Rangkong gading: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Asang Lawai (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(31 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| name = Rangkong gading
| image = Buceros-vigil-bvk.JPG
| status = NTCR | status_system = IUCN3.1
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
Baris 8:
| ordo = [[Coraciiformes]]
| familia = [[Bucerotidae]]
| genus = ''[[BucerosRhinoplax]]''
| species = '''''BR. vigil'''''
| binomial = ''BucerosRhinoplax vigil''
| binomial_authority = [[Johann Reinhold Forster|Forster]], [[1781]]
}}
 
'''Rangkong gading''' atau '''Enggang gading''' (Rhinoplax ''vigil'') adalah burung berukuran besar dari [[Famili (biologi)|famili]] [[Bucerotidae]].
'''Rangkong gading''' atau '''Enggang gading''' (''Buceros vigil'') adalah burung berukuran besar dari [[famili (biologi)|keluarga]] [[Bucerotidae]]. Burung dini ditemukan di [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatera]], dan [[Kalimantan]]. Rangkong gading jantan memiliki leher tidak berbulu dan berwarna merah, sedangkan untuk rangkong gading betina, leher berwarna biru pucat. Enggang ini cukup mudah dikenali, ukuran sangat besar (120cm ditambah 50 cm pita pada ekor tengah). Ciri khas : ekor putih dengan garis hitam meintang dan garis putih lebar pada sayap. Tanduk kuning-merah pada m, tinggi, berbentuk kotak yang digunakan sebagai "gading enggang" untuk membuat ukiran. Iris merah, paruh kuning dan merah, kaki cokelat.
 
== Persebaran ==
Suara: Satu seri nada "tuk" yang mantap dipercepat menjadi suara "tii-pup" sebelum suara mirip terompet "tutt, tutt,.." yang sangat keras dan berulang-ulang.
Burung ini ditemukan di [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatra]], dan [[Kalimantan]]. Burung ini juga menjadi [[Daftar fauna identitas provinsi di Indonesia|maskot]] Provinsi [[Kalimantan Barat]], dan termasuk dalam jenis [[fauna]] yang dilindungi undang-undang. Di seluruh dunia terdapat 54 jenis burung rangkong. Burung rangkong mempunyai sebaran mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan hujan tropis dan hanya beberapa jenis saja yang hidup di daerah kering seperti di Afrika.
 
== Identifikasi ==
Rangkong Gading tidak umum ditemukan, namun biasanya berada di dataran rendah dengan pepohonan tinggi hingga pada ketinggian 1.500 cm. Burung ini sering bergaul dengan Enggang lai, punai, pergam, dan monyet pada pohon besar yang sedang berbuah.
Rangkong gading pada dasarnya mudah dikenali karena ukurannya yang besar dan punya ekor tengah yang lebih panjang daripada ekor di sekitarnya.<ref name=adji2018>Adji (2018), hlm. 5</ref> Ia memiliki panjang dari antara 110–120&nbsp;cm dan jika ditambah dengan panjang ekor tengahnya, ia dapat mencapai panjang 140–170&nbsp;cm. Berat badan hewan yang jantan ialah mencapai 3060 gram dan betinanya antara 2610-2840 [[gram|g]].<ref name=adji2018/> Tanduk kuning-merah pada m, tinggi, berbentuk kotak yang digunakan sebagai "gading enggang" untuk membuat ukiran. Iris merah, paruh kuning dan merah, kaki cokelat.
 
Suara: Satu seri nada "tuk" yang mantap dipercepat menjadi suara "tii-pup" sebelum suara mirip terompet "tutt, tutt,.." yang sangat keras dan berulang-ulang.
Burung ini juga menjadi [[Daftar fauna identitas provinsi di Indonesia|maskot]] Provinsi [[Kalimantan Barat]], dan termasuk dalam jenis [[fauna]] yang dilindungi undang-undang.
 
== Sebagai lambang budayaHabitat ==
Rangkong Gading tidak umum ditemukan, namuntetapi biasanya berada di dataran rendah dengan pepohonan tinggi hingga pada ketinggian 1.500 &nbsp;cm. Burung ini sering bergaul dengan Enggang lai, punai, pergam, dan monyet pada pohon besar yang sedang berbuah.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://rangkong.org/profil-rangkong/rangkong-gading/|title=Rangkong Gading|newspaper=Rangkong Indonesia|language=en-US|access-date=2018-04-25|archive-date=2018-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20180424053948/http://rangkong.org/profil-rangkong/rangkong-gading/|dead-url=yes}}</ref>
 
Hanya pohon besar berlubang alami dengan bonggol khas di depannya yang dapat digunakan untuk bersarang. Bonggol tersebut digunakan sebagai landasan saat bertengger untuk memberi makan induk dan anak yang ada di dalam sarang. Model sarang yang unik ini tidak ditemukan pada jenis-jenis rangkong yang lain.
Dalam budaya Kalimantan, burung Rangkong gading (''tingan'') merupakan simbol "Alam Atas" yaitu alam kedewataan yang bersifat "maskulin". Di [[Pulau Kalimantan]], burung Rangkong gading dipakai sebagai lambang daerah atau simbol organisasi seperti di lambang negeri [[Sarawak]], lambang provinsi [[Kalimantan Barat]], satwa identitas provinsi [[Kalimantan Barat]], simbol [[Universitas Lambung Mangkurat]] dan sebagainya. Burung Rangkong Gading merupakan lambang persatuan orang Dayak yang sering diwujudkan dalam bentuk ukiran pada [[Budaya Dayak]], sedangkan dalam budaya Banjar, burung Rangkong Gading diukir dalam bentuk tersamar (didistilir) karena [[Budaya Banjar]] tumbuh di bawah pengaruh [[agama]] [[Islam]] yang melarang adanya ukiran [[makhluk]] bernyawa. Rangkong Gading juga merupakan simbol budaya suku Naga di India timur.
 
== Pakan dan Perkembangbiakan ==
== Galeri ==
Enggang Gading memiliki makanan yang spesifik yaitu sebanyak 98% memakan ''Ficus'' sp. dan 2% sisanya adalah serangga. Rangong yang dapat terbang jauh menjadikan rangkong dapat menyebarkan benih ''Ficus'' sp. melalui kotorannya, sehingga rangkong gading sangat dibutuhkan untuk pelestarian ''Ficus'' sp. yang hanya tumbuh pada hutan tropis yang lebat dan masih asri.<ref name=":0" />
<gallery>
 
Berkas:Motif Enggang Tatah Hujung Pilis Rumah Banjar.JPG|Karakter burung Enggang Gading yang disamarkan berwujud dedaunan dipakai sebagai [[Tatah Hujung Papilis]] pada [[Rumah Bubungan Tinggi]] di Kalimantan Selatan.
Enggang Gading bersifat monogami, yaitu hanya memiliki 1 pasangan seumur hidupnya. Rangokong Gading bersarang dalam pohon berlubang denga ketinggian berkisar 10-42, tetapi tidak dapat membuat lubangnya sendiri pada pohon, sehigga Rangkong harus menemukan tempat bersarang yang terbentuk secara alami. Saat sarang yang tepat sudah ditemukan, sang jantan akan menutup sarang dengan kotoran dan tanah liat namun menyisakan lubang kecil yang muat untuk paruh sang betina keluar agar dapat mendapatkan makanan yang diberikan oleh sang jantan. Didalam sarang, sang betina akan meluruhkan bulu terbangnya (moulting) agar kondisi didalam satang tetap hangat untuk telur. Selama bersarang hingga telur mentas sang betina tidak akan dapat terbang.<ref name=":0" /> Enggang gading diketahui memiliki masa berbiak terpanjang, yaitu 150 hari <ref>{{Cite news|url=http://rangkong.org/tentang-rangkong/|title=Tentang Rangkong|newspaper=Rangkong Indonesia|language=en-US|access-date=2018-04-25|archive-date=2018-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20180425183906/http://rangkong.org/tentang-rangkong/|dead-url=yes}}</ref>
Berkas:Seal of North Kuching.svg|Lambang Kota [[Kuching]] Utara
 
Berkas:Logo unlam.png|Logo [[Universitas Lambung Mangkurat]]
Poonswad (1993) <ref>Poonswad P. 1998. The Asian Hornbill: Ecology and Conservation. Thailand: Thai Studies in Biodiversity No. 2: 1-336.</ref> menyatakan bahwa terdapat lima tahapan proses bersarang pada rangkong yaitu:
Berkas:Coat of arms of Sarawak.svg|Lambang negara bagian [[Sarawak]]
 
</gallery>
1. Tahap ''pre-nesting'' yaitu periode perkawinan. Ditunjukkan dengan usaha menemukan sarang (termasuk mengunjungi sarang) sebelum betina terkurung, berlangsung antara satu sampai tiga minggu.
 
2. Tahap ''pre-laying'' yaitu masa betina mulai terkurung sampai peletakan telur pertama, selama satu minggu. Periode aman bagi rangkong untuk mengeluarkan telurnya (Kemp 1995).
 
3. Tahap ''egg incubation'' yaitu masa peletakkan telur pertama sampai telur pertama menetas, selama enam minggu. Pada Kangkareng perut putih hanya berlangsung selama empat minggu.
 
4. Tahap ''nesting'' yaitu masa dari induk betina keluar dari sarang (lubang sarang ditutup kembali) hingga anak memiliki bulu lengkap dan siap untuk terbang, berlangsung selama 8 – 13 minggu.
 
5. Tahap ''fledging'' yaitu masa dari pemecahan penutup sarang sampai semua anak keluar, memerlukan waktu dari hitungan beberapa jam hingga dua minggu, jika anak lebih dari satu.
 
== Sebagai lambang daerah ==
 
Burung Rangkong gading dipakai sebagai lambang daerah atau simbol organisasi seperti di lambang provinsi [[Kalimantan Barat]], satwa identitas provinsi [[Kalimantan Barat]]
 
== Ancaman yang Terjadi ==
Sejak zaman Dinasti Ming di abad 17, para bangsawan China telah mengincar Cula/balung (''casque'') Rangkong gading untuk dijadikan berbagai bentuk hiasan. Investigasi Rangkong Indonesia (IHCS) dan Yayasan Titian yang didukung oleh Dana Konservasi Chester Zoo, mencatat selama tahun 2013 sekitar 6.000 Rangkong gading dewasa dibantai di Kalimantan Barat untuk diambil kepalanya. Selanjutnya, sepanjang 2015 tercatat sebanyak 2.343 paruh Rangkong gading berhasil disita dari perdagangan gelap.<ref name=":0" /> Sejak berita perburuan enggang gading marak, penelitian, pemantauan dan investigasi telah dilakukan sekaligus membandingkan populasi enggang gading yang ada di Indonesia dengan Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Hanya di Myanmar, yang ada perburuan skala kecil karena memang populasinya sedikit. Di Malaysia dan Thailand tidak ada. Namun dalam kurun waktu 2012-2015, tercatat 16 kali penangkapan perdagangan gading enggang di Indonesia dengan sitaan lebih dari 1.142 paruh. Sementara di Tiongkok, berhasil diamankan 1.080 paruh enggang gading hasil 19 kali operasi yang diyakini semua itu dari Indonesia.<ref>{{Cite news|url=http://www.mongabay.co.id/2015/12/16/enggang-gading-yang-mendadak-kritis/|title=Enggang Gading yang Mendadak Kritis|date=2015-12-16|newspaper=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2018-04-25}}</ref>
 
{{Keluarga/Rangkong}}
 
== Referensi ==
 
* {{cite book|author=[[Christopher Perrins|Perrins, Christopher]] (ed.)|title=Firefly Encyclopedia of Birds|publisher=Firefly Books|year=2003|isbn=1-55297-777-3}}
{{reflist}}
* {{cite book|author=Kemp, Allen|title=Hornbills: Bucerotidae|publisher=Oxford University Press|year=1994|isbn=0-19-857729-X}} Quoted at [http://www.montereybay.com/creagrus/hornbills.html]
 
== Kepustakaan ==
* {{cite book|author=Adji, Bambang Dahono ''et al.''|title=Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Rangkong Gading (Rhinoplax vigil) Indonesia 2018-2028|year=2018|editor=Sari, Ratna Kusuma; Nugroho, Agung; [[Yokyok Hadiprakarsa|Hadiprakarsa, Yok Yok]]; Siregar, Hanifah|publisher=Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem — [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia]]|location=[[Jakarta]]|url=http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/SRAK%2520Rangkong%2520Gading_Published.pdf|access-date=2019-10-27|archive-date=2019-12-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20191221222345/http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/SRAK%20Rangkong%20Gading_Published.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite book|author=[[Christopher Perrins|Perrins, Christopher]] (ed.)|title=Firefly Encyclopedia of Birds|url=https://archive.org/details/fireflyencyclope0000unse|publisher=Firefly Books|year=2003|isbn=1-55297-777-3}}
* {{cite book|author=Kemp, Allen|title=Hornbills: Bucerotidae|url=https://archive.org/details/hornbillsbucerot0000kemp|publisher=Oxford University Press|year=1994|isbn=0-19-857729-X}} Quoted at [http://www.montereybay.com/creagrus/hornbills.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090301175149/http://www.montereybay.com/creagrus/hornbills.html |date=2009-03-01 }}
 
== Pranala luar ==
Baris 42 ⟶ 68:
* [http://www.youtube.com/watch?v=914ygADDAaA Martial arts from Nagaland]
* [http://www.youtube.com/watch?v=J-6vHj3O9a0&feature=related Hornbill Festival 2007 in Nagaland (India)]
{{Taxonbar|from=Q226043}}
 
[[Kategori:Burung Indonesia]]