Siti Rukiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidakpelupa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru
Rujukan: kategorisasi
 
(29 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikify}}
{{Infobox Penulis
|name = S. Rukiah
Baris 5 ⟶ 4:
|imagesize =
|caption =
|pseudonym = Siti Rukiah Kertapati
|birthname birth_name = Siti Rukiah
|birthdate birth_date = 25 April 1927
|birth_place = [[Purwakarta]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|birthplace = [[Tabanan]], Bali
|deathdate death_date = 76 Juni 1996
|death_place = Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
|deathplace = 6 Juni 1996
|occupation = Penulis, penyair, [[redaktur]]
|language = Indonesia
|nationality = Indonesia
|education = Guru sekolah (Hollandsche Indische Kweekschool)
|ethnicity =
|period = [[Sastrawan Angkatan 1945|Angkatan 45]]
|citizenship =
|genre = [[Roman]], [[cerpen]], [[bacaan anak|cerita anak]], [[puisi]]
|period =
|genresubject = sikap =perempuan [[Novel]],masa [[puisi]]kemerdekaan
|subject =
|movement =
|notableworks = ''Kejatuhan dan Hati'', ''Tandus''
|spouse =
|partner =
Baris 26 ⟶ 25:
|influences =
|influenced =
|awards = Hadiah Sastra Nasional BMKN (1952)
|signature =
|website =
Baris 32 ⟶ 31:
}}
 
'''S. Rukiah''' juga dikenal dengan nama '''S.Siti Rukiah Kertapati''' ({{lahirmati|[[Purwakarta]], [[Jawa Barat]]|25|4|1927|[[Purwakarta]], [[Jawa Barat]]|6|6|1996}}) adalah seorang tokoh [[penulis]]sastra [[Indonesia]] yang menulis karya [[sastra]] [[novelroman]], [[bacaan anak|cerita anak]], [[cerpen|cerita pendek]], dan [[puisi]].<ref name="Rukiah">{{id}} Rampan, Korrie Layun. Leksikon susastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 440. Biografi S. Rukiah.</ref>
 
== Biografi ==
Setelah lulus dari [[Hollandsche Indische Kweekschool|Sekolah Guru]], Rukiah mengajar di [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]] selama dua tahun. TahunPada tahun [[1945|1945,]]<nowiki/> ia mengajar di [[Sekolah Gadis Purwakarta]]. Sejak tahun [[1946]], Rukiah mengisi [[majalah]] ''[[Gelombang Zaman]]'' dan ''[[Godam Djelata]]''. Rukiah menerbitkan [[puisi]] yang dimuat di [[majalah]] ''[[Gelombang Zaman]]'' menggunakan nama lengkapnya Siti Rukiah.
 
Pendidikan S. Rukiah berawal dari sekolah [[Rendah Gadis]] kemudian ia melanjutkan pendidikan ke [[Sekolah Guru]] (CVO) selama dua tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan dari [[CVO]], S. Rukiah memutuskan untuk menjadi guru di Sekolah Rendah Gadis Purwakarta. Di samping itu, ia juga pernah menjadi [[sekretaris]] [[redaksi]] [[majalah]] ''[[Pujangga Baru]]'' dan menjadi redaksi di majalah ''[[Bintang Timur]]/ Lentera'' bersama [[Pramoedya Ananta Toer]], serta pernah bekerja di majalah pendidikan anak-anak, ''Cendrawasih'', dan anggota Pimpinan Pusat [[LEKRA|Lekra]] 1959—1965. Sejak tahun 1946, S. Rukiah sudah menulis di berbagai [[majalah]], antara lain dalam ''Gelombang Zaman'' dan ''Mimbar Indonesia''. Berkat dorongan [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra Gunawan]], temannya, S. Rukiah akhirnya bisa menjadi [[penulis]]. Padahal sebelumnya, S. Rukiah beberapa kali mengirimkan hasil karyanya ke berbagai [[majalah]] ditolak, tetapi ia tidak putus asa. S. Rukiah menerima saran dan kritik diberikan untuk karya-karyanya. Dia pernah menulis [[surat]] kepada [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], bahwa ada orang yang memfitnahnya dan mengatakan karangan dan sajaknya yang telah dimuat di berbagai majalah adalah hasil jiplakan. Sementara itu, H.B. Jassin menanggapi surat S. Rukiah dan menyarankan supaya S. Rukiah mendiamkan saja persoalan itu dan harus memperkuat keberadaan dirinya dalam dunia [[sastra]] dengan cara terus mencipta dan meningkatkan mutu karyanya.
Pada Mei [[1948]] menjadi pembantu tetap majalah sastra [[Poedjangga Baroe]]. Tahun [[1950]] pindah ke [[Jakarta]] menjadi [[sekretaris]] majalah. Pada tahun yang sama, diterbitkan [[novel]] pertamanya berjudul ''[[Kejatuhan dan Hati]]''. Tahun [[1951]] pindah ke [[Bandung]] dan menjadi penyunting pada [[majalah]] anak-anak, ''Cendrawasih''.<ref name="Rukiah1">{{en}} [Rukiah, S. ''The fall and the heart''. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. Halaman 113].</ref>
 
Pada Mei [[1948]], ia menjadi pembantu tetap majalah sastra ''[[Poedjangga Baroe]]''. TahunRukiah [[1950]] pindahberpindah ke [[Jakarta]] pada tahun 1950 untuk menjadi [[sekretaris]] majalah. Pada tahun yang sama, diterbitkan [[novelroman]] pertamanya yang berjudul ''[[Kejatuhan dan Hati]]'' diterbitkan. TahunPada tahun [[1951]], ia pindahberpindah ke [[Bandung]] dan menjadi penyunting padadi [[majalah]] anak-anak, ''Cendrawasih''.<ref name="Rukiah1">{{en}} [Rukiah, S. ''The fall and the heart''. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. Halaman 113].</ref>
Rukiah pernah bergabung menjadi anggota [[Lekra]] (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Tahun [[1959]] Rukiah terpilih sebagai anggota pimpinan pusat Lekra. Namun, hal ini berakibat buku-bukunya menjadi salah satu yang dilarang pada masa penggulingan Presiden Sukarno dan pelarangan [[PKI]] [[(Partai Komunis Indonesia)]] pada [[1965]].<ref>{{Cite web|date=24 November 2018|title=Siti Rukiah Kertapati, sastrawati era kemerdekaan yang terlupakan|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46224526|website=BBC Indonesia|access-date=8 May 2021}}</ref>
 
Rukiah pernah bergabung menjadi anggota [[LEKRA|Lekra]] (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Tahun [[1959]] Rukiah terpilih sebagai anggota pimpinan pusat Lekra pada tahun 1959. Namun, hal ini berakibatmengakibatkan buku-bukunya menjadi salah satu yang dilarang pada masa penggulingan Presiden Sukarno[[Soekarno]] dan pelarangan [[PKI]] [[(Partai Komunis Indonesia)]] pada [[1965]].<ref>{{Cite web|date=24 November 2018|title=Siti Rukiah Kertapati, sastrawati era kemerdekaan yang terlupakan|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46224526|website=BBC Indonesia|access-date=8 May 2021}}</ref>
Kumpulan cerpen dan puisi pertamanya berjudul ''Tandus'' terbit tahun [[1952]] dan memenangkan hadiah sastra nasional. Pada tahun itu juga, Rukiah mulai menulis cerita anak menggunakan nama S. Rukiah Kertapati dan terus menerus menulis cerita anak sampai 1964.
 
Kumpulan cerpen dan puisi pertamanya berjudul ''Tandus'' terbit pada tahun [[1952]] dan memenangkan hadiah[[Hadiah sastraSastra nasionalNasional]]. Pada tahun itu juga, Rukiah mulai menulis cerita anak menggunakan nama S. Rukiah Kertapati dan terus menerus menulis cerita anak sampai tahun 1964.
Rukiah menderita trauma tahun 1965, dan tidak pernah menulis lagi sejak itu.
 
Rukiah menderita trauma atas tragedi tahun 1965 dan tidak pernah menulis lagi sejak itu. Walaupun karya-karyanya banyak, namanya langsung hilang setelah 1965. Dosen Ilmu Sejarah [[Universitas Sanata Dharma]], Yerry Wirawan, mengatakan nama Rukiah Kertapati memang sengaja dihilangkan dalam sejarah perempuan dan sejarah sastra Indonesia modern karena ia adalah anggota [[Lembaga Kebudayaan Rakyat|Lekra]].
 
== Karya-karyanya ==
'''Cerita anak'''
* ''Si Rawun dan kawanKawan-kawannyaKawannya'' (1955)
* ''Teuku Hasan Johan Pahlawan'' (1957)
* ''[[Jaka Tingkir]]'' (1962)
* ''Dongeng-dongengDongeng Kutilang'' (1962)
* ''Kisah perjalananPerjalanan Si Apin'' (1962)
* ''Taman sanjakSanjak siSi kecilKecil'' (1959)
* Adik Kecil
 
'''NovelRoman'''
* Si Rawun dan kawan-kawannya (1955)
* ''[[Kejatuhan dan Hati]]'' (1950)
* Teuku Hasan Johan Pahlawan (1957)
* Jaka Tingkir (1962)
* Dongeng-dongeng Kutilang (1962)
* Kisah perjalanan Si Apin (1962)
* Taman sanjak si kecil (1959)
 
'''Novel'''
* Kejatuhan dan Hati (1950)
 
'''Kumpulan cerpen dan puisi'''
* ''Tandus'' (1952), memenangkan Hadiah Sastra Nasional BMKN, 1952)
 
'''Puisi (Sajak)'''
(1) "Ilham II", (2) "Adikku Kecil", (3) "Pahlawan", (4) "Buntu Kejaran", (5) "Pohon Sunyi", (6) "Pulasan Hidup", (7) "Kamar Tua", (8) "Buku Kosong", (9) "Sebagian Pertemuan", (10) "Jalan Sementara", (11) "Patung", (12) "Pancaran Dipersimpangan", (13) "Cerita Malam", (14) "Satu Bunga", (15) "Lukisan di Siang Hari", (16) "Piala Kosong", (17) "Kehilangan Surga", (18) "Sahabatku I, II, III, IV", (19) "Kenangan Gelita", (20) "Mencari Kayu", (21) "Dengan Satu Bacaan", (22) "Lagu Buat Saudara", (23) "Engkau dan Nafsu", (24) "Kemungkinan", (25) "Pelajaran", (26) "Kehilangan Lampu", (27) "Antara Menunggu", (28) "Mau Ke-pengabisan", (29) "Cerita Laut", (30) "Tanah Air", (31) "Tanda Tanya", (32) "Cahaya Mau Mati", (33) "Aku Sendirian", dan (34) "Layar Hitam".<ref>{{Cite web|title=Artikel "S. Rukiah" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/S_Rukiah|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2022-08-30}}</ref>
 
== Pranala luar ==
[http://id.shvoong.com/social-sciences/1652394-sastrawati-rukiah-keteladanan-yang-langka/ Sastrawati Rukiah: Keteladanan yang langka] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110818233516/http://id.shvoong.com/social-sciences/1652394-sastrawati-rukiah-keteladanan-yang-langka/ |date=2011-08-18 }}
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Penulis wanita abad ke-20]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Guru Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Sunda]]
[[Kategori:Penulis Sunda]]
[[Kategori:Wartawan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pendidikan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh dari Purwakarta]]