Bagus Rangin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
'''Bagus Rangin''' adalah tokoh dari [[Bantarjati, Kertajati, Majalengka
== Riwayat Hidup ==
=== Perjuangan Bagus Rangin ===▼
▲== Perjuangan Bagus Rangin ==
Bagus Rangin bukanlah seorang Raja, ia hanya seorang rakyat biasa namun memiliki semangat ksatria untuk melawan kekejaman dan kediktatoran penguasa, baik itu pemerintah kolonial Hindia Belanda maupun penguasa lokal di wilayah [[Keresidenan Cirebon]]. Dalam setiap kesempatan Ia berdiri dan mengurai khotbah pembangkitan. Sebuah khotbah yang panjang, yang menggugah kesadaran makna hidup dan kehidupan rakyat setempat yang didera nestapa. Juga khotbah politis yang menyoroti praktik-praktik tak benar penguasa lokal Cirebon. “''Pangeran (Allah) telah menjadikan dunia, sebagai tempat kehidupan umat. Tapi oleh Sultan malah dijual kepada Cina dan Kompeni, yang tak pernah merasa kenyang''” katanya bergelora. Bagus Rangin belum berhenti. Masih banyak pesan suci yang dipompakan untuk membuka mata hati, yang sebelumnya seakan sudah mati harapan. Dia pun berhasil. Warga tersadar akan kelemahannya selama ini.
Pada waktu itu, beberapa pengusaha dari etnis Cina memang ikut menyengsarakan masyarakat. Salah satu caranya, bersama Belanda, mereka menyewa tanah-tanah dari [[Sultan Cirebon]]
Walhasil, ketiadaan sumber kehidupan telah memunculkan kelaparan. Sampai-sampai rakyat terpaksa harus makan dedaunan dan rumput{{fact}}. Akibat lebih lanjut, banyak di antara masyarakat berguling-guling di tanah sembari memegangi perut. Semua merintih kesakitan. Di luar itu, sulitnya kehidupan telah membuat sebagian orang menjual diri (hal ini terus berkelanjutan mungkin hingga sekarang juga, seperti dilukiskan dalam tembang pantura “''remang-remang''”) .
Dengan kenyataan itu, masuk akal jika rakyat begitu benci dengan Babah –juga Belanda–setelah mendengarkan khotbah pencerahan dari Bagus Rangin. Simaklah kata-kata seperti ''Babah mah bakal dicacag / Disiksik diipis-ipis / Dicacag diwalang-walang / Getihna arek diuyup / Diburakeun ka bangawan / Sugan lauk baranahan / Tulangna diawur-awur / Leuweung jati sugan subur / Polona arek dicokrok / Diburakeun ka galengan / Rawinian sugan montok''. Di sini, antara lain, terungkap tekad bahwa tubuh Babah yang tertangkap bakal diiris-iris, dihancurkan, dan sebagainya.
=== Perang Kedondong ===
Kisah perjuangan bagus Rangin nyaris tenggelam
Perlawanan yang dilancarkan Ki Bagus Rangin sempat membuat pasukan kompeni kewalahan. Apalagi, perjuangan Ki Bagus Rangin mendapat dukungan dari masyarakat luas. Setelah rakyat Karaseidenan Cirebon terbangun kesadarannya sehingga mereka bergerak bersama Bagus Rangin.
Pertempuran yang terjadi antara pasukan Bagus Rangin dan pasukan kolonial Hindia Belanda pertama kalinya berlangsung pada 25 Februari 1806, hal ini sesuai dengan resolusi Pemerintah Kolonial di [[Hindia Belanda]] yang menyebutkan ada kerusuhan sosial di daerah Cirebon pada tanggal tersebut. Daerah-daerah lain yang membantu Bagus Rangin adalah berasal dari daerah [[Jatitujuh, Majalengka|Jatitujuh]], [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]], [[Palimanan, Cirebon|Bangawan Wetan]], [[Sumber, Cirebon|Sumber]], [[Bantarjati, Kertajati, Majalengka|Bantarjati]], [[Babakancikao, Purwakarta|Cikao]], [[Kandanghaur, Indramayu|Kandanghaur]]{{fact}}, [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]], [[Linggajati, Cilimus, Kuningan|Linggarjati]]{{fact}}, [[Luragung, Kuningan|Luragung]], [[Maja, Majalengka|Maja]]{{fact}}, [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]{{fact}}, [[Kabupaten Karawang|Karawang]]{{fact}}, dan [[Kabupaten Subang|Subang]]{{fact}}.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda [[Albertus Wiese|A.J. Wiese]] menugaskan kepada [[Nicolas Engelhaard]] untuk meminta bantuan agar para bupati mengirimkan pasukannya untuk melawan Bagus Rangin. Akan tetapi tidak semua Bupati menaati perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda tersebut. Akibat membangkang pada [[Hindia Belanda|Pemerintah kolonial Hindia Belanda]], [[Keraton Kanoman|Sultan Kanoman Cirebon]]{{fact}} Pangeran Suriawijaya dibuang oleh Belanda ke Ambon dan dipecat dari jabatan Sultan pada tanggal 2 Maret 1810 oleh [[Herman Willem Daendels|Gubernur Jenderal Daendels]].
Perang yang terjadi di Bantarjati dari tanggal 16 sampai 29 Februari 1812 adalah perang yang terakhir dan berakhir dengan kekalahan di pihak Bagus Rangin. Akhirnya pada tanggal 27 Juni 1812 Bagus Rangin dapat tertangkap oleh pasukan Belanda di daerah [[Panongan, Jatitujuh, Majalengka|Panongan, Jatitujuh]]. Pada tanggal 12 Juli 1812 Bagus Rangin dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya di daerah [[Karangsambung, Kadipaten, Majalengka|Karangsambung]], tepian sungai [[Ci Manuk]]{{fact}}.
Bagus Rangin pada akhirnya gugur, tetapi semangat pembelaan terhadap rakyat yang ditindas patut dihargai dan diteruskan perjuangannya. Akhirnya 133 tahun setelah gugurnya itu, cita-cita terbesar Bagus Rangin dapat terwujud. Apalagi kalau bukan kemerdekaan. Kemerdekaan yang dicita-citakan oleh masyarakat adalah bukan tujuan dan bukan pula sekadar penggantian penguasa untuk kemudian ganti berkuasa dan menindas. Tetapi kemerdekaan adalah salah satu cara untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Baris 31 ⟶ 28:
Pada 1805 pertempuran pecah di daerah Pangumbahan, juga terjadi pertempuran di daerah [[Karesidenan]] [[Cirebon]] dan pantai utara [[Jawa]]. Pasukan Bagus Rangin yang berkekuatan ± 10.000 orang kalah dan terpaksa mengakui keunggulan Belanda. Tanggal [[12 Juli]] [[1812]] Bagus Rangin menerima hukuman penggal kepala di [[Cimanuk]] dekat [[Karangsembung, Cirebon]].
Tahun 1818 terjadi perang kedondong di pimpin Pangeran Matangaji dibantu Laskar Santri. Peperangan ini
=== Ketokohan Bagus
Sejarawan [[Nina Herlina|Nina Herlina Lubis]] mengatakan dari hasil penelitian sejarah yang dilakukan Guru Besar Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung]], memperkuat alasan bahwa Bagus Rangin sangat layak diberi gelar kehormatan oleh pemerintah.<ref>Pikiran Rakyat. "Bagus Rangin layak peroleh gelar pahlawan". 2015. pikiran rakyat online. Diakses 31 Maret 2018</ref>
Baris 58 ⟶ 55:
[[Kategori:Kematian 1812]]
[[Kategori:Tokoh yang dihukum mati]]
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]
|