Daeng Marewah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Risyrini (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(31 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Daeng Marewah''' adalah [[Yang Dipertuan Muda]] I dari [[Kesultanan Johor]] (kemudian menjadi [[Kesultanan Lingga]]). Setelah memenangkan perang melawan [[Raja Kecik]], [[Sultan Sulaiman Badrul'alam Syah]] [[Sultan Johor]] pada saat itu, maka ia mengangkat Daeng MarEwa sebagai Yang Dipertuan Muda Riau I (1721-1729), bergelar '''''Kelana Jaya Putera'''''. [[Yang Dipertuan Muda]] adalah sebuah jabatan yang setingkat dengan Perdana Menteri berkuasa penuh, dimanadi mana segala wewenang dan urusan pemerintahan berada dalam kekuasaannya.
 
== Riwayat keluarga ==
Sebagaimana yang tertulis di dalam [[Tuhfat al-Nafis]] yang ditulis oleh [[Raja Ali Haji]], diriwayatkan bahwa bangsawan [[Kerajaan Luwu]], yang bernama '''Opu Tenri Borong Daeng riRi LEkkeLekke'''' atau sering disingkat '''''Opu Tenri Burong''''', berangkat bersama ke-5 putranya dari tanah Bugis menuju ke tanah asing.<ref name="andiodang1">[http://andioddang.blogspot.co.id/2010/11/ana-ogie-sejauh-layarnya-terkembang_22.html Hannibal dari Tanah Melayu (bag. 1)]</ref> Kelima putranya diantaranya adalah:
# [[Kerajaan Mempawah#Mempawah pada masa kesultanan islam|Opu Daeng Menambun]],
# Opu Daeng Manambung,
# Opu Daeng Marewah,
# [[Daeng Chelak|Opu Daeng Cella']],
# Opu Daeng Parani, dan
# [https://ms.m.wiki-indonesia.club/wiki/Daeng_Kemasi Opu Daeng Kemasi]
# Opu Daeng KamasE
 
Mereka merapat di [[Pulau Siantan]] dan disambut dengan ramahnya oleh seorang pelaut Bugis terkemuka di kawasan itu, yakni : Kari Abdul Malik yang juga dikenal sebagai Nakhoda Alang. Akhirnya mereka menetap di Siantang dalam waktu beberapa lama.
 
Penerimaan Nakhoda Alang dalam sebuah jalinan persahabatan yang akrab, membuat Opu DaEngDaeng Ri LEkkeLekke' berpikir untuk semakin mempererat hubungan itu sebagai hubungan kekeluargaan. Maka beliaudia melamar puteri Nakhoda Alang untuk dinikahkan dengan salah seorang puteranya, yaitu : Opu DaEngDaeng Parani (Opu DahingDaing ParniPrani, versi Tuhfat An Nafis). Pernikahan itu dikaruniai sepasang putera puteri, yakni : [[Daeng Kamboja|Opu Daeng Kamboja]] dan Opu Daeng Khatijah.
 
Kedua orang cucu dari Tenri Bonrong ini kelak akan menjadi orang yang penting di daerah Melayu. Dahing Kamboja kelak akan menjadi [[Yang Dipertuan Muda]] ke-3 di [[Kesultanan Lingga]], dan Dahing Khatijah itu menjadi isteri Raja Alam, putra [[Raja Kecil|Yang Dipertuan Raja Kecik Siak]]. Daeng Cella' juga dikenal dengan nama lain sebagai Daeng Pali' yang kemudian menjadi Yang Dipertuan Muda ke-2, setelah Daeng Marewa.
 
Dalam suasana kebahagiaan mendapatkan cucu serta kesibukan membangun armada Angkatan Laut itu, Opu Tenri Borong Daeng ri LEkke', Pangeran Luwu yang bercita-cita besar itu wafat dan dimakamkan pada sebuah pulau kecil di dekat [[Pulau Matak]] dalam wilayah Siantan. Hingga kini, makam Opu Tenri Borong Daeng ri LEkkeLekke' dikenal sebagai "'''Keramat Pulau Siantan'''"<ref>Dr. H. Wahyuddin Hamid, M.S., Passompe' Bugis Makassar, 2005</ref>
 
Pada Stamboom<sup>3</sup> (silsilah Raja Muda Lingga-Riau) yang ditulis oleh Willer, Residen Belanda pada tahun 1855 disebutkan bahwa Daeng Marewa, Daeng Parani dan Daeng Cella' adalah keturunan dari Kerajaan Bone dan Luwu. Hal ini juga ditulis juga dalam sejarahwan terkemuka [[Leonard Andaya|L. Andaya]] <sup>4</sup> dalam disertasinya pada tahun 1975. Sedangkan telaahan kritis atas Tuhfat al-Nafis dilakukan oleh Noorduyn (1988)<sup>5</sup> dan Zainal Abidin Farid (1999)<sup>6</sup>.
 
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}
3. Bleeker et.al (1855) 'Stamboom der onderkoningen van Riouw' in 'Tidschrift voor Indische Tall Land en Volkenkunde' pp.&nbsp;411.
 
4. L. Andaya (1975) 'The Kingdom of Johor 1641-1728: Economic and Political Developments'. Kuala Lumpur, Oxford University Press,
 
5. J. Noorduyn (1988) 'The Bugis genealogy of the Raja Muda family of Riau-Johor', Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 61(2). pp.&nbsp;63–92.
 
6. A. Farid (1999) 'Capita Selecta: Kebudayaan Sulawesi Selatan' Social Politic Genius (SIGn), 30 Jul 2017 (Edisi Revisi)
 
== Lihat juga ==
Baris 26 ⟶ 35:
* [[Sultan Johor]]
 
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{indo-bio-stub}}
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir =
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m =
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Sultan Selangor]]