Sekolah pintar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(20 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dead end|date=Oktober 2016}}
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
'''Sekolah pintar'''
==
Penggunaan teknologi dalam konsep sekolah pintar dapat terlihat dari beberapa hal. Dari sisi guru, pengelolaan administrasi lebih mudah dilakukan. Misalnya, penulisan, penyusunan maupun perencanaan rencana pembelajaran dapat dibandingkan dengan rencana pembelajaran guru-guru lain yang tergabung dalam komunitas pendidikan. Memasukan nilai siswa juga bisa dilakukan secara online dan data tiap guru dapat disimpan di server sekolah dengan menggunakan jaringan LAN.
Generasi tua menolak dengan alasan tidak paham/sulit/tidak mau belajar, belum semua sekolah difasilitasi koneksi internet atau belum terbiasa dengan sistem e-learning dan e-assessment adalah contoh tantangan dalam membangun konsep sekolah pintar ini. Menurut
Selain itu, berhasil atau tidaknya implementasi penggunaan teknologi di sekolah juga berhubungan dengan perencanaan strategis, rasa memiliki, sumberdaya yang ada dan pengembangan profesional. Sebagai
Kendala utama dalam aplikasi sekolah pintar di Indonesia terletak pada pembangunan dan penyediaan infrastruktur internet. Istilah
Daya jangkauan telepon seluler di Indonesia mencapai 90% dari teritori Indonesia
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia memiliki rencana yang dikenal dengan dengan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Salah satu yang menjadi prioritas adalah dengan membangun ''interconnectivity'' antara enam koridor ekonomi, yang salah satunya adalah investasi infrastruktur di bidang informasi dan teknologi komunikasi.
Perspektif payung Grant dapat menjelaskan konsep sekolah pintar ini dimana penggunaan software dan hardware komputer oleh pengguna pribadi membentuk kelompok individu yang melayani kepentingan masyarakat. Sekolah, sebagai salah satu institusi sosial, juga terpengaruh oleh perkembangan teknologi dan informasi.
Stephens (2007) menekankan pada pendekatan informasi dan teknologi ‘‘(ICTs)’‘
--[[Pengguna:Nino Kemal Ahmad|Nino Kemal Ahmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Nino Kemal Ahmad|bicara]]) 6 Oktober 2014 03.20 (UTC)Nino Kemal Ahmad
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Sekolah]]
|