Pemerintah Republik Spanyol di Pengasingan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sett 06 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Hungaria
 
Baris 43:
Hingga [[1945]], Partai Republik yang diasingkan memiliki harapan besar bahwa pada akhir [[Perang Dunia II]] di Eropa, rezim Franco akan dihapus dari kekuasaan oleh Sekutu yang menang dan bahwa mereka akan dapat kembali ke Spanyol. Ketika harapan ini tidak terwujud, pemerintah di pengasingan memudar menjadi peran simbolis murni. Pemerintah pindah kembali ke Paris pada [[1946]]. Ada juga pemerintahan Basque di pengasingan dan pemerintahan Katala di pengasingan.
 
Tak lama setelah perang, pemerintahan ini memiliki hubungan diplomatik dengan [[Meksiko]], [[Panama]], [[Guatemala]], [[Venezuela]], [[Republik Rakyat Polandia|Polandia]], [[Republik Sosialis Cekoslowakia|Cekoslowakia]], [[Republik Rakyat HongariaHungaria|HongariaHungaria]], [[Republik Federal Sosialis Yugoslavia|Yugoslavia]], [[Republik Sosialis Rumania|Rumania]], dan [[Republik Rakyat Sosialis Albania|Albania]].<ref>Yossi Shain (ed). ''Governments-in-Exile in Contemporary World Politics''. New York: Routledge. 1991. p. 152.</ref> Akan tetapi [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], [[Republik Keempat Prancis|Prancis]] dan [[Uni Soviet]] tidak mengakuinya.<ref>Martin Ebon. ''World Communism Today''. New York: Whittlesey House. 1948. p. 252.</ref>
 
Setelah kematian Franco pada [[1975]], Raja [[Juan Carlos I dari Spanyol|Juan Carlos]] memulai [[Transisi Spanyol menuju demokrasi|transisi demokrasi]]. Pada [[1977]] Partai Republik yang diasingkan menerima pembentukan kembali monarki dan mengakui pemerintahan Juan Carlos sebagai pemerintah Spanyol yang sah. Peristiwa penting muncul ketika pemimpin Sosialis [[Felipe González]] dan [[Javier Solana]] bertemu Juan Carlos di [[Istana Zarzuela]], Madrid, dukungan diam-diam monarki oleh Sosialis Republik yang sebelumnya kukuh.