Akulturasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(34 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Akkulturationsformen.jpg|jmpl|Empat bentuk dasar dari akulturasi]]
'''Akulturasi''' adalah suatu [[proses sosial]] yang timbul manakala suatu kelompok [[manusia]] dengan [[kebudayaan]] tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya ''rap'' dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-''rap'' dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara ''Simfoni Semesta Raya''.
[[Berkas:ALKULTURASI BUDAYA.jpg|jmpl|273x273px|Atraksi [[reog]] dalam gelaran [[Grebeg Sudiro]] di [[Solo]] yang diadakan dalam menyambut [[tahun baru Imlek]].]]
 
'''Akulturasi''' adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok [[manusia]] dengan [[kebudayaan]] tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.<ref>{{cite book|title= Modul Pengembangan Keprofesian Lanjutan, Antropolgi SMA Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter|authors= Indriyati Soerjasih, Oesman Effendi, Sri Endah Kinasih|Publisher= Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Kebudayaan|page= 69|years= 2017|url= http://repositori.kemdikbud.go.id/5960/1/KK%20A.pdf}}</ref> Umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang digabungkan dengan kebudayaan setempat dapat mudah disesuaikan dengan kondisi setempat, sehingga mudah dipakai dan memberikan manfaat.<ref>{{Cite book|last=Suhardi dan Sunarti, S.|first=|date=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_2_Kelas_11_Suhardi_Sri_Sunarti_2009.pdf|title=Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-212-2|pages=|url-status=live|access-date=2020-11-09|archive-date=2020-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20201026213803/http://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_2_Kelas_11_Suhardi_Sri_Sunarti_2009.pdf|dead-url=yes}}</ref> Penolakan penggabungan kebudayaan hanya diterapkan terhadap sistem [[kepercayaan]], [[ideologi]], dan [[falsafah]] hidup.<ref>{{Cite book|last=Raharjo|first=Puji|date=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_Kelas_11_Puji_Raharjo_2009.pdf|title=Sosiologi 2: untuk SMA/MA Kelas XI|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-751-6|pages=145|url-status=live|access-date=2020-11-09|archive-date=2020-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20201026222608/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_Kelas_11_Puji_Raharjo_2009.pdf|dead-url=yes}}</ref>
{{budaya-stub}}
 
== Proses ==
[[Berkas:DSCF2083-1.jpg|jmpl|272x272px|Tarian tradisional dengan kain batik dan [[hijab]].]]
Pada masa awal hidup hingga akhir hayat hidupnya, [[manusia]] memperoleh suatu proses [[budaya]]. Proses sosialisasi dan pendidikan budaya yang ditanamkan menjadi perilaku dan kepribadian yang sudah melakat pada sistem saraf di setiap [[individu]]. Dengan proses belajar ini manusia harus berinteraksi dan berkomunikasi antar sesama, proses ini didapatkan pada setiap individu yang dinmakan enkulturasi. Budaya dan individu memiliki hubungan dalam proses [[enkulturasi]] sehingga manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Jika ada individu [[Imigrasi|imigran]] yang masuk pada wilayah pribumi maka imigran ini belajar menyesuaikan dan menciptakan situasi-situasi yang relevan pada masyarakat pribumi. Pola menyesuaikan individu imigran ke wilayah masyarakat [[pribumi]] dengan adanya perubahan menyesuaikan yang baru inilah yang disebut akulturasi.<ref>{{Cite web|date=2013-05-27|title=Akulturasi Budaya|url=https://misbakhulmunir1922.wordpress.com/2013/05/27/akulturasi-budaya/|website=Misbakhul Munir 1922|language=en|access-date=2020-09-18}}</ref> Ciri khas dari budaya setempat tetap dipertahankan dan saling melengkapi dengan unsur kebudayaan asing.<ref>{{Cite book|last=Widianti|first=Wida|date=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_2_Kelas_11_Wida_Widianti_2009.pdf|title=Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI IPS|location=Jakarta|publisher=Pusat erbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-750-9|pages=87|url-status=live|access-date=2020-11-09|archive-date=2020-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20201110001028/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Sosiologi_2_Kelas_11_Wida_Widianti_2009.pdf|dead-url=yes}}</ref> Contoh dari akulturasi sendiri dapat ditemukan pada tradisi ''nyadran'' dan ''kenduri'' pada masyarakat jawa yang merupakan bentuk akulturasi budaya pra-[[islam]] dengan kebudayaan islam.<ref>{{Cite news|author=Arum Sutrisni Putri|date=21 April 2020|title=Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/21/160021069/akulturasi-dan-perkembangan-budaya-islam?page=all#page2|last=Putri|first=Arum Sutrisni|editor-last=Putri|editor-first=Arum Sutrisni|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
 
=== Pemaksaan ===
Akulturasi yang dilakukan dengan cara pemaksaan seperti yang dilakukan [[Kolonialisme|penjajah]] di [[Indonesia]], proses penyesuaian tidak bertahan lama karena akulturasi itu hilang jika penjajah pun di usir di indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|title=√ Pengertian Akulturasi Budaya dan Contohnya Lengkap {{!}} DosenSosiologi.Com|url=https://dosensosiologi.com/pengertian-akulturasi-budaya-dan-contohnya-lengkap/|language=id-ID|access-date=2020-09-18|archive-date=2020-10-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20201024054218/https://dosensosiologi.com/pengertian-akulturasi-budaya-dan-contohnya-lengkap/|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Damai ===
Akulturasi yang dilakukan dengan cara [[damai]] mampu bertahan lama jika dibandingkan dengan cara [[Paksaan|pemaksaan]]. Proses penyesuaiannya sangat lama dan melekat erat dalam masyarakat<ref name=":0" />
 
Akulturasi sendiri dapat muncul karena adanya kontak kebudayaan dari kebudayaan asing yang lambat laun diterima oleh kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan aslinya. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan akulturasi yaitu:<ref>{{cite book|title= Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi|authors= Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari|publisher= Aura Publisher|year= 2019|page= 85-86|isbn= 978-623-211-107-3|url= http://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295-1?inline=1}}</ref>
# Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian dalam masyarakat atau antar individu dalam kelompok.
# Antara golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
# Antara masyarakat yang menguasai dan dikuasai.
# Antara masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya.
# Antara aspek-aspek material dan non-material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan komplek dengan yang komplek pula.
 
== Dampak ==
Dalam akulturasi sering kali terjadi perubahan dan perkembangan kebudayaan masyrakat setempat, perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Adapun dampak-dampak tersebut adalah:<ref>{{cite journal|authors= Kodiran|title= Akulturasi Sebagai Mekanisme Perubahan Kebudayaan|journal= Humaniora|date= 1998|pages= 87-91|url= https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2064/1867}}</ref>
 
'''Adisi''' adalah penambahan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru sehingga timbul perubahan struktural atau tidak sama sekali.
 
'''Sinkretisme''' adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru dengan tidak meninggalkan jati diri masing-masing dan membentuk sistem kebudayaan baru.
 
'''Substitusi''' adalah unsur-unsur kebudayaan yang telah ada atau terdahulu diganti oleh unsur-unsur kebudayaan yang baru, terutama yang dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini, kemungkinan terjadi perubahan struktural sangat kecil.
 
'''Dekulturisasi''' adalah tumbuhnya unsur-unsur kebudayaan yang baru untuk memenuhi berbagai kebutuhan baru karena perubahan situasi.
 
'''Rejeksi''' adalah penolakan unsur-unsur perubahan yang terjadi amat cepat sehingga sebagian besar orang tidak dapat menerimanya. Hal ini dapat menimbulkan penolakan, bahkan pemberontakan atau gerakan kebangkitan.
 
'''Psikologis'''. Kualitas dinamis akulturasi lebih lanjut diungkapkan oleh perubahan bertahap yang terjadi di beberapa bidang (atau dimensi) dan mempengaruhi individu dan kelompok budaya secara potensial secara keseluruhan (misalnya, bahasa, gaya kognitif, pola perilaku, kepribadian, identitas, sikap, dan nilai). Salah satu konsekuensi negatif dari proses akulturasi adalah fenomena stres akulturasi. Stres akulturatif didefinisikan sebagai ketegangan negatif yang dapat berhubungan langsung dengan ancaman, konflik, atau krisis yang berpusat pada identitas budaya, nilai, atau pola hidup emosional dan perilaku seseorang. Stres yang berkepanjangan, terutama pada tingkat yang sangat tinggi, dapat memanifestasikan dirinya baik dalam gejala psikologis distres (misalnya, kecemasan, depresi) dan gejala fisiologis distres (misalnya, nyeri, kelelahan, pusing).<ref>{{cite web |last1=Arief |first1=Muhammad |title=Akulturasi dan Pengaruhnya Terhadap Psikologis |url=https://literasi-psikologi.blogspot.com/2022/10/akulturasi-dan-pengaruhnya-terhadap.html |website=literasi-psikologi.blogspot.com}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Asimilasi (sosial)|Asimilasi]]
* [[Cuci otak]]
* [[Indoktrinasi]]
* [[Manipulasi psikologis]]
* [[Modifikasi perilaku]]
* [[Perekrutan]]
* [[Sosiologi]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Budaya]]
[[Kategori:Sosiologi]]
 
Ooo