Pangeran Anglingkusumo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Added {{BLP sources}} tag to article (Twinkle ⛔) |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox royalty
|name= Anglingkusumo
|title=
|full name=
|birth name=
|caption=
|spouse = Setianingsih Moerwengdyah Anglingkusumo
|children = Retno Setyoboma Savitri Kusumoputri <br> Dyah Renggowati Retno Puasa Setyawati Kusumodewi <br> Retno Puspita Mandarwati Kusumawardhani
|issue=
|house= [[Paku Alam]]
Baris 15 ⟶ 16:
}}
'''Pangeran Anglingkusumo''' atau lengkapnya yakni '''
# RA. Retno Setyoboma Savitri Kusumoputri, S.H.,M.M. MBA Aviation (BRAy. Wasitonagoro).
# RA. Dyah Renggowati Retno Puasa Setyawati Kusumodewi, S.Sos. (BRAy. Satyonagoro).
# RA. Retno Puspita Mandarwati Kusumawardhani, S.E.,M.M. (BRAy. Wiroyudho)
Sampai dengan
== Riwayat Hidup ==
Sebagai
Olahraga
Olahraga sepeda juga ditekuninya justru setelah Kanjeng Angling menginjak usia 50 tahun. Bersepeda
Untuk menyalurkan jiwa seninya, Kanjeng Angling sejak muda aktif sebagai profesional dunia fotografi. Ini terbukti, hampir 20 tahun lamanya sampai dengan tahun 1994, Kanjeng Angling dipercaya sebagai Ketua Himpunan Seni Foto Amatir (HISFA) Yogyakarta. Dan sampai sekarang masih duduk sebagai penasehat.
Seiring dengan bertambahnya usia, Kanjeng Angling terus menekuni berbagai bidang yang langsung dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Kecintaannya terhadap peninggalan budaya leluhur diujudkan dengan ketekunannya mengelola [[Museum Pura Pakualaman]].
Banyak hal bisa dilakukan secara bersamaan. Kanjeng memilih berwiraswasta. Sebagai putra seorang Wakil Gubernur pastilah mudah untuk menjadi PNS. Tapi lain dengan kanjeng Angling. Berbisnis sebagai agen Pertamina serta pemborong bangunan dan jasa konstruksi menjadikan Kanjeng Angling berkiprah lebih leluasa.
Ketajaman di bidang ajaran luhur Pura Pakualamanpun terus diasahnya. Dalam berbagai tulisannya, Kanjeng Angling menyebutkan, [[Paku Alam V]] adalah peletak dasar intelektualisasi Dinasti Paku Alam yang mendorong putra-putra PA beserta sentana Paku Alam untuk menempuh studi di perguruan yang maju bahkan sampai ke luar negeri. PA V berpandangan bahwa pembentukan intelektual itu merupakan kebutuhan mendesak dan mendasar.
Kanjeng Anglingkusumo tergerak untuk menekuni dunia pendidikan dikarenakan mengikuti jejak pendahulunya. Pangeran Notodiprodjo, putra Sri Paku Alam V dengan kesadarannya mendirikan Yayasan Beasiswa Darmoworo guna membiayai dan membantu orang-orang Jawa yang ingin melanjurkan studi ke Eropa.
Sebagai sosok yang berwirausaha penuh serta terjun langsung membidani lahirnya perguruan tinggi swasta mampu menginspirasi seorang mantan Fungsionaris Koperasi Mahasiswa [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN)]] tahun 1998 – 2001, Ahmad Baihaki AM menyebutkan, penekanan Kanjeng Angling terhadap gerakan moral dengan strategi kultural merupakan ciri dia. Kata Baihaki:”Belaiau cukup smart, analisis tajam, detail tapi sangat komprehensif dalam pengambilan keputusan. Dimenasi spiritual wirausaha menjadikan dia sebagai entrepreneur yang bisa menjadi suri tauladan umat.”
Profesor Dr [[Amri Yahya]] (alm) pernah membuat catatan bahwa
Dan kepedulian seperti itu sangat dibutuhkan bila sebiuah dinasti akan tetap menjadi bagian dari masyarakat modern. Bahkan Prof Amri Yahya waktu itu menegaskan, banyak kegiaatan Pak Angling maupun Bu Angling yang terdokumentasi di media cetak maupun elektronik.
Amri Yahya pun waktu itu mengingatkan. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ”Serahkan pada ahlinya, kalau tidak, tunggu kehancurannya.” Bahkan Prof Amri telah lama
Seniman gaek Azwar AN (71 tahun) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Seni dan Budaya Keluarga Minangkabau Yogyakarta mengenal sosok Kanjeng Angling sebagai seorang bangsawan yang berjiwa kerakyatan. “Pak Anglingitu sosok keluarga ningrat dari Pakualaman yang supel dan selalu berperhatian terhadap lawan bicara, meskipun yang mengajak bicara itu rakyat biasa”. Tambah Azwar lagi: ”Saya lebih terkesan lagi dengan Pak Angling karena perhatiannya terhadap dunia seni dan budaya. Hampir semua karya seni tradisi sampai modern diperhatikan secara cermat. Bahkan dia menguasai dunia fotografi.”
Di mata Azwar AN,
== Pangeran Anglingkusumo dan Suksesi Pakualaman ==
Pada rapat pleno ahli waris tanggal 25 November 1998 disepakati,” Proses Suksesi merupakan Hak Eksklisif ahli waris KGPAA. Paku Alam VIII, untuk itu ahli waris melakukan dengan musyawarah dan mufakat.
Hal yg sama disampaikan oleh sesepuh Hudyono pada rapat kerabat 23 November 1998 di Jakarta, ”Suksesi Pimpinan Projo Paku Alaman dan Kepala Keluarga Besar Trah Pakualaman adalah bersifat intern keluarga
Terjadi rapat keluarga pada tgl 7 Maret 1999, dibahas antara lain masalah Paugeran Jawi (hukum adat tidak tertulis) dan Ibu sepuh (ibu yg dituakan). Pada rapat tersebut diakui oleh KRAy. Purnamaningrum bahwa dia adalah istri yang
# Merujuk pada Janji yg diucapakan oleh KGPAA. Paku Alam VIII dihadapan kakek kandungnya SISKS PB X ketika meminang KRAy. Ratnaningrum sebagai istri untuk apabila putri Solo tersebut (KRAy. Ratananingrum) datangnya belakangan supaya dijadikan ISTRI yang nomor 1/ DITUAKAN. DITUAKAN artinya adalah apabila anak pertama dr istri yang dituakan lali-laki maka posisinya akan dituakan/atau merupakan anak pertama yang berhak atas Tahta. Adanya Janji tersebut merujuk pada bukti-bukti antara lain;
* Surat Keterangan Resmi SISKS PAKOE BUWONO XII,
* Surat Keterangan Resmi para saksi hidup GRAY. Brotodiningrat (Putri PB X), GRAY. Kusumojati (putri PB X), Ray. Sumodiningrat (bedoyo PB X), Nyai Lurah Hamung Sugata (abdi dalem keparak).
# Dengan adanya janji tersebut diberikanlah tetenger dari nenek KGPAA. Paku Alam VIII (istri SISKS PB X) yaitu KBRAy. Retno Purnomo dipecah 2 menjadi
* Retno + Ningrum = KRAy. Ratnoningrum yg didahulukan/dituakan, dan
* Purnomo + Ningrum = Purnamaningrum yang di belakang/dimudakan.
Namun hal-hal lain masalah suksesi belum memperoleh titik temu namun sudah dinyatakan final oleh
Namun secara mengejutkan pada rapat terakhir tanggal 18 April 1999 disampaikan sebuah Deklarasi yang dibuat oleh 12 orang sesepuh kerabat berpangkat pangeran lurah/bupati mengatasnamakan Hudyono yang dibuat tgl 6 April 1999 di Jakarta isinya: Mendukung dan Menobatkan
Berdasarkan Deklarasi tersebut maka
Pihak
Dengan demikian maka pihak KPH. Probokusumo menyatakan bahwa Jumenengan
Perlu diketahui bahwa setelah KGPAA. Paku Aam VIII mangkat maka tas kantor yang selalu dibawa dia sehari-hari yang berisi 3 map, uang dan kunci brankas (menurut keterangan abdi dalem yang meladeni dia sehari-hari dan yang terakhir membantu dia memasukan isi tas tersebut) HILANG sampai sekarang tidak diketemukan. Yang kami ketahui terjadi adalah pernyataan KRAy. Punamaningrum yang mengatakan bahwa dia menemukan kunci brankas kuno yang berada di dalam kamar almarhum yang notabene berada didalam TAS yang HILANG (menurut keterangan abdi dalem yang terakhir memasukan isi tas sebelum KGPAA. Paku Alam VIII mangkat). Tas tersebut diDUGA berisi SURAT WASIAT yang ditinggalkan almarhum mengingat berdasarkan keterangan wartawan sejak tahun 1989 sebetulnya Dia telah menunjuk pengganti/ Putra Mahkota.
== Mencuatnya Kembali Permasalahan Suksesi Puro Paku Alaman ==
Pada tahun 2001
Dengan semangat, ”Mikul duwur mendhem jero” dan menghindari keributan yang lebih besar maka saran para pakar belum dilaksanakan oleh
Berdasarkan permintaan dari salah satu penerbit maka dibuatlah buku “Sebuah Dinasti yang Terkoyak” edisi kedua. Tanpa diduga buku tersebut menjadi booming sebelum sampai ke tangan penerbit, sampai sekarang kami kewalahan menangani permintaan buku tersebut.
Perseteruan keluarga mulai muncul kembali saat kubu Ambarkusumo akan mensertifikatkan Tanah Paku Alam atau Paku Alam Ground(PAG) yang ada di Kulon Progo yang akan diguanakan untuk penambangan pasir besi dan bandara. Hal tersebut ditentang oleh keluarga dari kubu Probokusumo yang kini dimotori oleh
Diduga hal tersebut diatas yang melatar belakangi terjadinya, ”Pengukuhan
Seiring dengan bertambahnya pendukung
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]]
|