Lokapaksa, Seririt, Buleleng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(16 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Short description|Desa di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali}}
{{desa
{{Coord|-8.199878|114.921292|display=title}}
|peta =
{{Desa
|nama =Lokapaksa
|provinsinama =Bali Lokapaksa
|dati2peta =Kabupaten
|namafoto dati2 =Buleleng
|kecamatanprovinsi =Seririt Bali
|kodedati2 pos =81153 Kabupaten
|nama pemimpindati2 = I WAYAN ARIADI= Buleleng
|luas dati3 = 28, 84 KM2Kecamatan
|penduduk kecamatan = 10.245 jiwaSeririt
|nama pemimpin = I Wayan Ariadi
|kepadatan =www.lokapaksa.desa.id
|kode pos = 81153
|luas = 28,87 km²<ref name="BPS Seririt 2017"/>
|penduduk = 9.727 jiwa (2010)<ref name="BPS 2010">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf |title=Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010 |publisher= Badan Pusat Statistik |year=2010 |page=132 |language=id |access-date= 14 Juni 2019}}</ref>
|kepadatan = 337 jiwa/km²
|kemendagri = 51.08.02.2017<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|RT = 9 Dusun/Banjar<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|RW = 1 Desa Adat<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|KK = 3.815<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|Alamat =
|Telepon =
|APBDesa =
|situs web = {{URL|http://lokapaksa-buleleng.desa.id}}
}}
 
'''Lokapaksa''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Seririt, Buleleng|Seririt]], [[Kabupaten Buleleng]], Provinsi [[Bali]], [[Indonesia]]. Desa ini memiliki rata-rata ketinggian 98 meter dari permukaan laut.<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref><ref name="Permendagri-72-2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref>
'''Lokapaksa''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Seririt, Buleleng|Seririt]], [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], [[Bali]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah Desa ==
Informasi mengenai desa Lokapaksa akan lebih mendetail di muat dalam website desa lokapaksa di https://lokapaksa.desa.id/
Sumber sejarah yakni "'''''Babad Piagem Satriya Wangsha Kalipaksha'''''" yang tersimpan di Pemrajan Agung Desa Lokapaksa. Dalam Sejarah Desa Lokapaksa beberapa kali mengalami pergantian nama yakni:
# ''Desa Kalipaksha'' (disebutkan dalam Babad Piagem Satrya Wangsa Kalipaksha)
# ''Desa Kalopaksa''
# ''Desa Lokapaksa'' hingga sekarang, berdasarkan koreksi nama, Surat Bup no 138/1460/Pem, tgl 31 maret 2016.<ref name="Permendagri-137-2017"/>
 
Diceritakan bahwa terjadi beberapa kali pemberontakan di Gelgel sehingga para manca agung berpencar meninggalkan Gelgel, salah satunya I Dewa Gedong Artha yang akhirnya tinggal di [[Manggis, Karangasem]]. I Dewa Timbul Gunung merupakan salah satu putra dari I Dewa Gedong Artha yang diceritakan tidak lama tinggal di Manggis. Ia pergi meninggalkan Manggis dengan diiringi istrinya, I Gusti Ayu Mas Kuning, beserta para pengiring kurang lebih 70 Kepala Keluarga menuju ke Abiansemal. Dari Abiansemal, ia bersama para pengiring menuju barat daya sampai di Gunung Balwangan.
== Sejarah Desa Lokapaksa ==
Sejarah Desa Lokapaksa tidak bisa terlepas dari sumber sejarah yakni "'''''Babad Piagem Satriya Wangsha Kalipaksha'''''" yang tersimpan di Pemrajan Agung Desa Lokapaksa.
 
Di Gunung Balwangan, ia istirahat atas permintaan istrinya, tepat dibawah pohon yang sangat besar. Ia bersama para pengiring mendirikan pondok sebagai tempat peristirahatan. Ia tinggal di Gunung Balwangan kurang lebih setahun sampai istrinya hamil. Ia kemudian melanjutkan perjalanan menuju [[Gunung Batukaru|Gunung Watukaru]]. Dari puncak Gunung Watukaru ia melihat sinar terang dari arah "''Utarayana''". Ia kemudian berdiskusi bersama pengiring untuk menuju kearah sinar yang ia lihat tersebut dan melanjutkan perjalanannya hingga akhirnya sampai di [[Busung Biu, Buleleng|Busungbiu]].
Dalam Sejarah Desa Lokapaksa beberapa kali mengalami pergantian nama yakni :
 
Di Busungbiu, ia bersama para pengiring mendirikan Pura dengan Meru tumpang sebelas dan puncak dari kayu cendana Jenggi sebagai pelinggihan Bhatara Wawu Rawuh. Hingga kini, peninggalan ini masih ada berupa pura taman Busungbiu. Selama tinggal di Busungbiu, ia memiliki tiga orang putra dan satu orang putri yakni: I Dewa Sangkan Gunung, I Dewa Sampalan, I Dewa Manggis dan I Dewa Ayu Busung Magelung. Pada saat ini, kondisi Busungbiu dalam kondisi yang "''Kertha''" apapun yang ditanam selalu menghasilkan panen yang berlimpah.
1. Desa Kalipaksha (disebutkan dalam Babad Piagem Satrya Wangsa Kalipaksha)
 
Setelah pergantian kepemimpinan dari Sri Aji Bhekung kepada I Dewa Anom Sagening di Sweca Linggarsa Pura, situasi keamanan sudah mulai tenang. I Dewa Timbul Gunung kemudian menghadap Dalem dengan maksud memberitahukan keberadaannya tinggal di Busungbiu. Namun Ida Dhalem tidak mengijinkannya tinggal di Busungbiu dan menyarankan untuk tinggal di sebelah barat sungai Sabha.<ref>''Ida Dhalem'' adalah penyebutan gelar raja di Bali</ref>
2. Desa Kalopaksa, dan
 
Sepulangnya dari Sweca Linggarsa Pura menghadap Dalem, ia kemudian mengumpulkan pengiring dan berkata: <blockquote>''"Nah Bapa pada ajak makejang, jalan suba jani gingsirin, apan ada wacanan Dalem tan kaicen jenek ingke mangke, kuloning Toya Suda Mala, ikane kawenang ingaranan '''Desa Kalipaksa''', ingkane wara nugraha Dalem, aywa langgana ring Dalem, apan Dhalem Amangku ring rat”. .....(Babad Piagem Nomor 63.6 dan 64.a)''</blockquote>
3. Desa Lokapaksa hingga kini.
 
Singkat cerita, ia menuju ke sebelah barat sungai Sabha dan tiba di [[Ularan, Seririt, Buleleng|Desa Ularan]] dengan disambut oleh I Gusti Ngurah Batulepang. I Gusti Ngurah Batulepang memohon agar I Dewa Timbul Gunung dan para pengiringnya tinggal di Desa Ularan. I Dewa Timbul Gunung tetap berkeinginan menuju Desa Kalipaksa sesuai dengan titah Dalem. Akhirnya, Ia tiba di sebuah bukit geger tempat pertama yang kemudian disebut dengan Bukit Sakti.
Diceritakan bahwa terjadi beberapa kali pemberontakan di Gelgel sehingga para manca agung berpencar meninggalkan Gelgel, salah satu yakni I Dewa Gedong Artha yang akhirnya tinggal di Manggis Karangasem. I Dewa Timbul Gunung merupakan salah satu putra dari I Dewa Gedong Artha diceritakan kini beliau tidak lama tinggal di manggis dan pergi meninggalkan manggis dengan di iringi istri beliau yang bernama I Gusti Ayu Mas Kuning beserta para pengiring beliau kurang lebih 70 Kepala Keluarga menuju ke Abyan Semal, dari Abyan Semal beliau bersama para pengiring beliau menuju barat daya dan akhirnya sampai di Gunung Balwangan.
 
Dari Bukit Sakti, ia kemudian bersama para pengiring, para Arya, dan Pasek kemudian mendirikan perumahan, membuat lahan persawahan di Banyu Mumbul, dan mendirikan Bale Murdha Manik sebagai Linggih Ida Ngarcana SangHyang Prajapati. Hingga kini, tempat ini masih lestari berupa Pura Dalem Agung. Ia juga mendirikan Petirthan di bawah pohon nangka yang besar yang kini bernama Petirthan Siwa Babakan di Jero Agung setelah itu ia [[Moksa]] di Bukit Sakti.
Di Gunung Balwangan beliau istirahat atas permintaan istri bliau, tepat dibawah pohon yang sangat besar, beliau bersama para pengiring beliau mendirikan pondok sebagai tempat peristirahatan, beliau tinggal di gunung balwangan kurang lebih setahun sampai istri beliau I Gusti Ayu Maskuning hamil, kemudian beliau melanjutkan perjalanan beliau menuju Gunung Watukaru, dari puncak Gunung Watukaru beliau melihat sinar terang dari arah "''Utarayana''". kemudian beliau berdiskusi bersama pengiring beliau untuk menuju kearah sinar yang beliau lihat tersebut dan akhirnya beliau melanjutkan perjalanan beliau hingga akhirnya beliau sampai di Busungbiu.
 
Setelah Mokshanya Ayahanda, I Dewa Sangkan Gunung kemudian mendirikan Pelinggih Bhatara Lepas di Bukit Sakti, mendirikan Pamrajan Agung di Jero Agung, kemudian mendirikan Pura Khayangan Tiga yakni: Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Sgara serta membangun Pura Taman Sari.{{butuh rujukan}}
Di Busungbiu beliau bersama para pengiring beliau mendirikan Pura dengan meru tumpang sebelas dengan puncak dari kayu cendana Jenggi sebagai pelinggihan Bhatara Wawu Rawuh, hingga kini peninggalan beliau masih ada berupa pura taman Busungbiu. Selama beliau tinggal di busungbiu beliau memiliki tiga orang putra dan satu orang putri yakni : I Dewa Sangkan Gunung, I Dewa Sampalan, I Dewa Manggis dan I Dewa Ayu Busung Magelung. Pada saat ini kondisi busungbiu dalam kondisi yang "''Kertha''" apapun yang ditanam selalu menghasilkan panen yang berlimpah.
 
== Geografis ==
Setelah pergantian kepemimpinan dari Sri Aji Bhekung kepada I Dewa Anom Sagening di Sweca Linggarsa Pura, situasi keamanan sudah mulai tenang, kemudian beliau I Dewa Timbul Gunung  menghadap Dalem dengan maksud memberitahukan keberadaan beliau tinggal di busungbiu, namun ida dhalem tidak mengijinkan beliau untuk tinggal di busungbiu dan menyarankan beliau untuk tinggal di sebelah barat sungai sabha.
Desa Lokapaksa memiliki daerah terluas dengan luas wilayah 28,87&nbsp;km² dan penduduk terbanyak jika dibandingkan desa-desa yang ada di Kecamatan Seririt.<ref name="BPS Seririt 2017"/>
 
=== Batas Wilayah ===
Sepulang beliau dari Sweca Linggarsa Pura menghadap Dalem kemudian belia mengumpulkan pengiring beliau dan beliau berkata : "''Nah Bapa pada ajak makejang, jalan suba jani gingsirin, apan ada wacanan Dalem tan kaicen jenek ingke mangke, kuloning Toya Suda Mala, ikane kawenang ingaranan '''Desa Kalipaksa''', ingkane wara nugraha Dalem, aywa langgana ring Dalem, apan Dhalem Amangku ring rat''”. .....(''Babad Piagem Nomor 63.6 dan 64.a'')
Batas wilayah Desa Lokapaksa adalah sebagai berikut:
* Sebelah Barat : Desa Umeanyar dan Desa Pangkungparuk
* Sebelah Barat Laut : Desa Umeanyar, Laut Bali
* Sebelah Utara : Laut Bali
* Sebelah Timur Laut : Desa Pengastulan
* Sebelah Timur : Kelurahan seririt, Desa Patemon
* Sebelah Tenggara : Desa Ringdikit
* Sebelah Selatan : Desa Ularan
* Sebelah Barat Daya : Desa Unggahan dan Kawasan Hutan Bali Barat.
 
=== Topografi ===
Singkat cerita akirnya beliau menuju ke sebelah barat sungai sabha tiba di Desa Ularan dengan disambut oleh I Gusti Ngurah Batulepang, kemudian I Gusti Ngurah Batulepang memohon agar beliau I Dewa Timbul Gunung dan Para pengiring Beliau tinggal di Desa Ularan, namun beliau tetap berkeinginan menuju Desa Kalipaksa sesui dengan titah dalem. Akhirnya beliau tiba di sebuah bukit geger tempat beliau pertama yang kemudian disebut dengan Bukit Sakti.
Ditinjau dari segi topografi, desa lokapaksa merupakan desa dengan topografi Landai dari sisi utara, menuju pusat desa dan terdiri dari daerah berbukit-bukit mulai dari ketinggian 7 – 300 M dpl pada sisi selatan sampai sisi barat desa lokapaksa. Dimana Desa Lokapaksa jika kita tinjau dari karakteristik pertanian dan topografi wilayahnya maka dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni:
1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni: daerah yang berbatasan dengan wilayah hutan bali barat.
2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah dengan tanaman perkebunan dan palawija, Dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di bidang pertanian dan peternakan
3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan dengan tanaman padi palawija, dan perkebunan anggur.
Ditinjau dari segi Keadaan Tanah, desa lokapaksa adalah sebagai berikut:
- Tingkat Kesuburan Tanah: Sedang
- Struktur Tanah : Tanah Liat Berpasir
- PH Tanah: 4 – 6,5
- Kemiringan Tanah : Datar, Landai, Kemiringan 45o
- Keadaan bahan Organik: Sedang
 
=== Iklim ===
Dari Bukit Sakti kemudian beliau bersama para pengiring beliau para Arya dan Pasek kemudian mendirikan perumahan, kemudian membuat lahan persawahan di Banyu Mumbul, kemudian beliau mendirikan Bale Murdha Manik sebagai Linggih Ida Ngarcana SangHyang Prajapati, hingga kini tempat ini masih lestari berupa Pura Dalem Agung, kemudisn beliau mendirikan Petirthan di tempat pohon nangka yang besar yang kini bernama Petirthan Siwa Babakan di Jero Agung setelah itu beliau Moksha di Bukit Sakti.
Ditinjau dari segi Iklim, Menurut Smith dan Perguson Desa Lokapaksa merupakan desa dengan Iklim Tipe D (Iklim Kering), dengan 5 (lima) Bulan Basah yaitu dari bulan Nopember sampai dengan bulan Maret, dan 7 Bulan Musim Kering yaitu dari bulan April sampai dengan Oktober.
potensi desa lokapaksa sangat besar dalam pendapatan,di antaranya hasil tambang galian c,yang berlokasi di desa pamesan
 
== Pemerintahan ==
Setelah Mokshanya Ayahanda I Dewa Sangkan Gunung kemudian mendirikan Pelinggih Bhatara Lepas di Bukit Sakti, Mendirikan Pamrajan Agung di Jero Agung, kemudian Mendirikan Pura Khayangan Tiga yakni : Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Sgara dan membangun Pura Taman Sari.
=== Pembagian Administratif ===
 
Desa lokapaksa dengan wilayah yang luas, secara administrasi desa lokapaksa dibagi menjadi 9 (sembilan) Banjar Dinas, diantaranya:
== Luas wilayah dan letak geografis ==
 
Melihat luas wilayah Desa Lokapaksa yang sangat luas jika dibandingkan desa-desa yang ada di Kecamatan Seririt, yakni : 28, 84 KM2, sudah tentu juga di ikuti dengan potensi jumlah penduduk mencapai 10.245 jiwa (data BPS Kabupaten Buleleng - Kabupaten Buleleng Dalam Angka 2009).
Secara Geografis batasan Wilayah Desa Lokapaksa adalah sebagai berikut:
* Sebelah Barat : Desa Umeanyar dan Desa Pangkungparuk
* Sebelah Barat Laut : Desa Umeanyar, Laut Bali
* Sebelah Utara : Laut Bali
* Sebelah Timur Laut : Desa Pengastulan
* Sebelah Timur : Kelurahan seririt, Desa Patemon
* Sebelah Tenggara : Desa Ringdikit
* Sebelah Selatan : Desa Ularan
* Sebelah Barat Daya : Desa Unggahan dan Kawasan Hutan Bali Barat.
 
Desa lokapaksa dengan wilayah yang luas, secara administrasi desa lokapaksa dibagi menjadi 9 (sembilan) Banjar Dinas Diantaranya:
* Banjar Dinas Bukit Sakti
* Banjar Dinas Carik Agung
Baris 68 ⟶ 92:
* Banjar Dinas Tengah
 
== Demografi ==
== Topografi dan Keadaan Tanah ==
Pada sensus tahun 2010, Penduduk desa Lokapaksa berjumlah 9.727 jiwa terdiri dari 4.916 laki-laki dan 4.811 perempuan dengan [[Rasio jenis kelamin manusia|rasio sex]] 102.<ref name="BPS Seririt 2017">{{cite web|url= https://bulelengkab.bps.go.id/publication/2017/09/20/b5951981bbbc8996566e33b2/kecamatan-seririt-dalam-angka-2017.html |title= Kecamatan Seririt dalam Angka 2017 |publisher=Badan Pusat Statistik Indonesia |access-date= 06-02-2019}}</ref>
Ditinjau dari segi topografi, desa lokapaksa merupakan desa dengan topografi Landai dari sisi utara, menuju pusat desa dan terdiri dari daerah berbukit-bukit mulai dari ketinggian 7 – 300 M dpl pada sisi selatan sampai sisi barat desa lokapaksa.
dimana Desa Lokapaksa jika kita tinjau dari karakteristik pertanian dan topografi wilayahnya maka dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni :
1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni : daerah yang berbatasan dengan wilayah hutan bali barat.
2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah dengan tanaman perkebunan dan palawija, Dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di bidang pertanian dan peternakan
3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan dengan tanaman padi palawija, dan perkebunan anggur.
Ditinjau dari segi Keadaan Tanah, desa lokapaksa adalah sebagai berikut :
- Tingkat Kesuburan Tanah : Sedang
- Struktur Tanah : Tanah Liat Berpasir
- PH Tanah : 4 – 6,5
- Kemiringan Tanah : Datar, Landai, Kemiringan 45o
- Keadaan bahan Organik : Sedang
 
== IklimReferensi ==
{{reflist}}
 
Ditinjau dari segi Iklim, Menurut Smith dan Perguson Desa Lokapaksa merupakan desa dengan Iklim Tipe D (Iklim Kering), dengan 5 (lima) Bulan Basah yaitu dari bulan Nopember sampai dengan bulan Maret, dan 7 Bulan Musim Kering yaitu dari bulan April sampai dengan Oktober.
potensi desa lokapaksa sangat besar dalam pendapatan,di antaranya hasil tambang galian c,yang berlokasi di desa pamesan
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://bulelengkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Buleleng]
* {{id}} [http://bulelengkab.go.id/publication.html Situs Resmi Pemerintahan Kabupaten Buleleng] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200608021712/http://bulelengkab.go.id/publication.html |date=2020-06-08 }}
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Binapemdes Kementerian Dalam Negeri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [https://seririt.bulelengkab.go.id/ Situs Resmi Kecamatan Seririt]
{{Seririt, Buleleng}}
{{Authority control}}
 
{{Kabupaten Buleleng}}
 
{{kelurahan-stub}}