Erik Erikson: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Erik Erikson.jpg
Tag: halaman dengan galat kutipan
 
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|name = Erik Erikson
|box_width =
|image = Erik_EriksonErik Erikson.pngjpg
|image_width = 150px
|caption = Erik Erikson
Baris 28:
|signature =
}}
'''Erik Erikson''' adalah seorang [[psikolog]] [[Jerman]] yang terkenal dengan teori tentang [[delapan tahap perkembangan]] pada manusia.<ref name="Boeree">< /ref> Sebenarnya Erikson adalah seorang psikolog [[Freudian]], namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan [[kebudayaan]] jika dibandingkan dengan para psikolog Freudian lainnya.<ref name="Boeree">< /ref>
 
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh [[Freud]].<ref name="Boeree"></ref> Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai [[prinsip epigenetik]] yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap.<ref name="Boeree"></ref> Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.<ref name="Boeree"></ref> Pembagian tahap-tahap ini berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), pra-sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (7-12 tahun), remaja (12-18 tahun), pemuda (usia 20-an), separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an), dan manula (usia 50-an dan seterusnya).<ref name="Boeree"/><ref name="Morgan">{{en}}Clifford T. Morgan, et. al. 1986. ''Introduction to Psychology''. New York: McGraw-Hill Inc. P. 473.</ref><ref name="Boeree"></ref>
 
Masing-masing tahapan juga memiliki tugas perkembangan sendiri yang bersifat [[psikososial]].<ref name="Boeree"></ref><ref name="Morgan"></ref> Misalnya saja, pada usia bayi tujuan psikososialnya adalah menumbuhkan harapan dan kepercayaan.<ref name="Boeree"></ref> Kemudian bila tujuan ini tak tercapai, maka bayi itu akan lebih didominasi sifat penakut.<ref name="Boeree">{{id}}George Boeree. 2008. ''Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia''. Yogyakarta: Prismasophie. Hal. 74-78.</ref>
 
== Biografi ==
Erikson lahir di Frankurt Jerman pada [[tanggal]] 15 Juni 1902. Ayahnya adalah seorangpenjual kebangsaanasinan Denmarkmangga yang tidak dikenal namanya dan ibunya, Karla Abrhamsen, adalah wanita Yahudi. Orang tuanya berpisah sebelum Erik lahir. Ibunya, Karla kemudian menikah dengan Dr. Theodore Homburger, lalu pindah ke Karlsruhe, Jerman Selatan.
 
Erikson menyelesaikan pendidikan di Gymnasium. Pada usia 25 tahun ia diundang untuk mengajar di sebuah sekolah swasta di Wina. Erikson menjadi begitu tertarik pada pendidikan anak-anak. Erikson akhirnya memilih kesenian, karena ia memiliki bakat dan minat di bidang itu. Pada masa hidupnya ini (Erikson pada waktu itu berusia 25 tahun) terjadilah sesuatu yang membuatnya berubah secara drastis. Ia diundang untuk mengajar pada suatu sekolah swasta kecil, di Wina. Sekolah ini dibangun sebagai tempat mendidik anak anak, sementara mereka dan (atau) orang tua mereka menjalani psikoanalisis. Sekolah itu progresif dan para guru serta murid diberi kebebasan penuh dalam mengembangkan kurikulum. Erikson menjadi begitu tertarik pada pendidikan anak anak sehingga ia mengikuti dan tamat dari sekolah pendidikan guru yang menerapkan metode Montessori. Metode Montessori menekankan perkembangan inisiatif anak sendiri melalui permainan dan pekerjaan. Pengalaman ini memiliki pengaruh yang tidak pernah hilang dalam diri Erikson. Pengaruh lain yang lebih dalam ialah perkenalannya yang tak teralakan dengan psikoanalisis ialah ia berkenalan dengan perkumpulan Freud, mengikuti pendidikan pbeliau dengan konsep psikoanalisis di bawah bimbingan Anna Freud, mempelajari psikoloanalisis di Institut Psikoanalisis di Wina, dan tamat dari sana pada tahun 1933. Bisa dikatakan, ia telah menemukan identitas profesinya.
Baris 99:
Peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa di satu pihak dan karena kepekaan terhadap perubahan sosial dan historis dilain pihak, maka selama tahap pembentukan identitas seorang remaja, mungkin merasakan penderitaan paling dalam dibandingkan pada masa-masa lain akibat kekacauan peranan atau kekacauan identitas.
 
Istilah krisis identitas menunjuk pada perlunya mengatasi kegagalan yang bersifat sementara itu untuk selanjutnya membentuk suatu identitas yang stabil atau sebaliknya suatu kekacauan peranan. Kesetiaan adalah fondasi atas dasar mana terbentuk suatu perasaan identitas yang bersifat kontinyukontinu. Ritualisasi yang menyertai tahap adolesen adalah ritualisasi ideologi. Penyimpangan ritualisasinya adalah totalisme.
 
=== 6. Keintiman vs. Isolasi ===
Baris 144:
{{reflist}}
{{lifetime|1902|1994|Erikson, Erik}}
{{Jerman-bio-stub}}
 
[[Kategori:Psikolog Amerika Serikat]]
[[Kategori:Psikolog Jerman]]
[[Kategori:Psikoanalis]]
[[Kategori:Psikolog Perkembangan]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Yahudi ke Kristen]]
[[Kategori:Yahudi-Amerika]]
[[Kategori:Yahudi-Jerman]]
[[Kategori:Ilmuwan Yahudi]]
[[Kategori:Tokoh dari Frankfurt]]