Taksonomi Bloom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara); kosmetik perubahan
Hums (bicara | kontrib)
Menambahkan seksi Kata Kerja Operasional, yaitu kata kerja yang digunakan dalam dokumen rencana pembelajaran ketika menerapkan taksonomi Bloom
 
(97 revisi perantara oleh 59 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Taksonomi Bloom''' merujuk pada [[taksonomi]] yang dibuat untuk tujuan [[pendidikan]]. Taksonomi ini pertama kali disusun olehdisoleh [[Benjamin s. bloom|Benjamin S. Bloom]] pada tahun [[1956]]. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa ''domain'' (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinyahierarkinya.usun
 
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
# ''Cognitive Domain'' (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti [[pengetahuan]], pengertian, dan keterampilan [[berpikir]].
# ''Affective Domain'' (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti [[minat]], [[sikap]], apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
# ''Psychomotor Domain'' (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisanmenulis dengan tangan, mengetik, [[renang|berenang]], dan mengoperasikan mesin.
 
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh [[Ki Hajar Dewantoro]], yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
 
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkishierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
 
== Domain Kognitif ==
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
 
=== Pengetahuan (''Knowledge'') ===
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang ygyang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dsb.
 
=== Pemahaman (''Comprehension'') ===
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
;* Terjemahan
;* Pemaknaan
;* Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk terhadap kesehatan
 
=== Aplikasi (''Application'') ===
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
 
=== Analisis (''Analysis'') ===
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisamenganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
 
=== Sintesis (''Synthesis'') ===
Satu tingkat di atas analisaanalisis, seseorang di tingkat sintesasintesis akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
 
=== Evaluasi (''Evaluation'') ===
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.
 
== Domain Afektif ==
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan [[David Krathwol]].
=== Penerimaan (''Receiving/Attending'') ===
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
 
=== Tanggapan (''Responding'') ===
=== Tanggapan ===
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
 
=== Penghargaan (''Valuing'') ===
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
 
=== Pengorganisasian (''Organization'') ===
=== Pengorganisasian ===
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
 
=== Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (''Characterization by a Value or Value Complex'') ===
=== Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai ===
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
 
== Domain Psikomotor ==
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahliDave lainpada tahun 1970 berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
=== [[Persepsi]] (''Perception'') ===
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
 
=== Kesiapan (''Set'')Persepsi ===
Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
 
=== Kesiapan ===
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
 
=== Guided Response (Respon Terpimpin) ===
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
 
=== Mekanisme (''Mechanism'') ===
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
 
=== Respon Tampak yang Kompleks (''Complex Overt Response'') ===
=== Respon Tampak yang Kompleks ===
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
 
=== Penyesuaian (''Adaptation'') ===
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
 
=== Penciptaan (''Origination'') ===
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.
 
== Kata Kerja Operasional ==
KKO atau Kata kerja operasional adalah kata kerja konkret yang merepresentasikan bahwa suatu indikator atau indikasi telah dilaksanakan, sehingga dapat diukur atau dinilai seberapa kuat indikator tersebut muncul dalam diri peserta didik. Misalnya, jika indikator yang ingin diketahui adalah kemampuan “Menganalisis” maka beberapa kata kerja operasional yang dapat mewakili indikator tersebut adalah peserta didik dapat “menguraikan”, “mengenali”, “membandingkan”, “mendeteksi”, “memeriksa”, “mengkritisi”, atau “menguji” suatu materi tertentu.
 
Indikator “Menganalisis” dapat disampaikan sebagai berikut: “Siswa mampu '''mengidentifikasi''' pola penulisan eksplanasi”. Sementara itu, soal evaluasi yang dapat diberikan berdasarkan kriteria indikator tersebut adalah “'''Identifikasi''' beberapa teks di atas, pola penulisan eksplanasi apa yang digunakan? jelaskan buktinya” atau “Teks di atas disusun dengan pola penulisan teks eksplanasi apa? Kemukakan alasanmu!”
 
=== KKO Ranah Kognitif ===
{| class="wikitable"
!Mengingat
(C1)
!Memahami
(C2)
!Menerapkan
(C3)
!Menganalisis
(C4)
!Mengevaluasi
(C5)
!Menciptakan
(C6)
|-
|Menemukenali
Mengingat kembali
Membaca
Menyebutkan
Melafalkan/melafazkan
Menuliskan
Menghafal
Menyusun daftar
Menggarisbawahi
Menjodohkan
Memilih
Memberi definisi
Menyatakan
|Menjelaskan
Mengartikan
Menginterpretasikan
Menceritakan
Menampilkan
Memberi contoh
Merangkum
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan Membedakan
Menyadur
Meramalkan Memperkirakan
Menerangkan
Menggantikan
Menarik kesimpulan
Meringkas
Mengembangkan
Membuktikan
|Melaksanakan
Mengimplementasikan
Menggunakan
Mengonsepkan
Menentukan
Memproseskan
Mendemonstrasikan
Menghitung
Menghubungkan
Melakukan
Membuktikan
Menghasilkan
Memperagakan
Melengkapi
Menyesuaikan
Menemukan
|Mendiferensiasikan
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Mendiagnosis
Memerinci
Menelaah
Mendeteksi
Mengaitkan
Memecahkan
Menguraikan
Memisahkan
Menyeleksi
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Menguraikan
Membagi
Membuat diagram
Mendistribusikan
Menganalisis
Memilah-milah
Menerima pendapat
|Mengecek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi
Mendukung
Memproyeksikan
Memperbandingkan
Menyimpulkan
Mengkritik
Menilai
Mengevaluasi
Memberi saran
Memberi argumentasi
Menafsirkan
Merekomendasi
Memutuskan
|Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang
Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Merancang
Menciptakan
Mendesain
Menyusun kembali
Merangkaikan
Menyimpulkan
Membuat pola
|}
 
=== KKO Ranah Afektif ===
{| class="wikitable"
!Menerima
(A1)
!Merespons
(A2)
!Menghargai
(A3)
!Mengorganisasikan
(A4)
!Karakterisasi Menurut Nilai
(A5)
|-
|Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberi
Menyatakan
Menempatkan
|Melaksanakan
Membantu
Menawarkan diri
Menyambut
Menolong
Mendatangi
Melaporkan
Menyumbangkan
Menyesuaikan diri
Berlatih
Menampilkan
Membawakan
Mendiskusikan
Menyatakan setuju
Mempraktekkan
|Menunjukkan
Melaksanakan
Menyatakan pendapat
Mengambil prakarsa
Mengikuti
Memilih Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membedakan
Membimbing Membenarkan
Menolak
Mengajak
|Merumuskan
Berpegang pada
Mengintegrasikan
Menghubungkan
Mengaitkan
Menyusun
Mengubah
Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Mempertahankan
Memodifikasi
Mengorganisasi
Mengkoordinir
Merangkai
|Bertindak
Menyatakan
Memperhatikan
Melayani
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan
|}
 
=== KKO Ranah Psikomotorik ===
{| class="wikitable"
!Meniru
(P1)
!Manipulasi
(P2)
!Presisi
(P3)
!Artikulasi
(P4)
!Naturalisasi
(P5)
|-
|Menyalin
Mengikuti
Mereplikasi
Mengulangi
Mematuhi
Membedakan
Mempersiapkan
Menirukan
Menunjukkan
|Membuat kembali
Membangun
Melakukan
Melaksanakan
Menerapkan
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukkan
Menggunakan
Menerapkan
|Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan
Mempraktekkan
Memainkan
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memposisikan
|Membangun
Mengatasi
Menggabungkan Koordinat
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Memasang
Membongkar
Merangkaikan
Menggabungkan
Mempolakan
|Mendesain
Menentukan
Mengelola
Menciptakan
Membangun
Membuat
Mencipta menghasilkan karya
Mengoperasikan
Melakukan
Melaksananakan
Mengerjakan
Menggunakan
Memainkan
Mengatasi
Menyelesaikan
|}
 
== Rujukan ==
Baris 74 ⟶ 367:
Krathwohl, D. R. ed. et al. (1964), ''Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II, Affective Domain''. New York: David McKay.
 
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya
{{pendidikan-stub}}
Taksonomi Bloom
Oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.
Kalau perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, betapa banyak kata yang
harus dipergunakan untuk mendeskripsikannya. Untuk keperluan studi tentang perilaku
kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan kerangka berfikir tertentu
(taksonomi). Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tiga kawasan (domain)
perilaku individu beserta sub kawasan dari masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan
kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3) kawasan psikomotor. Taksonomi perilaku di atas
menjadi rujukan penting dalam proses pendidikan, terutama kaitannya dengan usaha dan
hasil pendidikan. Segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya
perubahan perilaku peserta didik secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan
perilaku. Dengan merujuk pada tulisan Gulo (2005), di bawah ini akan diuraikan ketiga
kawasan tersebut beserta sub-kawasannya
A. Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar terdiri dari :
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar.
Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide
prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan.
Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Mengetahui sesuatu secara khusus :
Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat
kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik
berbentuk verbal maupun non verbal.
Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari keadaan alam tertentu.
2. Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu :
Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman
Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala
atau fenomena pada waktu yang berkaitan.
Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas, kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan di dalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu.
Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip,
pendapat atau perlakuan.
Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari,
menemukan atau menyelesaikan masalah.
Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu, yaitu ide,
bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau
pikiran.
Mengetahui prinsip dan generalisasi
Mengetahui teori dan struktur.
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan
mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan
yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali
dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian
berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif
baru. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :
translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan
makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan
atau grafik;
interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam
bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat
menginterpretasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah
mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan
sesuatu yang lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep
tentang “motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep
tentang ”motivasi belajar”; dan
Ekstrapolasi; yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu
temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11,
dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6
adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip
apa yang bekerja di antara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima
bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat
dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
3. Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia
dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan,
menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali.’
diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk memberi
nama yang cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah
dikenal pada waktu itu adalah kuda. Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan
pemahaman demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron
horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap
sebuah temuan baru.
4. Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian
tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-
argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1. Menganalisis unsur :
Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada
suatu pernyataan
Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme
perilaku antara individu dan kelompok.
Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang
mendukungnya.
2. Menganalisis hubungan
Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.
Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu
pernyataan.
Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari
suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.
Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau
asumsi yang ada.
Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen
guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan
yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi
Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka
memahami maknanya.
Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut
pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi
yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.
5. Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan
atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen
merupakan ciri kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian
manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru, memberi nama yang
sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan logo organisasi
6. Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau
bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun
kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu :
Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati.
Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan kriteria-
kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati., misalnya kesesuaiannya
dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan kebutuhan pemakai.
B. Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1. Penerimaan (receiving/attending)
Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :
Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk berinteraksi
dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan dipelajari), yang ditandai
dengan kehadiran dan usaha untuk memberi perhatian pada stimulus yang
bersangkutan.
Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin perhatian
itu hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu saja.
2. Sambutan (responding)
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :
Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan
pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar
yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal
khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan
yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui.
Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya,
membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat
perhatiannya, dan sebagainya.
3. Penilaian (valuing)
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan menghayati
nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terbagi atas empat tahap sebagai berikut :
1. Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan diri
untuk menanggapi secara lebih intensif.
2. Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan perilaku menikmati, misalnya lukisan yang memiliki yang memuaskan.
3. Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan tertentu
yang muncul dari rangkaian pengalaman.
4. Komitmen ini dinyatakan dengan rasa senang, kagum, terpesona. Kagum atas keberanian seseorang, menunjukkan komitmen terhadap nilai keberanian yang dihargainya.
4. Pengorganisasian (organization)
Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai tertentu seperti
pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun
menjadi satu sistem nilai. Proses ini terjadi dalam dua tahapan, yakni :
Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain, atau
menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan.
Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu
sistem berdasarkan tingkat preferensinya. Dalam sistem nilai ini yang
bersangkutan menempatkan nilai yang paling disukai pada tingkat yang amat
penting, menyusul kemudian nilai yang dirasakan agak penting, dan seterusnya
menurut urutan kepentingan.atau kesenangan dari diri yang bersangkutan.
5. Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem nilai
Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat disusun, maka
susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Artinya mudah berubah-
ubah sesuai situasi yang dihadapi. Pada tahap karakterisasi, sistem itu selalu konsisten.
Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu :
Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut
pandang tertentu.
Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi
corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan
C. Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi
psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b) peniruan (imitation); (c)
membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation) dan (e) menciptakan
(origination).
Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan
kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab
pertanyaan.
Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu.
Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa mengerti
artinya.
Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus
melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.
Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan
dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan.
Menciptakan(origination) di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri
suatu karya.
Sementara itu, Abin Syamsuddin Makmun (2003) memerinci sub kawasan ini dengan
tahapan yang berbeda, yaitu :
Gerakan refleks (reflex movements). Basis semua perilaku bergerak atau respons
terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya : melompat, menunduk, berjalan, dan
sebagainya.
Gerakan dasar biasa (Basic fundamental movements) yaitu gerakan yang muncul
tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui praktik, yang terpola dan dapat
ditebak.
Gerakan Persepsi (Perceptual abilities) yaitu gerakan sudah lebih meningkat
karena dibantu kemampuan perseptual.
Gerakan fisik (Physical Abilities) yaitu gerakan yang menunjukkan daya tahan
(endurance), kekuatan (strength), kelenturan (flexibility) dan kegesitan.
Gerakan terampil (skilled movements) yaitu dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak secara terampil, tangkas, dan cekatan dalam melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communication) yaitu
mengkomunikasikan perasan melalui gerakan, baik dalam bentuk gerak estetik:
gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah maupun gerak kreatif: gerakan-
gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.
daftar pustaka :
 
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya
Remaja.
 
Baris 353 ⟶ 376:
Bandung.
 
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.
 
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya.
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasind
 
{{pendidikan-stub}}
[[Kategori:Pendidikan]]
 
[[Kategori:Taksonomi]]
[[ar:علم تصنيف الأهداف التعليمية]]
[[Kategori:Pendidikan]]
[[ca:Taxonomia de Bloom]]
[[cs:Bloomova taxonomie]]
[[da:Taksonomi for indlæringsmål]]
[[en:Bloom's Taxonomy]]
[[es:Taxonomía de objetivos de la educación]]
[[fi:Bloomin taksonomia]]
[[fr:Taxonomie de Bloom]]
[[gl:Taxonomía de Bloom]]
[[ka:აზროვნების დონეები]]
[[no:Blooms taksonomi]]
[[pl:Taksonomia Blooma]]
[[pt:Taxonomia dos objetivos educacionais]]
[[ru:Таксономия Блума]]
[[sv:Blooms taxonomi]]
[[zh:布鲁姆分类学]]