Silat Karo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diluar +di luar) |
Tag: Pembatalan |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ndikar''' (baca; ndikkar) adalah seni bela diri dari daerah [[Karo]], yang juga sering disebutkan dengan kata silat. Walaupun sebenarnya kata ndikar adalah
Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, ndikar juga merupakan olah raga bela diri tradisional khas dari daerah Karo yang memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari daerah lain, sedangkan '''Pandikar''' adalah kata sebutan bagi orang-orang yang mendalami ilmu bela diri ini ataupun orang-orang yang memiliki ilmu bela diri ndikar (bandingkan pandikar dengan pendekar dalam bahasa Indonesia). ▼
▲Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, ndikar juga merupakan
'''Ndikar dan Tari-tari Bintang'''
Dalam
Walaupun merupakan suatu tari-tarian, Tari-tari Bintang juga memberi kesempatan kepada para pandikar untuk saling meyerang dan bertahan. Dimana dalam pertunjukan ndikar dua orang akan ditampilkan untuk menunjukkan kemampuan masing-masing. Dengan alunan musik yang bertempo pelan diawali gerakan sembah para pandikar mulai menari dengan gerakan yang pelan atau normal mengikuti alunan musik, tahap ini bisa diibaratkan sebagai tahap pemanasan. Pada tahap ini para pandikar selain menari juga mulai berusaha untuk mencari celah atau mengintip kelemahan sang lawan. Tahap selanjutnya pemusik mulai menaikkan tempo musiknya sehingga pergerakan para pandikar juga semakin cepat sesuai dengan iringan musik, pada tahap inilah para pandikar mulai saling menyerang dan mengeluarkan kemampuam masing-masing dalam beberapa saat, biasanya pada tahap ini para penonton akan menyemangati para pandikar dengan teriakan dan juga memberikan aplaus bagi pandikar yang berhasil mencuri atau menyarangkan pukulan ketubuh lawan atau juga kepada pandikar yang pertahanannya sulit ditembus sang lawan. Selanjutnya musik berangsur mulai melambat dan kembali ke tempo awal, pergerakan sang pandikar juga ikut melambat dan akhirnya ditutup dengan gerakan sembah dari para pandikar.
'''Ndikar diambang kepunahan'''
Saat ini ndikar sangat jarang dipelajari atau diajarkan baik di Tanah Karo ataupun di luar Tanah Karo, sehingga kemungkinan suatu saat ndikar ini akan punah atau lenyap dari peradaban Suku Karo, sungguh suatu hal yang sangat disayangkan mengingat ndikar ini juga merupakan aset budaya Karo yang seharusnya dilestarikan untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang. Saat ini hanya segelintir orang-orang tertentu dan juga di desa-desa tertentu saja yang masih mengerti atau memiliki kemampuan untuk
Kurangnya minat anak-anak muda Karo untuk mempelajari ndikar juga ikut andil dalam semakin terpinggirkannya bela diri ndikar dari masyarakat Karo itu sendiri, memang bukan hal yang aneh jika produk lokal selalu kalah dari produk-produk import,
Melalui tulisan ini saya untuk mencoba mengajak teman-teman para muda-mudi Karo khususnya, marilah kita kembali melihat kebawah ketempat kita berpijak, marilah bersama-sama kita kembangkan kembali seni bela diri ndikar ini yang merupakan peninggalan budaya asli nenek moyang kita sehingga kelak akan menjadi salah satu identitas kita suku Karo. Karena dengan mendalami ndikar ini selain ikut melestarikan budaya juga akan bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan raga kita.
== Lihat pula ==
|