Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Infobox orang Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(43 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tone}}{{refimprove}}
[[Berkas:Hamzanwadi.jpg|jmpl|TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid]]
{{Infobox orang}}
'''
Seperti [[Hamka]], beliapun memiliki nama singkatan, yaitu '''Hamzanwadi''' (''Hajji Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd [[Nahdlatul Wathan]] Dīniyah Islāmiyah'').
==
=== Kelahiran ===
'
Nama
Setelah menunaikan ibadah hajjī, nama
▲'<nowiki/>'''Al-Mukarram Mawlānāsysyāikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd'''' dilahirkan di Kampung Bermi, [[Pancor, Selong, Lombok Timur]], [[Nusa Tenggara Barat]] pada tanggal 17 [[Rabiul Awwal]] [[1316]] [[Hijriah]] bertepatan dengan tanggal 5 [[Agustus]] [[1898]] [[Masehi]] dari perkawinan Tuan Guru Hajjī Abdul Madjīd (beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan [[Guru Mukminah atau Guru Minah|Guru Mu'minah atau Guru Minah]]) dengan seorang wanita shālihah bernama Hajjah Halīmah al-Sa'dīyyah.<sup>[1]</sup>
=== Silsilah dan Keturunan ===▼
▲Nama kecil beliau adalah '<nowiki/>'''Muhammād Saggāf'''', nama ini dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati, yakni tiga hari sebelum dilahirkan, ayahandanya, TGH. Abdul Madjīd, didatangi dua walīyullāh, masing-masing dari [[Hadramaut|Hadhramaũt]] dan [[Magrabi|Maghrabī]]. Kedua walīyullāh itu secara kebetulan mempunyai nama yang sama, yakni "Saqqāf". Beliau berdua berpesan kepada TGH. Abdul Madjīd supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama "Saqqāf", yang artinya '''"Atapnya para Wali pada zamannya"'''. Kata "Saqqāf" di Indonesiakan menjadi "Saggāf" dan untuk dialek bahasa [[Sasak]] menjadi "Segep". Itulah sebabnya beliau sering dipanggil dengan "Gep" oleh ibu beliau, Hajjah Halīmah al-Sa'dīyyah.
Silsilah Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak bisa diungkapkan secara jelas dan runtut, terutama silsilahnya ke atas, karena catatan dan dokumen silsilah
▲Setelah menunaikan ibadah hajjī, nama kecil beliau tersebut diganti dengan '<nowiki/>'''Hajjī Muhammād Zainuddīn''''. Nama inipun diberikan oleh ayah beliau sendiri yang diambil dari nama seorang '[[Ulama|ulamā]]' besar yang mengajar di [[Masjid al-Haram|Masjīd al-Harām]]. Akhlāq dan kepribadian [[Ulama|ulamā]]' besar itu sangat menarik hati ayahandanya. Nama ulamā' besar itu adalah [[Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak|Syaīkh Muhammād Zainuddīn Serawak]], dari [[Serawak]], [[Malaysia]].
Pendapat ini tentu saja paralel dengan analisis yang diajukan oleh seorang [[antropolog]] berkebangsaan [[Swedia]] bernama Sven Cederroth, yang merujuk pada kegiatan [[ziarah]] yang dilakukan Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd ke [[makam]] [[Selaparang]] pada tahun [[1971]], sebelum berlangsungnya kegiatan pemilihan umum (Pemilu).<sup>[3]</sup> Praktik ziarāh semacam ini memang bisa dilakukan oleh masyarakat [[Indonesia]] pada umumnya, termasuk masyarakat [[Sasak]], untuk mengidentifikasikan diri dengan leluhurnya. Disamping itu pula, Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak pernah secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap anggapan dan pernyataan-pernyataan yang selama ini beredar tentang silsilah keturunannya, yakni kaitan genetiknya dengan
▲== Silsilah ==
Ia mendapatkan keturunan dari dua isterinya yaitu Hj. Jauhariyah seorang perempuan keturunan Jawa dan Hj. Rahmatullah Hasan seorang perempuan keturunan Guru Hasan dari Jenggik Lombok Timur. Dari Hj. Jauhariyah terlahir putri pertamanya bernama Rauhun Zainuddin Abdul Madjid dan dari Hj. Rahmatullah Hasan terlahir putri kedua bernama Raihanun Zainuddin Abdul Madjid. Karena hanya memiliki dua orang putri bernama Rauhun dan Raihanun maka ia juga dipanggil Abu Rauhun wa Raihanun.
▲Silsilah Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak bisa diungkapkan secara jelas dan runtut, terutama silsilahnya ke atas, karena catatan dan dokumen silsilah keluarga beliau ikut hangus terbakar ketika rumah beliau mengalami musibah kebakaran. Namun, menurut sejumlah kalangan bahwa asal usulnya dari keturunan orang-orang terpandang, yakni dan keturunan sulthān-sulthān [[Selaparang]], sebuah kerajaan [[Islam|Islām]] yang pernah berkuasa di [[Pulau Lombok]]. Disebutkan bahwa Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd merupakan keturunan [[Kerajaan Selaparang]] yang ke-17.<sup>[2]</sup>
Dari masing-masing putri itu ia mendapatkan 13 orang cucu. Dari Hj. Sitti Rauhun ZAM terlahir enam cucu yaitu: [[Sitti Rohmi Djalilah|Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah]], [[gelar|M.Pd.]], H. M. Syamsul Luthfi, MM., [[Muhammad Zainul Majdi|TGB Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA.]], H. M. Djamaluddin, M.Kom., Sitti Tsurayya dari pernikahannya dengan H. M. Djalaluddin, SH. serta Siti Hidayati, dari pernikahannya dengan H. M. Syubli. Sedangkan dari Hj. Sitti Raihanun ZAM terlahir tujuh cucu yaitu: TGH. L. Gede Muhammad Ali Wiresakti Amir Murni, QH., Lc., M.A., Lale Yaqutunnafis, QH., S.Sos., MM., Lale Laksmining Pujijagad, M.Pd.I., [[Lalu Gede Syamsul Mujahidin|Lalu. Gede. Syamsul Mujahidin]], [[gelar|SE.]], Hj. Lale Syifa'unnufus, M.Farm., [[Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani|TGB KH. Lalu. Gede. Muhammad Zainuddin Atsani]], [[gelar|Lc]], [[gelar|M.Pd.I]] dan TGH. L. Gede Muhammad Khairul Fatihin, QH., S.Kom. dari pernikahannya dengan H. L. Gede Wiresentane.
▲Pendapat ini tentu saja paralel dengan analisis yang diajukan oleh seorang [[antropolog]] berkebangsaan [[Swedia]] bernama Sven Cederroth, yang merujuk pada kegiatan [[ziarah]] yang dilakukan Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd ke [[makam]] [[Selaparang]] pada tahun [[1971]], sebelum berlangsungnya kegiatan pemilihan umum (Pemilu).<sup>[3]</sup> Praktik ziarāh semacam ini memang bisa dilakukan oleh masyarakat [[Indonesia]] pada umumnya, termasuk masyarakat [[Sasak]], untuk mengidentifikasikan diri dengan leluhurnya. Disamping itu pula, Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak pernah secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap anggapan dan pernyataan-pernyataan yang selama ini beredar tentang silsilah keturunannya, yakni kaitan genetiknya dengan sulthān-sulthān [[Kerajaan Selaparang]].
=== Keluarga ===
Maulānāsysyāikh TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Kakak kandungnya lima orang, yakni Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Sawdah, Hajji Muhammād Shabūr dan Hajjah Masyitah.
Ayahandanya TGH. Abdul Madjīd yang terkenal dengan penggilan "Guru Mu'minah", semasa mudanya bernama Luqmānul Hakīm merupakan seorang muballigh dan terkenal pemberani.
Sejak kecil al-Mukarram Maulānāsysyāikh TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang yang begitu besar
Dengan demikian, tampak jelaslah betapa besar perhatian ayah-bundanya terhadap pendidikannya. Hal ini juga tercermin dari sikap ibundanya bahwa setiap kali
== Pendidikan ==
Baris 37 ⟶ 43:
=== Pendidikan Lokal ===
Setelah berusia 9 tahun, ia memasuki pendidikan formal yang disebut Sekolah Rakyat Negara, hingga tahun [[1919]] M. Setelah menamatkan pendidikan formalnya,
=== Pendidikan di Mekah ===
Untuk lebih memperdalam 'ilmu agama, Muhammād Zainuddīn remaja kembali berangkat menuntut 'ilmu ke Mekah diantar kedua orang tuanya, tiga orang kemenakan dan beberapa orang keluarga, termasuk pula TGH. Syarafuddīn. Pada saat itu
=== Belajar di Masjid al-Haram ===
Baris 47 ⟶ 53:
Beberapa saat setelah musim haji usai, TGH. Abd. Madjid mulai mencarikan guru buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abd. Madjid pada sebuah halaqah. Syaikh yang mengajar ditempat tersebut bernama Syaīkh Marzūqī, seorang keturunan 'Arāb kelahiran Palembang yang sudah lama mengajar mengaji di Masjīd al-Harām, yang saat itu berusia sekitar 50 tahun. Disanalah Maulānāsysyāikh TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd diserahkan untuk belajar.
Selain itu juga sempat belajar 'ilmu sastra pada ahli syair terkenal di Mekah, yakni [[Syaikh Muhammad Amin al-Kutbi|Syaīkh Muhammād Āmīn al-Quthbī]] dan pada saat itu berkenalan dengan Sayyīd Muhsin Al-Palembanī, seorang keturunan 'Arāb kelahiran [[Palembang]] yang kemudian menjadi
Ketika ayah TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd pulang ke Lombok, ia langsung berhenti belajar mengaji pada Syaīkh Marzūqī, karena ia merasa tidak banyak mengalami perkembangan yang berarti dalam menuntut 'ilmu selama ini, hal itu dikarenakan kehausan
=== Belajar di Madrasah al-Shaulatiyah ===
Baris 57 ⟶ 63:
Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagai permulaan sejarah baru dalam pendidikan di [[Arab Saudi]]. Madrasah ini sangat legendaris, gaungnya telah menggema di seluruh dunia dan telah menghasilkan banyak ulama-ulama besar dunia. TGKH. Muhammad Zainuddin masuk Madrasah al-Shaulatiyah pada tahun 1345 H ([[1927]] M) yang waktu dipimpin (Mudir/Direktur), [[Syaikh Salim Rahmatullah]] yang merupakan cucu pendiri Madrasah al-Shaulatiyah. Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah Al-Shaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang cocok bagi thullab. Demikian pula dengan TGKH. Muhammad Zainuddin, juga ditest terlebih dahulu. Secara kebetulan diuji langsung oleh Direktur [[al-Shaulatiyah]] sendiri, [[Syaikh Salim Rahmatullah]] dan [[Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath]].
Hasil test menentukan di kelas 3. mendengar keputusan itu, TGKH. Muhammad Zainuddin minta diperkenankan masuk kelas 2 dengan alasan ingin mendalami mata pelajaran ilmu [[Nahwu]] dan [[Sharaf]]. Semula Syaikh Hasan bersikeras agar TGKH. Muhammad Zainuddin masuk kelas 3, tetapi pada akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan sejak itu TGKH. Muhammad Zainuddin secara resmi masuk Madrasah al-Shaulatiyah mulai dari kelas 2. Prestasi akademiknya sangat istimewa.
Sahabat sekelas TGKH. Muhammad Zainuddin bernama Syaikh Zakaria Abdullah Bila, mengakui kejeniusannya dan mengatakan: ''Syaikh Zainuddin itu adalah manusia ajaib di kelasku, karena kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa dan saya sungguh menyadari hal ini. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, dan kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah Al-Shaulatiyah Mekah''.
Baris 63 ⟶ 69:
Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari Madrasah Al-Shaulatiyah. Ijazahnya ditulis langsung oleh ahli khat terkenal di Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul dari direktur Madrasah al-Shaulatiyah. Prestasi istimewa itu memerlukan pengorbanan, ibu yang selalu mendampingi selama belajar di Madrasah al-Shaulatiyah berpulang ke rahmatullah di Mekah. Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah al-Shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H dengan predikat "mumtaz" (''Summa Cumlaude'').
Setelah tamat dari Madrasah al-Shaulatiyah, tidak langsung pulang ke Lombok, tetapi bermukim lagi di Mekah selama dua tahun sambil menunggu adiknya yang masih belajar, yaitu Haji Muhammad Faisal/ TGH. Muhammad Faisal ''('''TGH. Muhammad Faisal
Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air, TGKH. Muhammad Zainuddin langsung melakukan safari [[dakwah]] ke berbagai lokasi di pulau Lombok, sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat. Pada waktu itu masyarakat menyebutnya '
== Kepemimpinan ==
Adalah Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya. Kearifan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan perjuangannya.
Perjuangan dan kepemimpinan merupakan dua hal yang saling mengkait, karena perjuangan itu akan berhasil baik, apabila pola pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik. Di samping itu, kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan perjuangan.
Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai ulama' besar di [[Indonesia]] karena ilmu yang dimiliki sangat luas dan mendalam. Demikian juga kharisma
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa
Demikian pula tentang pendekatan yang
Pembawaan dan sikap hidupnya selalu menunjukkan kesederhanaan. Inilah yang membuat
Untuk melanjutkan dan mengembangkan perjuangan [[Nahdlatul Wathan]] di masa datang,
Dalam menerima dan menghadapi para murid dan santri serta warga [[Nahdlatul Wathan]],
Yang membedakan murid dan santri dihadapannya adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada [[Nahdlatul Wathan]]. Dan, untuk membina dan memonitor kualitas kader [[Nahdlatul Wathan]],
''Dengan menyebut nama [[Allah]] dan dengan memuji-Nya semoga
Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang berakal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu
Karena itu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga, berjuanglah
Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan [[Nahdlatul Wathan]] masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya, yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga''.''
Demikianlah, wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat beberapa kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI, dan mereka yang sudah
Di samping itu, untuk mempertegas Wasiat Renungan Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi. Wasiat Renungan Masa ini berisikan nasihat, fatwa dan pedoman bagi warga [[Nahdlatul Wathan]] dalam berjuang.
Lahirnya wasitat-wasiat tersebut merupakan konsekuensi logis dari pola kepemimpinan
== Perjuangan ==
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekah selama 13 tahun
Pada tahun [[1952]], madrasah-madrasah cabang NWDI-NBDI yang didirikan oleh para alumni di berbagai daerah telah berjumlah 66 buah. Maka untuk mengkoordinir, membina dan mengembangkan madrasah-madrasah cabang tersebut beserta seluruh amal usahanya, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak di dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H/[[1 Maret]] [[1953]] M. sampai dengan tahun 1997 ini lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Organisasi Nahdlatul Wathan telah berjumlah 747 buah dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, begitu juga lembaga sosial dan dakwah islamiyah Nahdlatul Wathan berkembang dengan pesat bukan hanya di [[NTB]] melainkan juga diberbagai daerah di [[Indonesia]] seperti [[NTT]], [[Bali]], [[Jawa Timur]], [[Jawa Barat]], [[DKI Jakarta]], [[Riau]], [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], bahkan sampai ke mancanegara seperti [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Brunei Darussalam]], dan lain sebagainya.
Baris 109 ⟶ 115:
Pada zaman penjajahan, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan, tempat menggembleng patriot-patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah. Bahkan secara khusus al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bersama guru-guru Madrasah NWDI-NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi nama "Gerakan al-Mujahidin". Gerakan al-Mujahidin ini bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat lainnya di [[Pulau Lombok]] untuk bersama-sama membela dan mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Dan pada tanggal [[7 Juli]] [[1946]], TGH. Muhammad Faizal Abdul Majid adik kandung Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan tanksi militer [[NICA]] di Selong. Namun, dalam penyerbuan ini gugurlah TGH. Muhammad Faisal Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai [[Syuhada']] sekaligus sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan [[Rinjani]] [[Selong]], [[Lombok Timur]].
Al Mukkarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama' pemimpin umat, dalam kehidupan bermasyarakt dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa
* Pada tahun 1934 mendirikan pesantren al-Mujahidin
* Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI
Baris 118 ⟶ 124:
* Pada tahun 1948/1949 menjadi anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi
* Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil
* Pada tahun 1952 Ketua Badan
* Pada tahun 1953 mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan
* Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama
* Pada tahun 1953 merestui terbentuknya
* Pada tahun 1954 merestui terbentuknya [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]]
* Pada tahun 1955 menjadi anggota Konstituante RI hasil Pemilu I ([[1955]])<ref>{{Cite web|title=H. Muhammad Zainuddin - Masjumi - Member Profiles|url=https://www.konstituante.net/en/profile/MASJUMI_muhammad_zainuddin|website=Konstituante.Net|access-date=2021-10-24}}</ref>
* Pada tahun 1964
* Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung
* Pada Tahun 1965 mendirikan Ma'had Dar al-Qu'an wa al-Hadits al-Majidiyah Asy-Syafi'iyah Nahdlatul Wathan
Baris 139 ⟶ 145:
* Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
* Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi
* Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi
* Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri
* Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi
Oleh karena jasa-
Di antara inovasi/rintisa-rintisan
Sebagai seorang Ulama' mujahid
== Karya ==
Al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku ulama' pewaris para [[Nabi]], di samping menyampaikn dakwah ''bi al-hal wa bi al-lisan'', juga tergolong penulis dan pengarang yang produktif. Bakat dan kemampuan
=== Dalam bahasa Arab ===
Baris 168 ⟶ 174:
* Shalawat Miftah Bab Rahmah Allah
* Shalawat al-Mab'uts Rahmah li al-‘Alamin
=== Dalam bahasa Indonesia dan Sasak ===
* Batu Ngompal
* Anak Nunggal
Baris 189 ⟶ 197:
== Wafat ==
Tarikh akhir [[1997]] menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat. Betapa tidak, hari Selasa, [[21 Oktober]] [[1997]] M / 18 [[Jumadil Akhir]] 1418 H dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. Sang ulama karismatis, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berpulang ke rahmatullah sekitar pukul 19.53 WITA di
Perjuangan
Akhirnya, memperhatikan seluruh riwayat kelahiran, pendidikan, dan perjuangan Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid baik untuk masyarakatnya dan negaranya, sehingga tokoh-tokoh daerah setempat setuju dan berusaha memperjuangkan
== Pranala luar ==
* {{id}} [
* {{id}} [
== Lihat pula ==
* {{id}} Situs resmi, NW Pancor [
* {{id}} Situs resmi, NW Anjani [
* [[TGB. Zainuddin Ats-tsani|RTGB. Zainuddin Ats-tsani]]
* [[Muhammad Zainul Majdi|TGB. DR. Muhammad Zainul Majdi]], MA.
* [[Madrasah al-Shaulatiyah]]
* http://nasional.kompas.com/read/2017/11/09/11204981/jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-kepada-4-tokoh
Baris 216 ⟶ 224:
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Sasak]]
[[Kategori:Tokoh Nusa Tenggara Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Lombok]]
[[Kategori:Tokoh dari Lombok Timur]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Wathan]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Masyumi]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
|