Azhari Aiyub: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
-{{kelayakan}}: Orang ini layak karena sudah menerima penghargaan sastra. |
Penambah kotak penulis, ttg 2018, kategorisasi |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox penulis
|name = {{BASEPAGENAME}}
|image =
|imagesize =
|caption =
|pseudonym =
|birth_name =
|birth_date = 1981
|birth_place = [[Banda Aceh]]
|occupation = [[Sastrawan]]
|language = Indonesia
|nationality = Indonesia
|period = [[Sastra Indonesia#Angkatan Reformasi (1998–2004)|Angkatan Reformasi]]
|genre = {{hlist|[[Cerpen]]|[[novel]]|[[esai]]|[[puisi]]}}
|subject =
|movement =
|notableworks = ''Kura-Kura Berjanggut''
|education = Fakultas Bahasa dan Literatur
|alma_mater = [[Universitas Syiah Kuala]]
|spouse =
|partner =
|children =
|parents =
|relatives =
|influences =
|influenced =
|awards = [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] (2018)
|signature =
|website =
|portaldisp =
}}
'''Azhari Aiyub''' (lahir di [[Banda Aceh]] tahun 1981) adalah [[sastrawan]] Indonesia ikut memberi pencerahan dan kebaruan dalam dunia sastra kontemporer kita melalui cerita-cerita pendeknya. Selain menulis [[prosa]], dia juga menulis [[esai]] dan [[puisi]].<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.dewimagazine.com/news-art/azhari-aiyub-dan-bivitri-susanti-dua-aktivis-kemanusiaan-yang-perlu-anda-ketahui-kiprahnya|title=Azhari Aiyub dan Bivitri Susanti, Dua Aktivis Kemanusiaan yang Perlu Anda Ketahui Kiprahnya|last=SkunkWorks|website=www.dewimagazine.com|language=en|access-date=2018-06-05}}</ref>
Sebelum terjadinya Tsunami pada 26 Desember 2004, dia menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa dan Literatur di [[Universitas Syiah Kuala]], [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]. Dia merupakan salah satu pendiri [[Sekolah Menulis Dokarim]], sebuah sekolah menulis kreatif. Bukunya yang berjudul ''Perempuan Pala'' (terbit 2004), berhasil masuk dalam nominasi [[Kusala Sastra Khatulistiwa|Khatulistiwa Literary Award]]. Dia menerima ''Free Word Award'' dari ''Poets of All Nations'' di Belanda pada tahun 2005. Pada tahun 2018, dia menjadi pemengang [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] atas karya prosa ''[[Kura-Kura Berjanggut]]''. Setelah vakum menulis selama 2 tahun, Azhari kembali menulis tentang Aceh, dan beberapa cerita pendek diterbitkan oleh Koran Tempo.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/936358116|title=The garden of delights & other tales|last=1981-|first=Azhari,|last2=Jutta,|first2=Wurm,|isbn=9786029144826|location=Jakarta|oclc=936358116}}</ref>
Kumpulan cerpennya berjudul ''Perempuan Pala'' telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diberi pengantar oleh antropolog James T. Siegel. Feminis Prancis terkemuka, Helene Cixous, menyatakan bahwa dia belum pernah membaca cerita yang ditulis dengan cara dan perspektif Azhari.<ref name=":0" />
Baris 7 ⟶ 39:
Azhari juga salah satu penggagas sekaligus pengelola Museum Hak Asasi Manusia pertama di Indonesia dan juga Asia Tenggara, yang berdiri pada 23 Maret 2011 di Banda Aceh.<ref name=":0" />
==
<references />
{{Kusala Sastra Khatulistiwa}}
{{penulis-stub}}
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Kusala Sastra Khatulistiwa]]
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang HAM Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Syiah Kuala]]
[[Kategori:Seniman Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Banda Aceh]]
|