timor Leste]] (dulu bagian dari Indonesia dengan nama [[Timor Timur]]) oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] bersenjata dan dilatih untuk memberikan pada bisnis resmi di wilayah mereka untuk perdamaian dan ketertiban. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan ''Hukum Pertahanan tahun 1988'' menyatakan bahwa warga sipil memiliki hak dan kewajiban untuk membela negara dengan menerima pelatihan dasar militer.<ref name="Anggoro">{{Internet Archive|url=http://www.thejakartapost.com/news/2007/10/27/tni-039should-not-deploy-wanra039-internal-rows.html |wayback=20160107124536 |text=Jakarta Post, 27 Oktober 2007, TNI 'should not deploy Wanra' for internal rows |archiv-bot=2018-12-05 17:18:27 Internet Archive Bot}}</ref>
Tokoh-tokoh kelompok tersebut dan juga aksi-aksi mereka ditayangkan dalam ''[[Answered by Fire]]'', [[miniseri]] buatan [[Australia]].
 
== Milisi pro-Indonesia di Timor Leste ==
Beberapa kelompok milisi pro-Indonesia antara lain [[Aitarak]], [[Besi Merah Putih]], [[Laksaur]], dan [[Mahidi]].
{{Lihat juga|Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999}}
{{sejarah-stub}}
 
[[Berkas:0250 Militia Commander Joao Tavares at Balibo Integration (1).jpg|jmpl|links|[[João da Costa Tavares]], pemimpin integrasi dan [[panglima]] milisi, 17 Juli 1999 di Balibo.]]
[[Kategori:Pendudukan Indonesia di Timor Timur]]
 
{| class="wikitable float-right" style="margin-left:0.5em;"
[[de:Wanra]]
|-
[[en:Pro-Indonesia militia]]
! Milisi<ref>{{Internet Archive| url=http://www.asia-pacific-action.org/southeastasia/easttimor/reports/jamesdunn_crimesagainsthumanity_1999.htm | wayback=20050508192935 | text=ASAP – Crimes Against Humanity in East Timor – January to October 1999}}</ref>
! [[Pembagian administratif Timor Leste|Distrik]]
! Komandan Milisi
|-
|[[Lospalos|Tim/Team Alfa]] || [[Kabupaten Lautem|Lautem]] || Joni Marques
|-
|Saka/Sera || [[Kabupaten Baucau|Baucau]] || [[Joanico da Costa]]
|-
|Pedjuang 59-75 Makikit || [[Kabupaten Viqueque|Viqueque]] || Martinho Fernandes
|-
|Ablai || [[Kabupaten Manufahi|Manufahi]] || Nazario Corterel
|-
|[[AHI (milisi)|AHI]] || [[Kabupaten Aileu|Aileu]] || Horacio
|-
|[[Mahidi]] || [[Kabupaten Ainaro|Ainaro]] || [[Câncio de Carvalho]]
|-
|[[Laksaur]] || [[Kabupaten Covalima|Covalima]] || [[Olivio Mendonca Moruk]]
|-
|[[Aitarak]] || [[Kabupaten Dili|Dili]] || [[Eurico Guterres]]
|-
|[[Sakunar]] || [[Kabupaten Ambeno|Oecussi-Ambeno]] || Simão Lopes
|-
|[[Besi Merah Putih|Besi Merah Putih (BMP)]] || [[Kabupaten Liquiça|Liquiça]] || [[Manuel de Sousa]]
|-
|Halilintar || [[Kabupaten Bobonaro|Bobonaro]] || [[Maliana]]: [[João da Costa Tavares]];<br /> [[Bobonaro]]: [[Natalino Monteiro]]
|-
|Jati Merah Putih || [[Kabupaten Lautem|Lautem]] ([[Lospalos]]) || [[Edmundo de Conceição Silva]]
|-
|Darah Merah Integrasi || [[Kabupaten Ermera|Ermera]] || Lafaek Saburai
|-
|[[Dadarus Merah Putih]] || Bobonaro || [[Natalino Monteiro]]<ref>{{Cite web |url=http://www.villagechief.com/mot/Natalino%20Monteiro.htm |title=Master of Terror, Natalino Monteiro |access-date=2019-10-05 |archive-date=2013-06-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130615185313/http://www.villagechief.com/mot/Natalino%20Monteiro.htm |dead-url=yes }}</ref>
|}
 
[[Domingos MD Soares]], Bupati [[Kabupaten Dili|Dili]], membentuk ''Pam Swakarsa'' (Kelompok Keamanan yang dimulai sendiri) pada 17 Mei 1999 . Keputusan itu ditetapkan oleh [[José Abílio Osório Soares]], Gubernur [[Timor Timur]], Letnan Jenderal [[Kiki Syahnakri]], Komandan Militer Provinsi (Danrem) dan Kepala Polisi Provinsi sebagai penasihat utama Pam Swakarsa. [[Eurico Guterres]] telah ditunjuk sebagai "Komandan Operasional". Di antara 2.650 anggota yang terdaftar termasuk dari 1.521 anggota [[Aitarak]] - [[milisi]].<ref>[https://www.etan.org/etanpdf/2006/CAVR/03-History-of-the-Conflict.pdf „Part 3: The History of the Conflict“], S. 138 (PDF; 1,4&nbsp;MB) dari - Laporan [[Komisi Pengakuan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi di Timor Leste|CAVR]] (Bahasa Inggris)</ref>
 
Keberadaan Milisi pro-Indonesia di Timor Leste membenarkan Letnan Jenderal Kiki Syahnakri dalam pernyataannya kepada Komisi Kebenaran dan Persahabatan (CTF) pada Oktober 2007.<ref name="Syahnakri">{{Internet Archive|url=http://www.thejakartapost.com/news/2007/10/25/tni-039armed039-east-timor-civilians.html |wayback=20150430142448 |text=Jakarta Post, 25. Oktober 2007, TNI 'armed' East Timor civilians |archiv-bot=2018-12-05 17:18:27 InternetArchiveBot }}</ref> KKP mengklarifikasi hubungan antara kerusuhan kekerasan di sekitar referendum kemerdekaan 1999 di Timor Timur. Pada saat itu, milisi pro-Indonesia dan TNI telah mencoba untuk mengintimidasi penduduk. Dalam operasi guntur, ratusan wanita dan gadis-gadis itu hingga 3.000 orang tewas diperkosa, pengungsi tiga perempat dari penduduk Timor Timur dan menghancurkan 75% dari infrastruktur negara. Hanya intervensi pasukan penjaga perdamaian internasionalbisa menghentikannya. Timor Timur berada di bawah administrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa . Menurut hasil referendum (78,5% untuk kemerdekaan), Timor Timur menjadi negara merdeka pada tahun 2002.
 
Syahnakri menyatakan bahwa Wanra adalah "kelompok pertahanan sipil" legal yang pada waktu itu merupakan bagian dari sistem pertahanan umum Indonesia, dan ada di mana-mana di Indonesia, dan karenanya juga di Timor Timur. Kelompok-kelompok ini dipersenjatai atas permintaan mereka sendiri hanya untuk melindungi lingkungan mereka.<ref name="Syahnakri"/>
 
Lengan politik untuk gerakan pro-otonomi membentuk serangkaian organisasi yang didirikan pada awal 1999. Pada 27 Januari 1999, mereka mendirikan Forum untuk Persatuan, Demokrasi dan Keadilan ''Forum Persatuan, Demokrasi dan Keadlian'' (FPDK). Kepemimpinan diambil alih oleh Domingos Maria das Dores Soares, Bupati Dili . Pada bulan April, ''Barisan Rakyat Timor Timur'' (BRTT) juga didirikan dengan Francisco Lopes da Cruz sebagai ketua. ''Front Bersatu untuk Timor Timur'', didirikan pada 23 Juni sebagai organisasi payung (UNIF) berkumpul di antara mereka FPDK, BRTT dan kelompok pro-Indonesia lainnya. Organisasi baru ini dipimpin oleh Soares, Lopez da Cruz dan [[Armindo Soares Mariano]], ketua Parlemen Provinsi, ''Dewan Perwakilan Rakyat Daerah'' (DPRD). [[João da Costa Tavares]] memerintahkan milisi dari UNIF bahwa "Pasukan Pro-Integrasi" (PPI) milisi lama dan pembentukan gabungan baru 1999.<ref name="CAVR3-140">„Chega!“-Report: Part 3, ''The campaign – Active pro-autonomy groups'', S. 140–141.</ref><ref name="MoT">{{Webarchiv | url=http://syaldi.web.id/mot/cons92z%20-%20Domingos%20Soares.htm | wayback=2010-10-09 | text=Masters of Terror: ''Domingos Maria das Dores Soares''}}.</ref> Organisasi-organisasi yang terkait erat dengan pemerintahan sipil dan didanai oleh dia. Secara rutin mereka menghadiri pertemuan militer, polisi dan pemerintah (''Muspida'') meskipun mereka tidak memiliki status resmi. Dalam kampanye FPDK, UNAMET direndahkan, yang menyebar luas di masyarakat Indonesia dan melalui saluran diplomatik.<ref name="CAVR3-140"/>
 
Setelah referendum kemerdekaan, organisasi digantikan oleh [[Uni Timor Aswain]] (UNTAS, {{lang-id|Asosiasi Pahlawan Timor}}), didirikan di Timor Barat pada 5 Februari 2000.<ref>[http://www.watchindonesia.org/II_Feb_02/Politparteien.html Michaela Müller dan Monika Schlicher: ''Partai Politik dan Kelompok di Timor Timur, Indonesia-Informasi No. 1 2002 (Timor Timur)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151218021008/http://www.watchindonesia.org/II_Feb_02/Politparteien.html |date=2015-12-18 }} [[Watch Indonesia!]]</ref>
 
== Diskusi tentang penggunaan Milisi ==
Ahli militer Indonesia [[Kusnanto Anggoro]] dari [[Pusat Studi Strategis dan Internasional]] menekankan milisi Pro-Indonesia tidak boleh digunakan untuk konflik internal, tetapi hanya sebagai dukungan TNI dalam memerangi ancaman eksternal. Di sini, UU Pertahanan harus secara jelas mengecualikan penggunaan Wanra dalam konflik internal.
 
[[Yusron Ihza Mahendra]], wakil juru bicara Komisi I untuk Pertahanan Rumah, tidak setuju dan mendukung penggunaan Wanra di dalam.
 
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jenderal [[Edy Butar-Butar]] mengatakan hukum saat ini memimpin istilah "Milisi Pro-Indonesia" dan "Sishankamrata" (dari {{lang-id|''sistem pertahanan rakyat semesta''}} untuk membela sistem populasi dan keamanan) tidak terjadi. ''Akta Pertahanan tahun 2002'', hanya melihat TNI sebelum sebagai komponen utama dari sistem pertahanan. Kelompok sipil hanya akan terdaftar sebagai komponen cadangan. Keberadaan unit sipil yang ada sekarang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. TNI hanya bertanggung jawab atas pelatihan militer mereka.<ref name="Anggoro"/>
 
== Lihat juga ==
* [[Pembantaian Gereja Liquiçá]]
* [[Pembantaian Gereja Suai]]
* [[Pembantaian di rumah Manuel Carrascalão]]
* [[Krisis Timor Timur 1999]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Krisis Timor Leste 1999}}
 
[[Kategori:Organisasi paramiliter]]
[[Kategori:Pendudukan Indonesia di Timor Timur]]