Manyanggar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Busu Neneng (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Manyanggar''' adalah salah satu ritual keagamaan [[upacara adatKaharingan]] yang dilakukan oleh masyarakat [[suku Dayak]] di [[Kalimantan Tengah]]. Ritualyang manyanggarbertujuan ini menjadi tradisi dalam lingkungan masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam kehidupan di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus. Perlunyauntuk membuat rambu-rambu atau tapal batas antara manusia dengan roh halus tersebut diharapkan agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing serta sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain. Ritual manyanggar ini menjadi tradisi dalam lingkungan masyarakat Dayak yang menganut agama Kaharingan karena mereka percaya bahwa dalam kehidupan di dunia, selain manusia juga ada makhluk yang tak kasat mata.<ref name=hira>{{cite web|url=http://www.anneahira.com/upacara-adat-suku-dayak.htm|title=anneahira.com|access-date=2015-04-11|archive-date=2015-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20150404081232/http://www.anneahira.com/upacara-adat-suku-dayak.htm|dead-url=yes}}</ref>.
 
== Etimologi ==
Istilah manyanggar berasal dari [[bahasa Sangiang]] yang diambil dari kata ''sangga'' yang berarti ''batasan'' atau ''rambu-rambu''. Dari terjemahan tersebut, upacara manyanggar kemudian diartikan sebagai ritual yang dilakukan untuk membuat batas-batas dari berbagai aspek kehidupan antara manusia dengan makhluk gaib.<ref name=benua>{{cite web|url=http://benuadayak.blogspot.com/2011/03/upacara-adat-manyanggar.html|title=benua-dayak}}</ref>
 
== Kegunaan ==
Upacara Manyanggar dilaksanakan pada saat panen kebun ataupun mengambil hasil alam dari [[hutan]] salah satunya saat akan menebang pohon. Menebang pohon di hutan merupakan kebiasaan adat dayak sejak dahulu sampai sekarang.Padahal, laju deforestasi di Kalimantan Tengah kian sulit untuk dibendung. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, laju deforestasi Kalimantan Tengah setiap tahun mencapai lebih dari 150.000 hektar. Perilaku itu sungguh berbeda dengan budaya leluhur masyarakat Dayak yang memanfaatkan alam secara bijak.<ref name=kompas>{{citeCite webnews|url=http://sains.kompas.com/read/2011/06/13/09474944/Manyanggar.Cara.Warga.Dayak.Jaga.Hutan|title=Sains.Kompas.comManyanggar, Cara Warga Dayak Jaga Hutan|date= 13 Jui 2011|accessdate=12 April 2015|work=[[Kompas.com]]}}</ref>.
Selain itu upacara Manyanggar juga digunakan untuk ritual dalam memulai pembuatan suatu bangunan<ref name=tribunnews>{{citeCite webnews|url=http://www.tribunnews.com/regional/2011/05/04/ritual-manyanggar-batanjung-bagian-dari-adat-dayak|title=tribunnews.comRitual Manyanggar Batanjung Bagian Dari Adat Dayak| date=4 Mei 2011| accessdate=12 April 2015|first=Anita K|last=Wardhani|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|editor-last=Wardhani|editor-first=Anita K}}</ref>
 
== Prosesi ==
Setiap suku dayak satu dengan suku dayak yang lain memiliki berbeda-beda dalam prosesi upacaranya. Namun secara umum memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai wujud rasa syukur dan sebagai tolak bala. Pada umunya, Prosesiprosesi upacara manyanggarManyanggar dilakukan dengan meletakan 7dan menyusun beberapa gelas berisi tetesan darah hewan yang telah dikorbankan. diantaranyake darahdalam kerbau,bangunan kambing,kecil ayamberbentuk hitam,rumah danpanggung ayamberbahan putih.kayu Ketujuhyang wadahdindingnya tersebutdibalut sisusunkain diberwarna lantaikuning, rumah-rumahandan panggungkegiatan berbahanini kayudipimpin yangoleh dindingnyapemuka dibalutagama kainKaharingan yang disebut [[kuningMantir]]. Rumah-rumahanTetesan tersebutdarah olehhewan masyarakatyang dayakdikorbankan diantaranya darah kerbau, kambing, ayam hitam, dan ayam putih, dan sebagainya. Masyarakat Dayak biasa disebutmenyebut rumah sakral tersebut sebagai [[Pasah Keramat]].<ref name=dayak>{{cite web|url=http://dayakofborneo.blogspot.com/2013/05/manyanggar-lewu.html|title=dayak-of-borneo}}</ref>.
 
Selain darah hewan korban, di pasahPasah keramatKeramat tersebut juga ditemaptkanditempatkan aneka sesajen. Tiga mangkuk berisi air putih dan jelantah diletakan melingkar bersama empat mangkuk berisi beras dan gulungan uang serta rokok yang ditancapkan.
Dibagian tengah terdapat sajian utama bagi para mahkuk ghaib. sebuah nampan berisi 41 diantaranya:
# Kukulih Putih
Baris 54:
# cangkaruk barahai (beras ketan tumbuk yang disangrai dengan gula merah)
# nasi ketan dengan inti.
Sesaji yang berupa minuman diantaranya: [[air kelapa]] muda, air [[santan]] gula merah, [[kopi]] manis, kopi pahit dan darah [[ayam]] segar. Sedangkan sesaji yang berupa lauk-pauk antar lain ikan haruan panggang kaluk, parafah ayam dan parafah kambing. Sedangkan yang buah-buahannya terdiri dari pisang talas satu sisir, pisang mahuli satu sisir dan kelapa tujuh biji.<ref name= pancarakinan>{{cite web|url=http://pancarakinan.web.id/upacara-adat-manyanggar-banua/|title=pancarakinan.web.id}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Upacara adatKaharingan]]
[[Kategori:Dayak]]