Mahmud Syah III dari Johor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(15 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty|monarch
| name = '''Sultan Mahmud Riayat Syah'''<br>(Mahmud Syah III)<br>محمود شاه
|
| image =
| reign =
| predecessor = [[:en:Ahmad Riayat Shah of Johor|Ahmad Riayat Syah]]
| successor = [[
| spouse = lihat [[Mahmud Syah III dari Johor#Keluarga|di bawah]]
| issue = [[
| house = [[:en:Bendahara dynasty|Dinasti Bendahara]]
| father = [[:en:Abdul Jalil Muazzam Shah of Johor|Abdul Jalil Muazzam Syah dari Johor]]
| mother = Tengku Puteh binti [[Daeng Chelak]]
| birth_date = [[24 Maret]] [[1756]]
| birth_place = [[
| death_date = {{death date and age |1811|01|12 |1756|03|24 |}}
| death_place = [[Daik, Lingga, Lingga|Daik, Lingga]]
Baris 21 ⟶ 20:
| occupation =
}}
'''[[Paduka Sri]] [[al-Wakil]] [[al-Imam]] [[Sultan]] [[Mahmud Riayat Syah]] [[Zilullah fil-Alam]] [[Khalifat ul-Muminin]] [[ibni]] [[al-Marhum]] [[Sultan]] [[Abdul Jalil Syah]]''' atau lebih dikenal dengan '''Sultan Mahmud Syah III''' ({{lahirmati|[[
Selama masa kekuasaannya, Mahmud Syah III selaku sultan didampingi oleh empat orang [[Yang Dipertuan Muda|Yang di-Pertuan Muda]] (YDM), yakni secara berturut-turut YDM [[:ms:Daeng Kemboja|Daeng Kemboja]] (1745-1777), YDM [[Raja Haji Fisabilillah]] (1777-1784), YDM Raja Ali (1784-1805), dan YDM Raja Jaafar (1805-1831).<ref name=":2">{{cite web |last=Admin |url=http://umrah.ac.id/archives/2039 |title=Abdul Malik, 'Kearifan Sultan Mahmud Syah III' |date=2012-10-16 |access-date=2017-11-09 |archive-url=
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Lahir pada tanggal 24 Maret 1756, Mahmud Syah III adalah anak bungsu dari [[sultan Johor]] ke-13, [[:en:Abdul Jalil Muazzam Shah of Johor|Abdul Jalil Muazzam Syah]] dengan istri keduanya, Tengku Puteh binti [[Daeng Chelak]].<ref name=":1" /> Mahmud Syah III adalah adik sultan Johor ke-14, [[:en:Ahmad Riayat Shah of Johor|Ahmad Riayat Syah]] (berkuasa dari tahun 1761-1770).<ref name=":3">{{cite web |last=Swastiwi |first=Anastasia Wiwik |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2015/02/10/mengenal-lebih-dekat-sultan-mahmud-syah-iii-1761-1812/ |title=Mengenal Lebih Dekat Sultan Mahmud Syah III |date=2015-02-10 |access-date=2017-11-09 |archive-url=
=== Keluarga ===
Selama hidupnya, Mahmud Syah III menikahi beberapa perempuan, di antaranya:<ref name=":1" />
# Encik Engku Puteh binti [[:en:Tun Abdul Majid of Pahang|Tun Abdul Majid]] (meninggal di [[Kuala Pahang]] tahun 1803, tidak memiliki keturunan)
# Encik Makoh binti Encek Jaafar (''Daeng Maturang'', seorang pembesar [[Bugis]]). Dari pernikahan ini lahir [[
# Encik Mariam (meninggal di [[Lingga]], 1831) binti Dato' Hassan (pembesar [[Bugis]] dari [[Kabupaten Sidenreng Rappang|Sidenreng]], [[Sulawesi Selatan]]), menikah tahun 1780. Dari pernikahan ini lahir [[
# Raja Hamidah (''Tengku Putri'', 1764-5 Agustus 1844) binti [[Raja Haji Fisabilillah]], menikah di [[Riau]] tahun 1804 dengan [[Pulau Penyengat]] sebagai mas kawinnya.<ref name=":4">{{cite web |last=Arman |first=Dedi |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2016/12/23/lintasan-sejarah-dari-bintan-sampai-berakhirnya-kerajaan-riau-lingga/ |title=Lintasan Sejarah Dari Bintan sampai Berakhirnya Kerajaan Riau Lingga |date=2016-12-23 |access-date=2017-11-09 |archive-url=
== Awal pemerintahan ==
Baris 47 ⟶ 46:
Di antara isi perjanjian tersebut mencatatkan bahwa pelabuhan Riau menjadi milik Belanda,{{sfn|Ghazali, 2011|p=88}} menyerukan berakhirnya monopoli [[Bugis]] di atas kantor Yamtuan Muda, hingga melarang orang Bugis lainnya untuk memegang jabatan di pemerintahan Johor.{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}}
===
Pada bulan Juni 1785, Belanda mengirim David Ruhde ke Hulu Riau untuk memegang jabatan [[Residen]] Belanda. Kehadiran Belanda di Riau-Lingga tersebut tidak disenangi oleh Sultan Mahmud.{{sfn|Ghazali, 2011|p=88}}
Sultan Mahmud Syah III kemudian secara diam-diam mengirim utusannya, Encik Talib, ke [[Kota Belud|Tempasuk]] di [[Sabah]], [[
Pada tanggal 13 Mei 1787, pasukan Sultan Mahmud (beserta pasukan Raja Ismail dari Tempasuk) menyusup ke selatan [[Kuala Terusan, Pangkalan Kerinci, Pelalawan|Terusan Riau]] melalui [[Pulau Penyengat|Penyengat]] dan [[Senggarang, Tanjung Pinang Kota, Tanjung Pinang|Senggarang]]. Saat malam tiba, pasukan Sultan mulai menampakan diri dari benteng kecil di bukit, kemudian maju dari arah gunung merapat ke kapal besar yang mengangkut barang dagangan sehingga pertempuran tidak terelakkan lagi.{{sfn|Netscher, 1879|p=}}<ref name=":5">{{citeweb|url=https://m.kumparan.com/maulana-ramadhan/kisah-kepahlawanan-sultan-mahmud-riayat-syah-di-bumi-nusantara |title=Kisah Kepahlawanan Sultan Mahmud Riayat Sayh di Bumi Nusantara |last=Ramadhan |first=Maulana |date=2017-11-09 |website=[[Kumparan.com]] |access-date=2017-11-10 }}</ref> Mereka menggempur dan menghabisi satu [[garnisun]] Belanda di [[Kota Tanjungpinang|Hulu Riau]]. Bantuan ini berhasil mengalahkan Belanda di Riau-Lingga pada bulan Mei 1787.
Akibat dari serangan itu banyak pasukan Belanda yang melarikan diri. Bahkan, seorang residen Belanda di [[Kota Tanjungpinang|Hulu Riau]], David Ruhde, melarikan diri ke [[Melaka, Malaysia|Melaka]].<ref name=":5" /> Tentang peristiwa tersebut, [[Raja Ali Haji]] menguncinya di dalam [[Tuhfat al-Nafis]]:<ref name=":6">{{cite web |last=Admin |first= |url=http://umrah.ac.id/archives/2856 |title=Sultan Mahmud Riayat Syah: Berhijrah ke Lingga demi Kelangsungan Perjuangan |date=2013-11-11 |access-date=2017-11-10 |archive-url=
{{cquote2|''Seekor'' Holanda pun tiada lagi tinggal dalam Negeri Riau setelah diserang pasukan Sultan Mahmud Riayat Syah itu. }}
Berkat peran dan perjuangannya bagi negara, [[Joko Widodo]] selaku [[Presiden Indonesia]] kemudian menganugerahi gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]] kepada Sultan Mahmud Riayat Syah (Sultan Mahmud Syah III). Upacara penganugerahan tersebut dilakukan di [[Istana Merdeka|Istana Negara]] pada tanggal 9 November 2017. Penganugerahan ini diputuskan melalui Kepres RI No 115/TK/tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bersidang pada Oktober 2017 lalu.<ref name=":7">{{citeweb|url=https://www.kemsos.go.id/siaranpers/presiden-jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-kepada-4-tokoh |title=Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Kepada 4 Tokoh |last=Citra |first= |date=2017-11-09 |website=website resmi Kementrian Sosial Republik Indonesia |access-date=2017-11-23 }}</ref>
Bersamaan dengan Sultan Mahmud III, gelar pahlawan nasional juga dianugerahkan kepada tiga tokoh lainnya, yaitu [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid]] (pendiri [[Nahdlatul Wathan]]), [[Lafran Pane]] (pendiri [[Himpunan Mahasiswa Islam]]), dan [[Malahayati]] (pejuang dari [[Kesultanan Aceh]]).<ref>{{citeweb|url=http://www.thejakartapost.com/life/2017/11/11/getting-to-know-the-newly-named-national-heroes.html |title=Getting to know the newly named national heroes |trans-title=Mengenal Nama Pahlawan Nasional Baru |last=Valentina |first=Jessicha |date=2017-11-11 |website=[[The Jakarta Post]] |access-date=2017-11-23 }}</ref>
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Raja Ali Haji: Mata Pena Mata Hati]]'' (2009), Mahmud Syah III dari Johor diperankan oleh [[Cok Simbara]].
== Catatan ==
{{reflist|group=catatan}}
== Referensi ==
Baris 71 ⟶ 79:
* {{cite journal |last=Ghazali |first=Abdullah Zakaria |date=2011 |title=Johor dan Kepulauan Riau: Berlainan Negara Tetapi Bersaudara |url= |journal=Malaysia Dari Segi Sejarah |publisher=Persatuan Sejarah Malaysia |location=Kuala Lumpur |volume=39 |issue=4 |pages=82-90 |issn=16750594 |ref={{sfnRef|Ghazali, 2011}} }}
* {{cite book |last=Netscher |first=E. |date=1870 |title=De Nederlanders in Djohor en Siak. 1602 tot 1865 |url= |location=Batavia |publisher=Bruining |page= |ref={{sfnRef|Hooker, 1991}} |isbn= |oclc=609451933 |language=nl |ref={{sfnRef|Netscher, 1879}} }}
* {{cite journal |last=Wake |first=C.H. |date=1975 |title=Raffles and the Rajas: the Founding of Singapore in Malayan and British Colonial History |url=http://www.jstor.org/stable/41492098 |journal=[[:en:Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society|Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society]] |publisher=MBRAS |location=Kuala Lumpur |volume=48 |issue=1 |pages=47-73 |issn=01267353 |ref={{sfnRef|Wake, 1975}} }}
* {{cite thesis |last=Abdul Rahman |first=Mohd Amirullah |date=2005 |title=Kerajaan Johor-Riau dalam sejarah peradaban Melayu |type=M.A. |chapter= |publisher=Universitas Malaya |docket= |oclc= |url=http://studentsrepo.um.edu.my/2049/ |access-date= |ref={{sfnRef|Abdul Rahman, 2005}} }}
{{refend}}
== Pranala luar ==
*
* [[Kabupaten Lingga#Sejarah|Sejarah Kabupaten Lingga]] di [http://www.linggakab.go.id/selayang-pandang/sejarah website resmi Kabupaten Lingga]
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m = 24
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m = Maret
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1756
|tempat_lahir = Hulu Riau
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Lingga
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 12
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = Januari
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1811
|tempat_makam =
}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
|