Ekspansi hominini awal keluar Afrika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k →‎Berkembang penyakit zoonosis: clean up, replaced: lembab → lembap
Ludvja (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
</ref>
 
Tidak lama sebelumnya, di Afrika, ''[[Homo erectus]]'' telah turun dari hutan- pembatasan dengan ''[[Homo habilis]]'' dan beradaptasi dengan lapangan terbuka dari sabana dan lanskap gersang. Hominid pra-moderenmodern ini keluar Afrika dalam setidaknya tiga gelombang. Produsen primitif yang menggunakan alat kerikil untuk memotong (''chopper'') keluar Afrika pada c. 1.8 Ma, yang diikuti oleh industri [[Acheulean]] awal pada c. 1.4 Ma, dan berbagai kelompok Acheulean yang memproduksi golok pemotong pada sekitar 0.8 Ma.<ref name="Bar-Yosef, O. 2001">{{cite journal|last=Bar-Yosef|first=O.|authorlink=Ofer Bar-Yosef|last2=Belfer-Cohen|first2=A.|year=2001|title=From Africa to Eurasia — early dispersals|journal=Quaternary International|volume=75|issue=1|pages=19–28|doi=10.1016/S1040-6182(00)00074-4}}</ref>
 
Menurut hipotesis [[Asal usul manusia modern dari Afrika|asal-usul manusia moderen dari Afrika]] baru-baru ini (''Out of Africa II''), [[Manusia modern anatomis|manusia moderen anatomis]] mulai bergerak ke Eurasia dan menggantikan manusia-manusia sebelumnya, c. 100,000 tahun yang lalu.<ref name="NYT-20160921">{{cite news|url=https://www.nytimes.com/2016/09/22/science/ancient-dna-human-history.html|title=How We Got Here: DNA Points to a Single Migration From Africa|last=Zimmer|first=Carl|date=September 21, 2016|work=[[New York Times]]|authorlink=Carl Zimmer|accessdate=September 22, 2016}}</ref> Ungkapan 'keluar dari Afrika' (''out of Africa)'' yang digunakan sendirian, umumnya mengacu pada k[[Asal usul manusia modern dari Afrika|eluar dari Afrika II]], yakni perluasan manusia moderenmodern ke Eurasia.<ref name="Science2005">{{cite journal|last=Hurtley|first=Stella|last2=Szuromi|first2=Phil|year=2005|title=Out of Africa Revisited|volume=308|issue=5724|page=922|doi=10.1126/science.308.5724.921g}}</ref><ref name="Templeton2016">{{cite book|title=On Human Nature|last=Templeton|first=A.R.|date=2016|publisher=|isbn=9780124201903|pages=65–83|chapter=Chapter 5 -- World Dispersals and Genetic Diversity of Mankind: The Out-of-Africa Theory and Its Challenges|editor1=Michel Tibayrenc|editor2=Francisco J. Ayala}}</ref>
 
Hingga awal tahun 1980an, hominid diduga hanya terbatas pada benua Afrika di Awal [[Pleistosen]], atau sampai sekitar 0.8 Ma;<ref name="NYT-20160921" /> sehingga, upaya awal arkeologi difokuskan secara tidak proporsional pada (Timur) Afrika saja. Lebih lanjut, hominin yang bermigrasi keluar dari Afrika Timur kemungkinan jarang terjadi di Awal Pleistosen, meninggalkan sebuah catatan tentang peristiwa-peristiwa yang telah rusak dalam ruang dan waktu.<ref name="Lahr 2010">{{cite book|title=Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia|last=Lahr|first=M. M.|publisher=Springer Netherlands|year=2010|isbn=978-90-481-9035-5|editor-last=Baden|editor-first=A.|pages=27–46|chapter=Saharan Corridors and Their Role in the Evolutionary Geography of ‘Out of Africa I’|editor2-last=et al.}}CS1 maint: Explicit use of et al. ([//en.wiki-indonesia.club/wiki/Category:CS1_maint:_Explicit_use_of_et_al. link])
</ref> Secara umum, bukti arkeologis secara sederhana tidak sesuai dengan teori-teori dimana migrasi berlangsung, dan bukti-bukti tersebut tidak cukup untuk mendukung dugaan yang rumit.<ref name="Straus2001">{{cite journal|last=Straus|first=L. G.|last2=Bar-Yosef|first2=O.|year=2001|title=Out of Africa in the Pleistocene: an introduction|journal=Quaternary International|volume=75|issue=1|pages=2–4}}</ref>
 
Baris 20:
Terdapat sedikit waktu yang jelas mengenai kedatangan ''Homo erectus ''di [[Kaukasus Selatan]] sekitar 1.81 Ma, dan kemungkinan kedatangan mereka pula di [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]]. Terdapat bukti hominid di [[Yuanmou]], Cina, pada 1.7 Ma dan di [[Sangiran]], [[Jawa]], Indonesia, dari 1.66 Ma.<ref>Rightmire, G. P. (2001). Patterns of hominid evolution and dispersal in the Middle Pleistocene. Quaternary International, 75(1), 77–84. doi:10.1016/S1040-6182(00)00079-3</ref> Hominid sepertinya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pindah ke Eropa, situs paling tua di Eropa yakni [[Barranco León]] di sebelah tenggara [[Spanyol]] pada 1.4 Ma,<ref name="Toro-Moyano 2013">Toro-Moyano, I., Martínez-Navarro, B., Agustí, J., Souday, C., Bermúdez de Castro, J. M., Martinón-Torres, M., … Palmqvist, P. (2013). “The oldest human fossil in Europe, from Orce (Spain)”. Journal of human evolution, 65(1), 1–9. doi:10.1016/j.jhevol.2013.01.012</ref> dan situs kontroversial [[Pirro Nord]] di [[Italia Selatan]], yang diduga dari 1.7 – 1.3 Ma.<ref name="Arzarello 2007">Arzarello, M., Marcolini, F., Pavia, G., Pavia, M., Petronio, C., Petrucci, M., … Sardella, R. (2007). “Evidence of earliest human occurrence in Europe: the site of Pirro Nord (Southern Italy)”. Die Naturwissenschaften, 94(2), 107–12. doi:10.1007/s00114-006-0173-3</ref>
 
Dalam kasus apapun, pada 1 Ma, hominid telah hidup di [[Dunia Lama]] (''Old World''). Hal ini sulit untuk dikatakan mengenai, apakah pemukiman berlanjut ke sebelah barat Eropa, ataukah jika gelombang berturut-turut tersebut juga menghuni wilayah pada saat terjadinya selingan glasial. Alat Acheulean awal di [[Ubeidiya]] dari 1.4 Ma<ref name="Martinez-Navarro 2009">Martínez-Navarro, B., Belmaker, M., & Bar-Yosef, O. (2009). “The large carnivores from ’Ubeidiya (early Pleistocene, Israel): biochronological and biogeographical implications”. Journal of human evolution, 56(5), 514–24. doi:10.1016/j.jhevol.2009.02.004</ref> merupakan beberapa bukti pemukiman berkelanjutan di Barat, seperti gelombang berturut-turut keluar dari Afrika, kemudian setelah itu kemungkinan membawa teknologi Acheulean ke bagian barat Eropa.{{Butuh rujukan|date=February 2016}}
 
== Rute keluar Afrika ==
Baris 45:
=== Selat Sisilia ===
[[Berkas:Strait_of_Sicily_map.png|ka|240x240px]]
[[Selat Sisilia]] moderenmodern memisahkan [[Tunisia]] dan [[Sisilia]] sejauh 145&nbsp;km, tetapi selat ini dangkal dan dapat menjadi jauh lebih sempit di [[zaman es]]. Pemahaman yang sangat buruk dimiliki mengenai [[Tektonika lempeng|lempeng tektonik]] yang memuat daerah ini, untuk bagian yang lebih besar dari masa Pleistosen. Namun, sementara lempeng tektonik dapat membuat selat menjadi lebih sempit dari yang diperkirakan dengan hanya melalui penurunan permukaan air laut saja, kontras dengan fauna Pleistosen, sangat kuat pendapat yang membantah mengenai jembatan tanah yang ada.<ref name="Lahr 2010" /><sup>:3</sup> Karena selat ini hanya berjarak 400&nbsp;km dari Afrika Utara, situs hominin [[Ain Hanech]] di [[Aljazair]] (1.8 Ma<ref name="Sahnouni 2002" /> atau 1.2 Ma<ref name="Geraads 2004" />), tetap masuk akal bahwa selat Sisilia ini merupakan rute untuk ekspansi Awal Pleistosen ke Eurasia. Namun lebih dekat pada tidak ada bukti untuk jalan lintasan hominini di bagian ini. Alimen mendasarkan sebagian besar argumennya<ref>Alimen, H. (1975). "Les 'Isthmes' hispano-marocain et Sicilo-Tunisien aux temps Acheuléens". ''L'Anthropologie'', 79, 399–436.</ref> mendukung migrasi yang seperti itu pada penemuan [[Bianchini]]<ref>Bianchini, G. (1973). "Gli 'hacheraux' nei giacimenti paleolitici della Sicilia sud occidentale". ''Proceedings of the XV Scientific Meeting of the Italian Institute of Prehistory and Protohistory'', 11–25 October 1972.</ref> yang berupa alat-alat kelas Oldowan yang ditemukan di Sisilia. Penentuan tanggal secara radiometris, tetapi demikian, belum diproduksi, dan artefak yang ditemukan kemungkinan juga berasal dari masa Tengah Pleistosen.<ref>Villa, P. (2001). Early Italy and the colonization of Western Europe. ''Quaternary International'', 75, 113–130.</ref>
 
== Melintasi selat ==
Baris 68:
 
=== Biologi hominini ===
 
[[Berkas:Homo_habilis-2.JPG|jmpl|241x241px|<span>Interpretasi artistik ''[[Homo habilis]]''</span>]]
''Homo habilis'' memiliki dua kaki, lengannya yang panjang adalah indikasi dari adaptasi arboreal.<ref>{{Cite journal|last=Ruff|first=Christopher|date=2009-01-01|title=Relative limb strength and locomotion in Homo habilis|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ajpa.20907/abstract|journal=American Journal of Physical Anthropology|language=en|volume=138|issue=1|pages=90–100|doi=10.1002/ajpa.20907|issn=1096-8644}}</ref> Sementara ''Homo erectus'' memiliki kaki yang lebih panjang dan lengan yang lebih pendek, yang menunjukkan transisi dalam kewajiban adaptasi hidup pada lingkungan tertentu, meskipun masih belum jelas bagaimana perubahan pada panjang kaki relatif itu mungkin merupakan suatu keuntungan.<ref>{{Cite journal|last=Steudel|first=Karen|date=1996-02-01|title=Limb morphology, bipedal gait, and the energetics of hominid locomotion|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/(SICI)1096-8644(199602)99:23.0.CO;2-X/abstract|journal=American Journal of Physical Anthropology|language=en|volume=99|issue=2|pages=345–355|doi=10.1002/(sici)1096-8644(199602)99:2%3C345::aid-ajpa9%3E3.0.co;2-x|issn=1096-8644}}</ref> Ukuran tubuh, di sisi lain, menyebabkan aktivitas berjalan menjadi lebih baik baik dari segi [[efisiensi energi]] dan daya tahan.<ref>{{Cite journal|last=Steudel|first=Karen L.|date=1994-01-01|title=Locomotor energetics and hominid evolution|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/evan.1360030205/abstract|journal=Evolutionary Anthropology: Issues, News, and Reviews|language=en|volume=3|issue=2|pages=42–48|doi=10.1002/evan.1360030205|issn=1520-6505}}</ref> ''Homo erectus'' yang lebih besar juga [[Dehidrasi|mengalami dehidrasi]] secara lebih lambat dan dengan demikian dapat menempuh jarak yang lebih jauh sebelum menghadapi keterbatasan [[Termoregulasi hewan|termoregulasi]].<ref>Wheeler, P. E. (1992). "The thermoragulatory advantages of large body size for hominids foraging in Savannah environments". ''Journal of Human Evolution'', 23(4), 351–362</ref> Kemampuan untuk berjalan dalam jarak yang jauh pada kecepatan normal menjadi faktor yang menentukan keefektifan pendudukan ''Homo erectus'' di Eurasia.<ref>Klein, R. G. (1999). ''The human career: Human biological and human origins'', (2nd ed.). Chicago: Chicago University Press. 249-250</ref>
 
==== Termoregulasi otak ====
 
[[Berkas:Homo_erectus_new.JPG|jmpl|250x250px|<span>interpretasi artistik</span>'' [[Homo erectus]]'']]
[[Termoregulasi]] dan [[dehidrasi]] adalah masalah utama yang perlu ditangani saat berpindah ke [[padang rumput]] terbuka. Secara khusus, [[angiogenesis]] atau vaskularisasi otak sangat penting dalam menjaga agar termoregulasi dan dehidrasi dapat terjadi dalam kerangka yang sempit, pada suhu yang dapat ditoleransi.
 
Tulang tempurung kepala yang lebih besar tumbuh sebagai respon perluasan massa otak, sedemikian rupa sehingga jaringan otak dan [[pembuluh darah]] mencetak bagian dalam otak. Cetakan bagian dalam (''endocranial cast'') fosil tengkorak memungkinkan mendekati proses pembentukan vaskuler otak.<ref>Bruner, E. (2003). "Fossil traces of the human thought: paleoneurology and the evolution of the genus ''Homo''". ''Rivista di Antropologia'' [''Journal of Anthropological Sciences''], 81, 29–56</ref> Dean Falk melihat bahwa saluran besar tunggal yang mengangkut fluida, sinus oksipital marjinal (''occipital marginal sinus''), bertanggung jawab untuk mengairi sebagian besar otak pada [[Australopithecine|australophecine]] awal (''[[Australopithecus afarensis]]'', ''[[Paranthropus robustus]]'' dan ''[[Paranthropus boisei]]'').<ref>{{Cite journal|last=Falk|first=Dean|date=1986-07-01|title=Evolution of cranial blood drainage in hominids: Enlarged occipital/marginal sinuses and emissary foramina|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ajpa.1330700306/abstract|journal=American Journal of Physical Anthropology|language=en|volume=70|issue=3|pages=311–324|doi=10.1002/ajpa.1330700306|issn=1096-8644}}</ref> Saluran tersebut tumbuh menjadi lebih kecil seiring waktu, untuk secara bertahap digantikan oleh jaringan pembuluh darah kecil pada hominid yang datang kemudian, dimulai dari ''Homo habilis'' dan berlanjut ke Eurasia. Ia menafsirkan perubahan tersebut sebagai adaptasi untuk mendinginkan otak,<ref>Falk, D. (1988). "Enlarged occipital/marginal sinuses and emissary foramina: Their significance in hominid evolution". In: ''The evolutionary history of the "robust" australopithecines'' (eds. F. Grine. Aldine)</ref> sebagaimana yang ia gunakan untuk mengembangkan teorinya, "teori radiator", untuk mempercepat [[ensefalisasi]] dari ''Homo habilis'' dan hominini yang datang setelahnya.<ref>{{Cite journal|last=Falk|first=Dean|date=1990/06|title=Brain evolution in Homo: The “radiator” theory1|url=https://www.cambridge.org/core/journals/behavioral-and-brain-sciences/article/brain-evolution-in-homo-the-radiator-theory1/DC2C8FEF97A35B699DFE7BFEC2093CA9|journal=Behavioral and Brain Sciences|volume=13|issue=2|pages=333–344|doi=10.1017/s0140525x00078973|issn=1469-1825}}</ref> Menurut Falk, [[bipedalisme]], yang mendahului otak besar, membutuhkan susunan pembuluh darah otak menuju jaringan irigasi yang memerlukan bantuan gravitasi, sehingga memungkinkan pendinginan yang dibutuhkan untuk ensefalisasi.