Manunggul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag |
||
(14 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Landschap Manunggul''' adalah sebuah bahagian atau [[divisi]] dari [[Kerajaan Tanah Bumbu]] yang wilayahnya meliputi Daerah Aliran [[Sungai Manunggul]] di [[Kalimantan Selatan]] yang kemudian sejak [[1846]] menjadi bagian dari pemerintahan [[Hindia Belanda|Belanda]] di [[Borneo Timur]].
Pemerintah swapraja daerah tersebut dikuasakan kepada seorang kepala bumiputera adalah Pangeran Muda Muhammad Arifillah (Aji Samarang).
Negeri Manunggul merupakan salah satu daerah ''landschap'' dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]] menurut [[Staatblaad]] tahun 1898 no. 178.
Wilayahnya ini sekarang menjadi kecamatan [[Sungai Durian, Kotabaru|Sungai Durian]]
== Kampung-kampung ==▼
Menoenggoel memiliki luas 11 meter persegi. geogr. mil. Kota ini berbatasan dengan Tjengal di utara, di mana Soengei Pangerangan membentuk perbatasan, di sebelah barat dengan Bandjarmasin, di sebelah selatan dengan Sampanahan, di sebelah timur dengan teluk Pamukan. Menoenggoel diperintah oleh Punggawa Tatioep, mata pencaharian masyarakatnya terutama dari bidang perdagangan dan pertanian. Penguasa lokal di daerah ini, mengenakan pajak dan biaya tol untuk para pedagang yang melewati daerah ini dari wilayah Sampanahan ke Cantung. Daerah ini memiliki sumber daya alam berupa rotan yang melimpah. Kemudian dataran tinggi di daerah ini memiliki banyak cadangan emas. Sementara tanah pertanian, hanya sedikit yang dibudidayakan penduduk.<ref>{{cite book
| lg= nl
| pages= 32
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Historische_geografische_en_statistieke/LeU4eJn8ruwC?hl=id&gbpv=1&dq=Woantang+tanah+boemboe&pg=PA33&printsec=frontcover
| title=Historische, geografische en statistieke aanteekeningen betreffende Tanah Boemboe: aangetroffen onder de bij het Gouvernement van Nederlandsch-Indië berustende papieren van C.A.L.M. Schwaner
| volume= 1
| authorlink= Carl Schwaner
| first= C.A.L.M.
| last= Schwaner
| publisher=
| year= 1851
}}</ref>
▲==Kampung-kampung==
Kampung-kampung di Kerajaan Manunggul
# Kampong Badjan
# [[Manunggul Lama, Sungai Durian, Kotabaru|Soengei Manoenggoel]]
Perkampungan Dayak
# Sela Batoe
Baris 16 ⟶ 29:
# Soengean
# Kantarang
# Smalawi <ref>{{cite book
| pages= 357
| url= https://books.google.co.id/books?id=pFdBAQAAMAAJ&pg=PA357&dq=Smalawi+tanah+boemboe&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjlnaaVtInqAhXL6XMBHRpyDAUQ6AEwAHoECAkQAg#v=onepage&q=Smalawi%20tanah%20boemboe&f=false
| title= Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indië: bewerkt naar de jongste en beste berigten
| language= nl
| location= Dutch East Indies
| publisher= Van Kampen
| volume= 2
| year= 1869
}}</ref>
# Tengaroe
== Kepala Pemerintahan ==
# Pangeran Prabu (Sultan Sepuh, 1780-1800) sebagai Raja Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul dan Cengal. Ia memiliki anak: Pangeran Nata (Ratu Agung), Pangeran Seria, Pangeran Muda (Gusti Kamir), Gusti Mas Alim, Gusti Besar, Gusti Lanjong, Gusti Alif, Gusti Redja dan Gusti Ali (Pangeran Mangku Bumi/Gusti Bajau).
# Pangeran Nata (Ratu Agung) bin Pangeran Prabu (1800-1820), sebagai Raja Bangkalaan, Sampanahan dan Manunggul. Pada saat itu sebagai Raja divisi Cengal diserahkan kepada Pangeran Seria.
# Pangeran Seria bin Pangeran Prabu (1800-?), sebagai Raja Cengal, Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul dan Cengal.
# Gusti Besar binti Pangeran Prabu (1820-1830) atau (18xx-1825) sebagai Raja Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul, Cengal, Cantung, Batulicin. Gusti Besar berkedudukan di Cengal. Divisi Cantung dan Batulicin diserahkan/digabungkan kembalai atas persetujuan ahli waris setelah mangkatnya Ratu Intan I, puteri dari Ratu Mas. Gusti Besar menikahi Aji Raden yang bergelar Sultan Anom dari Kesultanan Pasir. Sultan Sulaiman dari Pasir menyerbu dan mengambil divisi Cengal, Manunggul, Bangkalaan, dan Cantung, tetapi kemudian dapat direbut kembali.
# Punggawa Tatioep yang ditunjuk Adji Jawi
# Aji Jawi (1840) (putera Gusti Besar)(1825-1840): Pangeran Aji Jawi/Aji Djawa (1840-1841) sebagai Raja Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul, Cengal, Cantung dan Batulicin. Pada mulanya Cengal adalah daerah pertama yang berhasil direbut kembali, kemudian Manunggul dan Sampanahan. Divisi Cantung diperolehnya ketika ia menikahi Gusti Katapi puteri Gusti Muso, Raja Cantung sebelumnya yang ditunjuk ibunya. Divisi Bangkalaan diperolehnya ketika ia menikahi Gusti Kamil puteri dari Pangeran Muda (Gusti Kamir) Raja Bangkalaan sebelumnya yang ditunjuk ibunya. Belakangan divisi Sampanahan diserahkan kepada pamannya Pangeran Mangku (Gusti Ali) sebagai Raja Sampanahan yang memiliki pewaris laki-laki bernama Gusti Hina.
# Aji Tukul (Ratu Intan II/Ratu Agung) bin Aji Jawi(1845). Sekitar tahun [[1846]] sebagai Raja Bangkalaan, Manunggul dan Cengal. Aji Jawi dan Gusti Katapi memiliki anak bernama Aji Tukul dan Aji Landasan. Sedangkan Aji Jawi dan Gusti Kamil memiliki anak bernama Aji Mandura, yang menjadi Raja Cantung. Ratu Intan II menikahi Aji Pati bergelar Pangeran Agung berasal dari Pasir, yang mendampinginya memegang tampuk pemerintahan sampai meninggalnya tahun 1846. Pada tahun 1849 Aji Tukul/Ratu Intan II kemudian menikahi Pangeran Abdul Kadir yang menjadi Raja Kusan, Batulicin dan Pulau Laut.
Baris 36 ⟶ 59:
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
[[Kategori:Hindia Belanda]]
Baris 43 ⟶ 65:
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Manunggul]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]
[[Kategori:Sungai Durian, Kotabaru]]
|