Bahasa Sasak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marchenlien (bicara | kontrib)
 
(85 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bahasa|name=Bahasa Sasak|nativename=
|imagemap=[[Berkas:Peta bahasa di Lombok.png|200px|center|thumb|]]
|mapcaption=Peta persebaran bahasa di [[Lombok]], berdasarkan data tahun 1981. Wilayah penutur bahasa Sasak diwarnai hijau, sementara wilayah penutur [[bahasa Bali]] diwarnai merah.
|familycolor=lawngreen
|name=Sasak
|states=[[Indonesia]]
|region=[[Asia]] {{flag|Nusa Tenggara Barat}}
* [[Pulau Lombok]]
|speakers=Penutur asli: 2.100.000{{br}}
|states= {{flag|Indonesia}}
|rank=
|ethnicity=[[Suku Sasak|Sasak]]
|family=[[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]{{br}}
|speakers={{sigfig|2,7|2}} juta{{sfn|Austin|2012|p=231}}
 [[rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]{{br}}
|date=2010
  [[rumpun bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]]{{br}}
|familycolor=Austronesian
   Kelompok Utara dan Timur{{br}}
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
    [[rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa|Bali-Sasak-Sumbawa]]{{br}}
|fam3=[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]]
     [[rumpun bahasa Sasak-Sumbawa|Sasak-Sumbawa]]{{br}}
|fam4=[[Rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa|Bali–Sasak–Sumbawa]]
      '''Sasak'''
|iso2=sas
|nation=[[Indonesia]]
|iso3=sas
|agency=
|glotto=sasa1249
|iso1=SAS|iso2=sas|sil=SMW}}
|glottorefname=Sasak
'''Bahasa Sasak''' dipakai oleh masyarakat [[Pulau Lombok]], propinsi [[Nusa Tenggara Barat]]. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana [[bahasa Bali]] dan [[bahasa Jawa]]. Bahasa Sasak serumpun dengan [[bahasa Sumbawa]].
|script=[[Aksara Sasak|Sasak]]<br> [[Aksara Bali#Bahasa Sasak|Baluq Olas]]{{sfn|Austin|2010|p=36}}<br> [[Alfabet Latin|Latin]]<ref name=e18/>
|altname={{script/Bali|ᬪᬵᬲᬵᬲᬓ᭄ᬱᬓ᭄}}}}
 
'''Bahasa Sasak''' merupakan bahasa ibu yang dituturkan oleh [[suku Sasak]] yang menjadi etnis mayoritas di pulau [[Lombok]], [[Indonesia]]. Bahasa ini berkerabat dekat dengan [[bahasa Bali]] dan [[bahasa Sumbawa]] yang dituturkan di pulau-pulau sekitar Lombok. Ketiganya merupakan bagian dari [[rumpun bahasa Austronesia]]. Bahasa Sasak tidak memiliki status resmi; di Indonesia [[bahasa Indonesia]] adalah bahasa nasional yang digunakan oleh penutur bahasa Sasak dalam konteks formal dan tertulis.
Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan [[Lombok Timur]] kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai contoh, kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah memiliki dialek yang sangat berbeda.
 
Beberapa dialek bahasa Sasak memiliki tingkat [[kesalingpahaman]] yang rendah. Bahasa Sasak mempunyai sistem [[Laras bahasa|tingkatan bahasa]], mirip dengan [[bahasa Jawa]] dan Bali. Setiap tingkatannya memiliki kosakata berbeda; penggunaannya ditentukan oleh status sosial relatif penutur terhadap lawan bicaranya.
== Dialek bahasa Sasak dipulau lombok ==
Bahasa Sasak biasanya dibagi menjadi lima dialek:<ref>{{en}}[http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=sas Bahasa Sasak di Ethnologue]</ref>
* [[Kuto-Kute]] (Utara),
* [[Ngeto-Ngete]] (Timur laut)
* [[Meno-Mene]] (Tengah)
* [[Ngeno-Ngene]] (Timur tengah, Barat tengah)
* [[Meriaq-Mriku]] (selatan tengah)
 
Meski kini jarang ditemui dalam ragam tulisan, teks-teks tradisional bahasa Sasak yang ditulis dengan medium [[lontar]] terkadang dibacakan pada acara-acara adat tertentu. [[Aksara Sasak|Sistem aksara]] bahasa Sasak hampir mirip dengan [[aksara Bali]].
== Kata-Kata Dalam Bahasa Sasak ==
* aku = aku
* kaji = saya
* kamu = kamu
* tampiaseh = terima kasih
* kaken = makan
* kanggo = boleh
* iku = itu
* bale = rumah
* baruq = baru saja
* beciq = kecil
* tangkong = baju
 
== CatatanPenutur ==
{{reflist}}
 
[[Berkas:Sasak1.jpg|jmpl|Sebuah desa Sasak di [[Lombok]]]]
== Pranala luar ==
Bahasa Sasak dituturkan oleh sebagian besar [[suku Sasak|masyarakat Sasak]] di Pulau Lombok, [[Nusa Tenggara Barat]], Indonesia, yang terletak di antara [[Pulau Bali]] (di sebelah barat) dan [[Pulau Sumbawa]] (di sebelah timur). Penutur bahasa Sasak mencapai 2,7 juta jiwa pada tahun 2010, atau sekitar 85% dari penduduk Pulau Lombok.{{sfn|Austin|2012|p=231}} Bahasa Sasak digunakan dalam komunikasi dalam keluarga dan perdesaan, tetapi bahasa ini tidak memiliki status resmi. Bahasa nasional, [[bahasa Indonesia]], digunakan sebagai bahasa pendidikan, pemerintahan, literatur, dan komunikasi antaretnis.{{sfn|Austin|2010|p=33}} Suku Sasak bukan satu-satunya etnis yang menempati Pulau Lombok; sekitar 300.000 [[suku Bali|orang Bali]] tinggal di tepi barat pulau dan di dekat [[Kota Mataram|Mataram]], ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat.{{sfn|Austin|2010|p=32}} Di daerah perkotaan yang komposisi etnisnya lebih beragam, ada kecenderungan [[peralihan bahasa]] menuju bahasa Indonesia, umumnya dalam bentuk [[alih kode|alih]] dan [[campur kode]] dan tidak sepenuhnya meninggalkan bahasa Sasak.{{sfn|Austin|2010|p=33}}
* {{id}} Kamus bahasa sasak online [http://kamus.sasak.org]
 
== Klasifikasi dan bahasa-bahasa kerabat ==
[[Berkas:Sasak and related languages.svg|jmpl|350px|Bahasa Sasak dan hubungannya dengan bahasa-bahasa Melayu-Sumbawa lainnya, menurut Adelaar (2005)]]
 
Ahli [[Rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]], [[K. Alexander Adelaar]], mengklasifikasikan bahasa Sasak sebagai bagian dari [[rumpun bahasa Melayu–Sumbawa|subkelompok Melayu–Sumbawa]] dari [[rumpun bahasa Melayu–Polinesia]] pada sebuah makalah yang terbit tahun 2005.{{sfn|Shibatani|2008|p=869}}{{sfn|Adelaar|2005|p=357}} Kerabat terdekat bahasa Sasak adalah [[bahasa Sumbawa]], kemudian [[bahasa Bali]]; ketiganya membentuk [[rumpun bahasa Bali–Sasak–Sumbawa]] (BSS).{{sfn|Shibatani|2008|p=869}} Rumpun bahasa BSS, bersama rumpun [[rumpun bahasa Melayik|Melayik]] (termasuk [[bahasa Melayu]], [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Minangkabau]]) serta [[rumpun bahasa Chamik|rumpun Chamik]] (termasuk [[bahasa Aceh]]) membentuk satu cabang tersendiri dari subkelompok Melayu-Sumbawa.{{sfn|Shibatani|2008|p=869}}{{sfn|Adelaar|2005|p=357}} Dua cabang utama lainnya adalah [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Madura|Madura]].{{sfn|Adelaar|2005|p=357}} Klasifikasi ini menempatkan [[bahasa Jawa]] di luar subkelompok Melayu-Sumbawa, membentuk cabangnya sendiri di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.{{sfn|Adelaar|2005|p=357}}
 
Akan tetapi, hipotesis Melayu-Sumbawa ditolak oleh [[Robert Blust|Blust]] (2010) dan Smith (2017), yang memasukkan rumpun BSS ke dalam subkelompok "Indonesia Barat", bersama bahasa Jawa, Madura, Sunda, [[bahasa Lampung|Lampung]], [[rumpun bahasa Barito|bahasa-bahasa Barito]] dan [[rumpun bahasa Kalimantan|bahasa-bahasa Borneo Utara Raya]].{{sfn|Blust|2010|p=81-82}}{{sfn|Smith|2017|p=443, 456}}
 
[[Bahasa Kawi]], yang merupakan ragam literer dari [[bahasa Jawa Kuna]], telah mempengaruhi bahasa Sasak secara signifikan.{{sfn|Austin|2010|p=35}} Bahasa Kawi digunakan di dalam seni pewayangan Sasak, syair-syair, dan dalam beberapa [[Lontar|naskah lontar]], terkadang bercampur dengan bahasa Sasak.{{sfn|Austin|2010|p=36}}{{sfn|Austin|2010|p=35}} Bahasa Kawi juga digunakan sebagai ragam kesopanan paling tinggi (satu tingkat di atas bahasa Sasak "alus"), terutama oleh kalangan kelas atas yang disebut ''mènak''.{{sfn|Austin|2010|p=35}}
 
== Fonologi ==
 
{| class="wikitable" style="text-align: center"
|-
|+ [[Konsonan]]{{sfn|PHOIBLE|2014}}{{sfn|Donohue|2007|p=527}}
! colspan="2"|
! [[Konsonan labial|Labial]]
! [[Konsonan alveolar|Alveolar]]
! [[Konsonan postalveolar|Postalveolar]]
! [[Konsonan palatal|Palatal]]
! [[Velar consonant|Velar]]
! [[Glottal consonant|Glottal]]
|-
! colspan="2"|Sengau
| style="border-right: 0;" |m
| style="border-right: 0;" |n
|
| style="border-right: 0;" |ɲ
| style="border-right: 0;" |ŋ
|
|-
!rowspan="2"|Letup
!<small>nirsuara</small>
| style="border-right: 0;" | p
| style="border-right: 0;" | t
|
|
| style="border-right: 0;" | k
| style="border-right: 0;" | ʔ
|-
![[Suara (fonetik)|<small>bersuara</small>]]
|b
|d
|
|
|
|-
|-
!rowspan="2"|Afrikat
!<small>nirsuara</small>
|
|
| style="border-right: 0;" | tʃ
|
|
|
|-
![[Suara (fonetik)|<small>bersuara</small>]]
|
|
|dʒ
|
|
|
|-
! colspan="2"|Desis
|
|
|
| style="border-right: 0;" |ç
|
| style="border-right: 0;" |h
|-
! colspan="2"|Aproksiman
|
|l
|
| style="border-right: 0;" |j
| style="border-right: 0;" |w
|
|-
! colspan="2"|Getar
|
| style="border-right: 0;" |r
|
|
|
|
|}
 
Delapan bunyi vokal dapat ditemui dalam bahasa Sasak,{{sfn|Seifart|2006|p=294}} walaupun tidak semua dialek mengkontraskan kedelapan volkal ini.{{sfn|Seifart|2006|p=294}} Kedelapan bunyi ini direpresentasikan dengan ejaan Latin ''a, e, i, o'' dan ''u,'' terkadang juga digunakan [[diakritik]] untuk membedakan bunyi-bunyi yang mirip.{{sfn|Seifart|2006|p=294}}{{sfn|Austin|2012|p=232}} Umumnya, ''e'' merujuk pada bunyi [[pepet|e pepet]], ''é'' untuk bunyi [[vokal takbulat setengah tertutup depan]], ''è'' untuk [[vokal takbulat setengah terbuka depan]], ''ó'' untuk [[vokal bulat setengah tertutup belakang]] dan ''ò'' untuk [[vokal bulat setengah terbuka belakang]].{{sfn|Austin|2012|p=232}}
 
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+ [[Vokal]]{{sfn|Seifart|2006|p=294}}
|-
!
! [[Vokal depan|Depan]]
! [[Vokal madya|Madya]]
! [[Vokal belakang|Belakang]]
|-
! [[Vokal tertutup|Tertutup]]
| i
|
| u
|-
! [[Vokal setengah tertutup|1/2 tertutup]]
| e
| ə
| o
|-
! [[Vokal setengah terbuka|1/2 terbuka]]
| ɛ
|
| ɔ
|-
! [[Vokal terbuka|Terbuka]]
| a
|
|
|}
 
=== Diftong ===
Bahasa Sasak memiliki [[diftong]] (dua vokal beriringan dalam satu sukukata) /ae/, /ai/, /au/, /ia/, /uə/ dan /oe/.{{sfn|PHOIBLE|2014}}
 
=== Morfofonologi ===
Kata-kata dalam bahasa Sasak memiliki tekanan tunggal di [[suku kata]] terakhir.{{sfn|Austin|2004|p=4}} Bunyi /a/ dalam posisi akhir sebuah [[Akar (linguistik)|kata dasar]] secara fonetis diucapkan sebagai [ə] ([[pepet|vokal tengah madya]]) dengan [[suara kencang|pita suara kencang]]; contohnya, /baca/ ("membaca") diucapkan (dan dieja) sebagai ''bace'', namun ketika diberi imbuhan, bunyi vokal ini tidak berubah, semisal di dalam kata ''bacaan'', "bacaan" dan ''pembacaan'', "benda untuk membaca".{{sfn|Austin|2004|p=5}} Dalam [[kata majemuk|penggabungan kata]], jika elemen pertama berakhir dengan bunyi vokal, maka elemen tersebut akan ditambahi dengan bunyi penghubung sengau (/n/ di sebagian besar dialek, /ŋ/ di dialek tertentu). Contohnya, bila kata ''mate'' ("mata") dan ''bulu'' ("bulu") digabungkan, hasilnya adalah ''maten bulu'' ("bulu mata").{{sfn|Austin|2004|p=4}}
 
== Tata bahasa ==
Bahasa Sasak memiliki [[urutan kata]] yang fleksibel, seperti umumnya bahasa-bahasa [[Austronesia Barat]] (AB) di Indonesia.{{sfn|Wouk|1999|p=98}} Persebaran frekuensi urutan-urutan kata dipengaruhi oleh bentuk verba yang digunakan dalam sebuah klausa (mis. tergantung apakah verba tersebut berimbuhan "awalan sengau" atau tidak, lihat [[#Verba]]).{{sfn|Wouk|1999|p=98}} Klausa yang melibatkan verba dengan awalan sengau akan memiliki urutan [[subjek-predikat-objek]] (SPO), serupa dengan kelas [[fokus (linguistik)|pelaku-sasaran]] di bahasa-bahasa AB Indonesia lainnya.{{sfn|Wouk|1999|p=98}} Sebaliknya, klausa dengan verba tanpa awalan tidak memiliki urutan kata yang dominan; tiga dari enam urutan kata yang mungkin ([[subjek-predikat-objek]], [[predikat-subjek-objek]] dan [[objek-predikat-subjek]]) dapat ditemui dengan frekuensi yang relatif sama.{{sfn|Wouk|1999|p=99}}
 
{{anchor|Verba}}
Verba bahasa Sasak, seperti bahasa-bahasa lain di Indonesia bagian barat, tidak berubah bentuk tergantung [[kala (linguistik)|kala]], [[modus]] atau [[aspek]]. [[Imbuhan]] bahasa Sasak hanya digunakan untuk [[derivasi|derivasi morfologis]].{{sfn|Austin|2013|p=31}} Verba dapat memiliki dua bentuk: dasar (tak berawalan) dan berawalan.{{sfn|Wouk|1999|p=93}}{{sfn|Austin|2012|p=232}} Bentuk dasar digunakan dalam daftar kosakata dan kamus-kamus,{{sfn|Austin|2012|p=232}} sementara bentuk berawalan memiliki awalan berupa [[bunyi sengau]].{{sfn|Wouk|1999|p=93}} Dasar awalan sengau ini adalah bunyi ''-n'', yang juga dapat direalisasikan menjadi ''nge-'', ''m-'' dan sebagainya, serta dapat menghapus konsonan pertama dari kosakata dasar.{{sfn|Wouk|1999|p=93}}{{sfn|Austin|2013|p=33}} Sebagai contoh, bentuk dasar dari "membeli" adalah ''beli'' dan jika ditambahi awalan menjadi ''mbeli''.{{sfn|Austin|2013|p=33}} Awalan sengau ini juga dapat mengubah nomina menjadi verba yang sesuai; contohnya, dari ''kupi'' ("kopi") menjadi ''ngupi'' ("meminum kopi" atau "''ngopi''").{{sfn|Austin|2013|p=31}} Peran awalan dan tambahan bunyi sengau ini berbeda-beda tergantung dialek.{{sfn|Austin|2013|p=43}} Misalnya, dialek-dialek timur bahasa Sasak memiliki tiga jenis penggunaan awalan seperti ini: yang pertama menandai verba transitif, yang kedua digunakan untuk menghasilkan [[fokus predikat]], dan yang ketiga untuk aksi [[aspek imperfektif|duratif]] dengan [[penderita (linguistik)|penderita]] non-spesifik.{{sfn|Austin|2013|p=43-44}} Kalimat dengan [[modus imperatif]] dan [[modus hortatif|hortatif]] menggunakan bentuk dasar.{{sfn|Austin|2012|p=232}}
 
Bahasa Sasak memiliki beragam [[klitika]], yaitu [[morfem|satuan gramatikal]] yang dianggap sebagai bagian dari sebuah kata (seperti imbuhan) namun secara sintaksis merupakan kata tersendiri—seperti klitik '''ll'' dalam [[bahasa Inggris]].{{sfn|Austin|2004|p=2-3}} [[Klitik sederhana]] digunakan sebagai penjelas [[demonstrativa|penunjuk]] yang dilekatkan pada nomina atau [[frasa nomina]] sebelumnya; contohnya, klitik ''ni''("ini") dalam ''dengan ni'' ("orang ini").{{sfn|Austin|2004|p=6}}{{sfn|Austin|2004|p=18}} [[Klitik khusus]], bila dilekatkan pada nomina, menunjukkan [[kepunyaan ''inalienable'']], dan bila dilekatkan pada yang lain merepresentasikan hubungan antara [[agen (linguistik)|agen]] dan [[pasien (linguistik)|pasien]].{{sfn|Austin|2004|p=18}} Sebagai contoh, klitik ''ku'' (ada pula yang menyebut ''kò'' atau ''k'', tergantung dialeknya) yang menunjukkan kepemilikan orang pertama ("aku"), bila dilekatkan dengan nomina ''ime'' ("tangan") akan menjadi ''imengku'' ("tanganku").{{sfn|Austin|2004|p=5}}
 
== Ragam ==
=== Dialek ===
Bahasa Sasak memiliki keragaman dialek, baik secara [[fonologi]], [[leksikon|kosakata]] maupun [[tata bahasa]].{{sfn|Austin|2010|p=33}} Umumnya, penutur jati bahasa Sasak mengidentifikasi setidaknya lima dialek, dinamai berdasarkan kata yang digunakan untuk merujuk pada "begitu" dan "begini": Kutó-Kuté (Sasak Utara), Nggetó-Nggeté (Sasak Timur Laut), Menó-Mené (Sasak Tengah), Ngenó-Ngené (Sasak Timur-Tengah, Sasak Barat-Tengah) dan Meriaq-Meriku (Sasak Selatan-Tengah).{{sfn|Austin|2012|p=231}}<ref name=e18>{{e18|sas}}</ref> Namun, menurut ahli bahasa [[Peter K. Austin]], klasifikasi tradisional ini tidak "sepenuhnya mecerminkan keragaman geografis yang ekstensif ... di dalam bahasa Sasak".{{efn|Kutipan asli: "''reflect fully the extensive geographical variation ... found within Sasak''"}}{{sfn|Austin|2012|p=231}} Selain itu, beberapa dialek memiliki tingkat [[kesalingpahaman]] yang rendah.<ref name=e18/>
 
=== Tingkatan bahasa ===
Bahasa Sasak memiliki [[laras bahasa|tingkatan-tingkatan]] dengan perbedaan kosakata, yang penggunaannya terikat pada status sosial relatif penutur terhadap lawan bicara.{{sfn|Austin|2012|p=231}} Ini sistem yang serupa dengan yang ada di bahasa tetangganya yaitu bahasa Jawa dan Bali{{sfn|Austin|2010|p=33}}, maupun [[bahasa Korea]].{{sfn|Goddard|2005|p=215}} Ada tiga tingkatan dalam bahasa Sasak untuk menandakan status pembicara (rendah, pertengahan, dan tinggi),{{sfn|Austin|2012|p=231}} ditambah satu dimensi merendah-hormat yang mendandai hubungan antara pembicara dengan orang lain (yang bukan lawan bicara).{{sfn|Austin|2012|p=231-232}} Contohnya, kata ganti orang kedua dapat disebut sebagai ''kamu'' (tingkat rendah), ''side'' (pertengahan), ''pelinggih'' (tinggi) atau ''dekaji'' (menghormati).{{sfn|Austin|2010|p=34}} "Makan" dapat diterjemahkan sebagai ''mangan'' (rendah), ''bekelór'' (pertengahan), ''madaran'' (tinggi) atau ''majengan'' (menghormati).{{sfn|Austin|2010|p=34}}
 
Semua tingkatan, kecuali ragam paling rendah, disebut sebagai bahasa ''alus'' ("halus" atau "sopan") dalam bahasa Sasak.{{sfn|Austin|2010|p=33}} Ragam-ragam ''alus'' dipakai dalam konteks resmi dan kepada orang dengan status sosial yang lebih tinggi, terutama terhadap para ''mènak'' (kasta tinggi tradisional, yang mencakup sekitar delapan persen populasi suku Sasak).{{sfn|Austin|2010|p=33}} Sistem ini juga dapat ditemukan pada dialek-dialek bahasa Sasak secara umum. Meski untuk kosakata di tingkatan paling rendah ada banyak variasi dialektal, bentuk kosakata ''alus'' selalu konsisten di seluruh dialek.{{sfn|Austin|2010|p=34}} Menurut spesialis bahasa-bahasa Indonesia [[Bernd Nothofer]], sistem ini diadopsi dari bahasa Bali atau Jawa.{{sfn|Austin|2010|p=35}}
 
== Sastra ==
Orang Sasak memilki tradisi menulis dengan perantara [[lontar|daun lontar]] yang dikeringkan.{{sfn|Austin|2010|p=35}} Tradisi baca-tulis mungkin dikenalkan pada abad ke-14 oleh kemaharajaan Hindu-Buddha [[Majapahit]], yang pengaruhnya mencapai pulau Lombok.{{sfn|Austin|2010|p=31}} Naskah-naskah lontar tertua yang bertahan berasal dari abad ke-19; banyak di antaranya yang dikumpulkan oleh pemerintah Belanda dan disimpan di perpustakaan-perpustakaan [[Leiden]] atau [[Bali]].{{sfn|Austin|2010|p=35}} Selain itu, Museum Matarm di Lombok juga mengoleksi beberapa naskah, dan banyak juga individu atau keluarga yang menyimpannya sebagai [[pusaka]] untuk diwariskan lintas generasi.{{sfn|Austin|2010|p=35}}
 
Naskah-naskah lontar ini masih dibacakan dalam pementasan yang disebut ''pepaòsan''.{{sfn|Austin|2010|p=39}} Pembacaan naskah ini dilakukan dalam beberapa acara penting, termasuk pemakaman, pernikahan, dan [[khitanan]].{{sfn|Austin|2010|p=39}} Masyarakat Sasak di perdesaan membaca naskah lontar sebagai bagian dari ritual untuk memastikan kesuburan hewan ternak mereka.{{sfn|Austin|2010|p=39}} Peter K. Austin, dalam penggambarannya mengenai sebuah ''pepaòsan'' dalam acara khitanan pada tahun 2002,{{sfn|Austin|2010|p=42}} menyebutkan bahwa pementasan tersebut menggunakan salinan kertas dari naskah asli alih-alih daun lontar.{{sfn|Austin|2010|p=44}}
 
Lontar Lombok ditulis dalam bahasa Sasak, [[bahasa Kawi]] (bahasa sastra berdasarkan bahasa Jawa Kuna) atau kombinasi keduanya.{{sfn|Austin|2010|p=36}} Naskah-naskah ini menggunakan aksara ''hanacaraka'', sebuah sistem penulisan yang hampir serupa dengan [[aksara Bali]].{{sfn|Austin|2010|p=36}} Huruf dasarnya terdiri dari sebuah konsonan ditambah bunyi vokal ''a''.{{sfn|Austin|2010|p=36}} Lima huruf pertamanya disebut ''ha'', ''na'', ''ca'', ''ra'' dan ''ka'', maka aksara ini dinamai demikian.{{sfn|Austin|2010|p=36}} Suku kata dengan bunyi vokal selain ''a'' dituliskan dengan menambahkan [[diakritik]] di atas, di bawah, atau di samping huruf dasar.{{sfn|Austin|2010|p=36}} Konsonan akhir dan gabungan konsonan juga bisa dituliskan dengan aksara ini.{{sfn|Austin|2010|p=36}}
 
== Referensi ==
=== Catatan ===
{{notelist}}
=== Kutipan ===
{{Reflist|30em}}
=== Daftar pustaka ===
* {{cite journal|first=K. Alexander|last=Adelaar|title=Malayo-Sumbawan|journal=Oceanic Linguistics|volume=44|issue=2 |date=2005|pages=356-388|doi=10.1353/ol.2005.0027|publisher=[[Project MUSE]]|ref=harv}}
* {{cite conference |url=http://eprints.soas.ac.uk/59/ |title=Clitics in Sasak, eastern Indonesia |last1=Austin |first1=Peter K. |author-link1= |date=2004 |publisher= |book-title= |pages= |location=[[Sheffield]], [[United Kingdom]] |conference= Linguistics Association of Great Britain Annual Conference |id= |ref=harv}}
* {{cite journal|title=Reading the Lontars: Endangered literature practices of Lombok, eastern Indonesia|journal=Language Documentation and Description|first=Peter K.|last=Austin|editors=Imogen Gunn & Mark Turin|pp=27-48|volume=8|year=2010|issn=1740-6234|place=[[London]]|publisher=[[SOAS, University of London]]|ref=harv|url=http://www.elpublishing.org/PID/093}}
* {{cite journal|title=Tense, aspect, mood and evidentiality in Sasak, eastern Indonesia|journal=Language Documentation and Description|first=Peter K.|last=Austin|editors=Stuart McGill & Peter K. Austin|pp=231-251|volume=11|year=2012|issn=1740-6234|place=[[London]]|publisher=[[SOAS, University of London]]|ref=harv|url=http://www.elpublishing.org/PID/132}}
* {{cite journal|title=Too many nasal verbs: dialect variation in the voice system of Sasak|journal=NUSA: Linguistic studies of languages in and around Indonesia|first=Peter K.|last=Austin|pp=29-46|volume=54|year=2013|ref=harv|url=http://hdl.handle.net/10108/71804}}
* {{cite journal| last=Blust |first=Robert |authorlink=Robert Blust|title=The Greater North Borneo Hypothesis |year=2010 |journal=Oceanic Linguistics |volume=49 |issue=1 |pages=44–118 |jstor=40783586 |doi=10.1353/ol.0.0060}}
* {{cite journal|last=Donohue|first=Mark|title=The Papuan Language of Tambora |url=https://muse.jhu.edu/article/228921|journal=Oceanic Linguistics|publisher=[[University of Hawai'i Press]]|doi=10.1353/ol.2008.0014|volume=46|issue=2 |date=2007|pages=520-537|ref=harv}}
* {{cite book|ref=harv|last=Goddard|first=Cliff|authorlink=Cliff Goddard|title=The Languages of East and Southeast Asia: An Introduction|url=https://books.google.com/books?id=S3rObkPRzP4C|year=2005|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-927311-9}}
* {{cite encyclopedia |author=PHOIBLE |editor1=Steven Moran |editor2=Daniel McCloy |editor3=Richard Wright |encyclopedia=PHOIBLE Online |title=Sasak sound inventory (PH) |trans-title= |url=http://phoible.org/inventories/view/997 |date=2014 |publisher= Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology |series= |volume= |location=[[Leipzig]] |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia |first=Frank |last=Seifart |editors=Jost Gippert, Nikolaus P. Himmelmann, Ulrike Mosel |encyclopedia=Essentials of Language Documentation |title=Orthography development |trans-title= |url=https://books.google.com/books?id=v4BNNbp_Fk0C |date=2006 |publisher= [[Walter de Gruyter]] |pages=275–300 |location=[[Berlin]] |ref=harv|isbn=9783110197730 }}
* {{cite journal|first=Masayoshi|last=Shibatani|title=Relativization in Sasak and Sumbawa, Eastern Indonesia|journal=Language and Linguistics|volume=9|issue=4|pp=865-916|date=2008|ref=harv|url=http://www.ruf.rice.edu/~eivs/papers/Shibatani-Sasak%20RCs.pdf}}
* {{cite journal| last=Smith |first=Alexander D. |title=The Western Malayo-Polynesian Problem |year=2017 |journal=Oceanic Linguistics |volume=56 |issue=2 |page=435–490|doi=10.1353/ol.2017.0021}}
* {{cite journal |first=Fay |last=Wouk |title=Sasak Is Different: A Discourse Perspective on Voice |jstor=3623394 | journal=Oceanic Linguistics | volume = 38 | issue=1 |date= 1999 |pp=91-114 |doi=10.2307/3623394 |publisher=[[University of Hawai'i Press]]|ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kamus.sasak.org Kamus bahasa sasak online] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160613061254/http://kamus.sasak.org/ |date=2016-06-13 }}
* [https://web.archive.org/web/20100327225524/http://sasak.kamusbahasa.web.id/ Online Dictionary Sasak language - English]
* Koleksi ''Music of Indonesia and Malaysia'' David Goldsworthy yang diarsipkan dengan [[Paradisec]], termasuk rekaman dengan akses terbuka, di [http://catalog.paradisec.org.au/collections/DG1 Sasak].
{{artikel bagus}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
{{Authority control}}
{{bahasa-stub}}
 
[[Kategori:BahasaRumpun bahasa Austronesia|Sasak]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia|Sasak]]
[[Kategori:Bahasa di Nusa Tenggara]]
 
[[en:Sasak language]]
[[es:Idioma sasak]]
[[fr:Sasak (langue)]]
[[ja:ササク語]]
[[jv:Basa Sasak]]
[[mk:Сасачки јазик]]
[[nl:Sasak (taal)]]
[[pl:Język sasak]]
[[ru:Сасакский язык]]
[[sv:Sasak]]
[[th:ภาษาซาซะก์]]