Gili lampu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Membalikkan revisi 23247280 oleh Griseldaaa (bicara) Pengembalian vandalisme atau suntingan uji coba Tag: Pembatalan |
|||
(34 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=18 Juli 2012}}
'''Gili Lampu''' adalah sebuah destinasi wisata yang cukup populer, berada di [[Sambelia]], salah satu kecamatan di [[Kabupaten Lombok Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] Indonesia. Gili Lampu berasal dari kata "Gili" yang berarti [[Pulau]] dan "Lampu" yang bisa berarti Penerang. Selama ini mungkin banyak orang
Secara administratif Gili atau Pulau Lampu termasuk dalam wilayah [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]], posisinya sekitar 2 Km di sebelah timur Dusun Transad [[Labuhan Pandan, Sambelia, Lombok Timur|Desa Labuhan Pandan]].
== Perkembangan Fungsi ==▼
Sekitar tahun 1970-
Tetapi memasuki pertengahan tahun 1980-an,
== Wisatawan Yang Berkunjung ==▼
Pada awalnya wisatawan yang
== Daya Tarik Kepariwisataan ==▼
▲'''Gili Lampu''' adalah sebuah destinasi wisata yang cukup populer di [[Sambelia]], salah satu kecamatan di [[Kabupaten Lombok Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]] Indonesia. Selama ini mungkin banyak orang menyangka [[Gili]] [[Lampu]] sebagai pulau yang dipenuhi dengan lampu-lampu. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Ditinjau dari susunan katanya, Gili Lampu berasal dari kata "Gili" yang berarti [[Pulau]] dan "Lampu" yang bisa berarti Penerang. Jadi "Gili Lampu" sebenarnya merupakan pulau kecil dimana terdapat sebuah [[Mercusuar|mercusuar]] sebagai tanda penerang atau rambu-rambu [[Lalu lintas|lalu lintas]] [[Laut|laut]] dan hilir mudik pelayaran di sekitarnya. Menurut keterangan dari tokoh masyarakat setempat, lampu mercusuar ini dibangun sejak zaman penjajahan Jepang, dan hingga kini kondisinya masih berfungsi. Pada malam hari, kerlip pijar mercusuar di Pulau Lampu ini tidak hanya tampak dari wilayah sekitar pesisir, tetapi juga bisa dilihat dari Depan Kantor [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]]. Namun apa hubungan antara posisi Kantor Kecamatan dengan mercusuar tersebut, kita tidak bisa menafsirkannya terlalu jauh.
Saat ini objek wisata Pulau Lampu sudah lebih dari cukup terkenal, khususnya sebagai salah satu destinasi wisata pantai yang ada di Pulau Lombok. Dalam promosi paket tour wisata yang disebutkan adalah "Pulau Lampu", tetapi sepertinya yang lebih dominan wisata pantai. Selain bisa mandi dan berenang dengan aman di pantai, ketertarikan wisatawan lokal kebanyakan berkunjung kesana mungkin karena sensasi nama "Pulau Lampu". Sedangkan bagi wisatawan luar atau mancanegara, yang menjadi magnet bukanlah sekadar nama itu, melainkan karena disana mereka bisa menikmati "sunrise". Secara analogi, kalau pariwisata di Bali punya Sanur dan Kuta untuk melihat sunrise dan sunset, maka pariwisata Lombok memiliki Pulau Lampu dan Senggigi untuk menikmati sunrise dan sunset. Kira-kira begitulah ilustrasinya walaupun pada kenyataan kondisi sangat jauh dari kata seimbang, khususnya untuk fasilitas pendukung.
== Referensi ==▼
▲==Posisi dan Perbatasan==
▲Secara administratif Pulau Lampu termasuk dalam wilayah [[Sambelia, Lombok Timur|Kecamatan Sambelia]], posisinya sekitar 2 Km di sebelah timur Dusun Transad [[Labuhan Pandan, Sambelia, Lombok Timur|Desa Labuhan Pandan]]. Secara komposisi pulau ini lebih tepat jika disebut gugusan karang, karena jenis vegetasi yang dominan tumbuh di atasnya juga hanya jenis pohon bakau. Di sebelah timur Pulau Lampu berbatasan dengan [[Selat Alas]], kemudian di utaranya terdapat [[Gili Petagan]] yang berukuran sedikit lebih besar, dan di sebelah selatan ada beberapa gugusan pulau kecil yang masyarakat setempat menamainya [[Gili Lebur]]. Kuat dugaan bahwa sebelumnya gugusan pulau-pulau karang ini merupakan satu kesatuan. Namun akibat arus pasang dan naiknya permukaan air laut menyebabkan gugusan pulau tersebut seolah terpisah satu sama lainnya.
▲==Perkembangan Fungsi==
▲Sekitar tahun 1970-80an, Gili atau Pulau Lampu hanya sebagai tempat peristirahatan para nelayan yang sedang mencari ikan di perairan sekitarnya. Pada waktu itu penggunanya kebanyakan nelayan setempat yaitu dari Dusun Labuan Pandan (Sekarang Desa Labuan Pandan, red), sebagian kecil dari Dusun Tibu Borok dan sekitarnya, serta kemungkinan nelayan luar seperti dari Labuan Lombok, Tanjung Teros, Labuan Haji, atau Sumbawa. Demikian pula pantainya, nelayan atau warga setempat lebih banyak memanfaatkannya untuk berlabuh atau sekedar mencari nener (bibit bandeng).
▲Tetapi memasuki pertengahan tahun 1980-an, proyeksi pemanfaatan Pulau Lampu mengalami perkembangan. Tidak hanya sebatas aktivitas nelayan dan budidaya perikanan, tetapi lebih didorong ke arah pembangunan kepariwisataan. Masyarakat sekitarnya terutama dari Dusun Transad yang pada dasarnya tidak memiliki background nelayan mulai tertarik melakukan pengembangan, antara lain dengan membersihkan dan menata pantainya sedemikian rupa. Beberapa fasilitas meskipun bersifat alakadar (minimalis) disediakan, seperti tempat pedagang makanan dan minuman ringan, membuat sumur pembilasan, tempat ganti pakaian, dan toilet umum.
▲Dalam promosinya yang disebutkan memang "Pulau Lampu", tetapi sebenarnya yang lebih dominan adalah wisata pantainya. Memasuki tahun 1990-an selain menyediakan penginapan berupa bungalow-bungalow, kelompok pengelola setempat yang dimotori Mas Yanto dkk terus melakukan pembenahan, misalnya dengan menyediakan paket penyeberangan ke Gili yang pada waktu bekerjasama dengan agen tour ternama seperti "Perama".
▲==Wisatawan Yang Berkunjung==
▲Pada awalnya wisatawan yang datang sebatas masyarakat setempat, seperti dari dusun tetangga se-Desa Sambelia atau dari desa lain se-Kecamatan Sambelia. Inipun hanya pada waktu tertentu misalnya ketika piknik sehabis kenaikan sekolah, Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, atau liburan tahun baru. Tetapi lambat laun pengunjung dari luar juga mulai berbondong-bondong, seperti dari Kecamatan Pringgabaya, Aikmel, Masbagik, Selong, dll. Bahkan seiring waktu dan digencarkannya promosi oleh tokoh pemuda bersama pemerintah setempat dan pihak swasta, alhasil jumlah kunjungan wisata ke Pulau Lampu meningkat dengan pesat.
▲==Daya Tarik Kepariwisataan==
▲Nah, keberhasilan Masyarakat di Sambelia terutama para pemuda di Dusun Transad ini patut mendapatkan apresiasi. Sebuah karya anak bangsa, dan sudah sepantasnya para pihak terkait turut mendukung pengembangan wisata di Provinsi NTB, serta untuk peningkatan manfaat seluasnya bagi masyarakat sekitar, mulai saat ini hingga masa-masa selanjutnya (WG).
▲==Referensi==
{{reflist}}
[[Kategori:Tempat wisata di Nusa Tenggara Barat]]
|