(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Konseling multikultural''' (''multicultural counseling'') adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan salah satu praktek konseling tertentu yang pada dasarnya bertujuan untuk mencari dan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana sebuah kebudayaan tertentu dan identitas seseorang dapat mempengaruhi kesehatan mental suatu individu dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hubungan seorang konseli dengan konseling yang akan dilakukan oleh konselor.<ref name=":0">{{Cite web|date=2021-05-31|title=What is Multicultural Counseling & Why Is It Important?|url=https://www.northeastern.edu/graduate/blog/what-is-multicultural-counseling/|website=Northeastern University Graduate Programs|language=en-US|access-date=2022-05-04}}</ref> Hubungan baik yang terjalin antara seorang konselor dan konseli dalam suatu proses konseling memerlukan [[empati]] yang tinggi dari seorang konselor, terutama dalam konteks konseling multikultural. Hal tersebut akan membantu seorang konselor dapat lebih memahami cara pandang konseli melalui perspektif konseli itu sendiri.<ref>{{Cite journal|last=Nuzliah|first=Nuzliah|date=2016-12-02|title=COUNSELING MULTIKULTURAL|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/816|journal=JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling|language=id|volume=2|issue=2|pages=201–214|doi=10.22373/je.v2i2.816|issn=2460-5794}}</ref>
Diantara aspek-aspek kebudayaaan (''culture'')kebudayaan yang menjadi patokan dalam konseling multikultural adalah identitas gender, orientasi seksual, usia, sosioekonomi status, agama/keyakinan dan kemampuan yang mungkin berperan dalam konteks kesehatan mental dan isu personal yang berkaitan dengan konseli/individual.<ref>{{Cite web|title=Why Multicultural Counseling is Essential to a Therapist|url=https://www.alliant.edu/blog/why-multicultural-counseling-essential-success-todays-therapist|website=www.alliant.edu|access-date=2022-05-04}}</ref> Konseling multikultural pada intinya adalah salah satu cara untuk mengapreasiasi keberagaman yang ada pada setiap individu.<ref name=":0" /> Seorang konselor yang memiliki kompetensi dalam hal ini juga disebut dengan istilah a ''diversity-competent-counselor.'' <ref name=":1">{{Cite book|last=Corey|first=Gerald|date=2009|title=Theory and practice of counseling and psychotherapy|url=https://archive.org/details/theorypracticeco00core_181|location=Belmont|publisher=Brooks/Cole|isbn=978-0-495-10208-3|pages=[https://archive.org/details/theorypracticeco00core_181/page/n44 25] - 26|url-status=live}}</ref>
Seorang konselor yang handal dalam praktek konseling multikultural harus mempunyai kompetensi yang meliputi beberapa area seperti, keyakinan dan sikap (''beliefs and attitudes''), pengetahuan (''knowledge'') dan keterampilan (''skills''). Pertama, seorang konselor multikultural yang efektif dituntut sudah mempunyai salah satu kemajuan. Diantaranya kemajuan dari ketidaksensitifan dalam menilai suatu kebudayaan. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa mereka tidak mengalami pandangan yang bias dalam proses konseling. Kedua, seorang konselor multikultural yang handal mempunyai pengetahuan mengenai aspek tertentu mengenai kebudayaan dan seorang konselor multikultural yang profesional memiliki kemampuan tertentu yang berkaitan dengan keberagaman kebudayaan dalam menjalankan perannya dalam mendidik dan memberikan terapi kepada konseli.<ref name=":1" />