Gili lampu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 23247280 oleh Griseldaaa (bicara) Pengembalian vandalisme atau suntingan uji coba
Tag: Pembatalan
 
(47 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=18 Juli 2012}}
{{paragraf pembuka}}
Ditinjau'''Gili dariLampu''' susunanadalah katasebuah pembentuknyadestinasi wisata yang cukup populer, berada di [[Sambelia]], salah satu kecamatan di [[Kabupaten Lombok Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] Indonesia. Gili Lampu berasal dari kata "Gili" yang berarti [[Pulau]] dan "Lampu" yang bisa berarti Penerang. JadiSelama ini mungkin banyak orang membayangkan [[Gili]] [[Lampu]] itu pulau yang dipenuhi lampu-lampu. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Karena "Gili Lampu" sebenarnya adalah namamerupakan pulau kecil dimana terdapat sebuah [[Mercusuar|mercusuar]] yangtanda berfungsipenerang sebagaiatau tanda penerangrambu-rambu bagi [[Lalu lintas|lalu lintas]] [[Laut|laut]] ataudan hilir mudik pelayaran di sekitarnya. Menurut keterangan dari tokoh masyarakat setempatdi Sambelia, lampu mercusuar iniitu sudah dibangunada sejak zaman penjajahan Jepang, dan kondisinya hingga kini kondisinya masih berfungsi. Pada waktu malam hari, kerlip pijar lampu mercusuar di Pulau Lampu ini tidak hanya tampak dari sekitar wilayah sekitar pesisir, tetapi juga bisa kita lihatdilihat dari Depan Kantor [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]]. Namun apa hubungan antara posisi Kantor Kecamatan dengan mercusuar tersebut, kita tidak bisa menafsirkannya terlalu jauh.
{{rapikan}}
{{tidak dikembangkan|d=16|m=07|y=2012|i=14|ket=}}
{{wikify}}
 
== Posisi dan Perbatasan ==
'''Gili Lampu''' adalah nama sebuah destinasi "wisata pantai" yang berada di [[Kabupaten Lombok Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] Indonesia. Selama ini mungkin banyak orang menyangka [[Pulau]] [[Lampu]] adalah pulau yang dipenuhi dengan lampu-lampu. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. <!--dan berdasarkan pengetahuan saya akan coba mendeskripsikannya secara singkat berikut ini.--> <!--jangan tambahkan kalimat di atas-->
Secara administratif Gili atau Pulau Lampu termasuk dalam wilayah [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]], posisinya sekitar 2 Km di sebelah timur Dusun Transad [[Labuhan Pandan, Sambelia, Lombok Timur|Desa Labuhan Pandan]]. SecaraDari segi komposisi pulau ini lebih tepat jika disebut gugusan karang, karena jenis vegetasi yang dominan tumbuh di atasnya juga hanya jenis pohon bakau. Di sebelah timur Pulau Lampu berbatasan dengan [[Selat Alas]], kemudian di utaranya terdapat [[Gili Petagan]] yang berukuran sedikit lebih besar, dan di sebelah selatan ada beberapa gugusan pulau kecil yang masyarakat setempat menamainya [[Gili Lebur]]. Kuat dugaan bahwa sebelumnya gugusan pulau-pulau karang ini merupakan satu kesatuan. Namun akibat arus pasang dan naiknya permukaan air laut, menyebabkan gugusan pulau tersebutkarang ini seolah terpisah satu sama lainnya.
Ditinjau dari susunan kata pembentuknya, Gili Lampu berasal dari kata "Gili" yang berarti [[Pulau]] dan "Lampu" yang bisa berarti Penerang. Jadi "Gili Lampu" sebenarnya adalah nama pulau kecil dimana terdapat sebuah [[Mercusuar|mercusuar]] yang berfungsi sebagai tanda penerang bagi [[Lalu lintas|lalu lintas]] [[Laut|laut]] atau hilir mudik pelayaran di sekitarnya. Menurut keterangan dari tokoh masyarakat setempat, lampu mercusuar ini dibangun sejak zaman penjajahan Jepang, dan kondisinya hingga kini masih berfungsi. Pada waktu malam hari, kerlip pijar mercusuar di Pulau Lampu ini tidak hanya tampak dari wilayah sekitar pesisir, tetapi juga bisa kita lihat dari Depan Kantor [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]]. Namun apa hubungan antara posisi Kantor Kecamatan dengan mercusuar tersebut, kita tidak bisa menafsirkannya terlalu jauh.
 
== Perkembangan Fungsi ==
==Posisi dan Perbatasan==
Sekitar tahun 1970-an, Pulau Lampu hanyalah tempat peristirahatan para nelayan yang kebetulan sedang mencari ikan di perairan sekitarnya. Pada waktu itu penggunanya kebanyakan adalah nelayan setempat, yaitu dari Dusun Labuan Pandan (Sekarang Desa Labuan Pandan, red), sebagian kecil dari Dusun Tibu Borok dan sekitarnya, serta nelayan luar seperti dari Labuan Lombok, Tanjung Teros, Labuan Haji, atau Pulau Sumbawa. Demikian pula dengan pantainya, komunitas nelayan atau warga setempat lebih banyak memanfaatkannya untuk pelabuhan perahu dan sampan atau sekadar untuk mencari nener (bibit bandeng).
Secara administratif Pulau Lampu termasuk dalam wilayah [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]], posisinya sekitar 2 Km di sebelah timur Dusun Transad [[Labuhan Pandan, Sambelia, Lombok Timur|Desa Labuhan Pandan]]. Secara komposisi pulau ini lebih tepat jika disebut gugusan karang, karena jenis vegetasi yang dominan tumbuh di atasnya juga hanya jenis pohon bakau. Di sebelah timur Pulau Lampu berbatasan dengan [[Selat Alas]], kemudian di utaranya terdapat [[Gili Petagan]] yang berukuran sedikit lebih besar, dan di sebelah selatan ada beberapa gugusan pulau kecil yang masyarakat setempat menamainya [[Gili Lebur]]. Kuat dugaan bahwa sebelumnya gugusan pulau-pulau karang ini merupakan satu kesatuan. Namun akibat arus pasang dan naiknya permukaan air laut menyebabkan gugusan pulau tersebut seolah terpisah satu sama lainnya.
Tetapi memasuki pertengahan tahun 1980-an, pemanfaatan objek Pulau Lampu mengalami perkembangan proyeksi. Tidak hanya sebatas aktivitas nelayan dan budidaya perikanan, tetapi lebih didorong kearah kepariwisataan. Masyarakat sekitar terutama dari Dusun Transad yang pada dasarnya tidak berlatar belakang nelayan mulai tertarik melakukan pengembangan, antara lain dengan membersihkan dan menata pantai sehingga nyaman untuk rekreasi. Beberapa fasilitas meskipun alakadar (minimalis) mulai disediakan, seperti tempat pedagang makanan dan minuman ringan, membuat sumur pembilasan, tempat ganti pakaian, dan toilet umum.
Kemudian pada tahun 1990-an, selain menyediakan penginapan seperti bungalow-bungalow, kelompok pengelola setempat yang dimotori Mas Yanto dkk terus melakukan pembenahan, misalnya dengan menyediakan paket penyeberangan ke Gili atau perjalanan antar lokasi wisata pantai di Pulau Lombok. Pada waktu itu kerjasama sudah dilakukan dengan agen tour and travel ternama, seperti "Perama".
 
== Wisatawan Yang Berkunjung ==
==Perkembangan Fungsi==
Pada awalnya wisatawan yang berkunjung hanya sebatas masyarakat setempat, seperti dari beberapa dusun tetangga se-Desa Sambelia atau dari desa-desa lain se-Kecamatan Sambelia. Inipun hanya diwaktu-waktu tertentu, misalnya piknik saat kenaikan kelas Sekolah Dasar, perayaan Idul Fitri, Idul Adha, atau liburan tahun baru. Tetapi lambat laun, pengunjung dari luar juga mulai berbondong-bondong, seperti dari Kecamatan Pringgabaya, Aikmel, Masbagik, Selong, dll. Bahkan seiring waktu dan gencarnya promosi yang dilakukan tokoh pemuda bersama pemerintah setempat dan swasta, alhasil jumlah kunjungan wisata ke Pulau Lampu meningkat dengan sangat pesat.
Sekitar tahun 1970-80an, Gili Lampu hanya digunakan untuk peristirahatan para nelayan yang sedang mencari ikan di perairan sekitarnya. Pada waktu itu masyarakat setempat yang berprofesi nelayan kebanyakan dari Dusun Labuan Pandan (Sekarang menjadi Desa Labuan Pandan red), serta sebagian kecil dari Dusun Tibu Borok dan sekitarnya, dan kemungkinan nelayan luar seperti dari Labuan Lombok, Labuan Haji, Tanjung, atau Pulau Sumbawa. Tetapi mulai pertengahan tahun 1980-an, proyeksi pemanfaatan "Pulau Lampu" mulai lebih dikembangkan. Tidak hanya sebatas untuk aktivitas nelayan, tetapi mulai didorong menjadi tempat wisata. Dalam promosi wisata yang disebutkan adalah "Pulau Lampu", tetapi kenyataan yang lebih dominan adalah wisata pantai. Selain menyediakan tempat penginapan seperti bungalow, kelompok pengelola setempat yang dimotori oleh Mas Yanto dkk juga terus berbenah misalnya dengan menyediakan paket penyeberangan ke Gili bekerjasama dengan agen tour pada waktu itu "Perama".
 
Pada awalnya wisatawan yang datang hanya dari wilayah setempat, seperti dari dusun-dusun tetangga se-Desa Sambelia atau dari desa-desa lain se-Kecamatan Sambelia. Tetapi lambat laun pengunjung dari luar kecamatan mulai berdatangan, seperti dari Labuan Lombok, Pringgabaya, Pohgading, Aikmel, Masbagik dan Selong. Seiring waktu dan terus digencarkannya promosi dan pengembangan oleh tokoh pemuda bersama pemerintah setempat termasuk swasta, alhasil jumlah kunjungan wisata dari luar wilayah kian meningkat pesat. Saat ini obyek wisata "Pulau Lampu" sudah cukup terkenal, khususnya sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Lombok. Keberhasilan Masyarakat di Sambelia, terutama yang dimotori para pemuda di Transad ini patut mendapatkan apresiasi. Sebuah karya anak bangsa, dan sudah sepantasnya para pihak terkait turut mendukung demi perkembangan wisata di Provinsi NTB dan peningkatan manfaat yang seluasnya bagi masyarakat sekitar, mulai saat ini hingga masa-masa selanjutnya (WG).
== Daya Tarik Kepariwisataan ==
Saat ini objek wisata Pulau Lampu sudah lebih dari cukup terkenal, khususnya sebagai salah satu destinasi wisata pantai yang ada di Pulau Lombok. Dalam promosi paket tour wisata yang disebutkan adalah "Pulau Lampu", tetapi sepertinya yang lebih dominan wisata pantai. Selain bisa mandi dan berenang dengan aman di pantai, ketertarikan wisatawan lokal kebanyakan berkunjung kesana mungkin karena sensasi nama "Pulau Lampu". Sedangkan bagi wisatawan luar atau mancanegara, yang menjadi magnet bukanlah sekadar nama itu, melainkan karena disana mereka bisa menikmati "sunrise". Secara analogi, kalau pariwisata di Bali punya Sanur dan Kuta untuk melihat sunrise dan sunset, maka pariwisata Lombok memiliki Pulau Lampu dan Senggigi untuk menikmati sunrise dan sunset. Kira-kira begitulah ilustrasinya walaupun pada kenyataan kondisi sangat jauh dari kata seimbang, khususnya untuk fasilitas pendukung.
Tetapi bagaimanapun, inisiatif dan keberhasilan yang dicapai Masyarakat Sambelia terutama para pemuda di Dusun Transad ini patut mendapatkan apresiasi. Sebuah karya anak bangsa, yang sudah sepantasnya para pihak mendukung untuk pengembangan wisata daerah NTB, serta peningkatan manfaat yang seluasnya bagi masyarakat sekitar. Jika ingin lebih sukses, maka masih banyak yang perlu dilakukan bersama, misalnya bagaimana mengemas budaya dan produk lokal yang ada menjadi paket wisata guna meningkatkan pesona dan daya tarik kepariwisataan. Sudah barang tentu, semua itu harus dimulai dari sekarang hingga masa-masa selanjutnya (WG).
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Tempat wisata di Nusa Tenggara Barat]]