Persembahan curahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Hungaria
 
(22 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
[[File:Бэликто.JPG|thumb|[[Dukun]] [[suku Buryat|Buryat]] melaksanakan upacara persembahan curahan]]
 
'''Persembahan curahan''' adalah penumpahan cairan atau biji-bijian, misalnya beras, [[ritual|secara khidmat dalam suatu upacara]] sebagai [[persembahan|sesaji]] kepada [[dewa|dewata]] atau makhluk halus, atau untuk [[Penghormatan orang yang telah meninggal|mengenang orang yang sudah wafat]]. Persembahan curahan merupakan amalan lumrah di dalam [[agama]]-agama [[Sejarah kuno|purba]], bahkan masih diamalkan berbagai kelompok budaya dewasa ini.
 
Sarana persembahan curahan dapat berwujud berbagai macam benda, yang paling lazim adalah anggur atau minuman keras jenis lain, minyak zaitun, madu, dan [[minyak samin]] di [[India]]. Wadah-wadah yang dipakai dalam upacara persembahan curahan, antara lain [[patera]], sering kali dibuat lebih istimewa bentuknya, sehingga terbedakan dari wadah-wadah [[sekuler|biasa untuk keperluan sehari-hari]]. Persembahan curahan dapat dituangkan ke atas benda yang memiliki signifikansi keagamaan, misalnya [[altar|mezbah]], dan dapat pula ditumpahkan ke tanah.
Baris 38:
 
==== Yunani Kuno ====
[[File:Omphalos pushkin.jpg|thumb|upright|[[Apollo (mitologi)|Dewa Apolon]] menuangkanmenuang persembahan curahan dari dalam ''[[Patera|fiale]]'' ke atas [[omfalos]] disaksikan [[Artemis|Dewi Artemis]]]]
Persembahan curahan ({{Lang-el|σπονδή}}, ''spondȇ'') adalah unsur pokok dan penting dari [[agama Yunani Kuno|agama bangsa Yunani Kuno]]. Persembahan curahan merupakan salah satu amalan agama yang paling sederhana dan paling umum dilakukan.<ref>Louise Bruit Zaidman dan Pauline Schmitt Pantel, ''Religion in the Ancient Greek City'', diterjemahkan oleh Paul Cartledge (Cambridge University Press, 1992, 2002, pertama kali diterbitkan dalam bahasa Prancis pada tahun 1989), hlm. 28.</ref> Bagi masyarakat Yunani Kuno, persembahan curahan adalah salah satu unsur pokok pengamalan agama yang mencerminkan ketakwaan seseorang. Persembahan curahan sudah diamalkan sejak [[Zaman Perunggu Yunani|zaman Perunggu]] bahkan sejak [[zaman Prasejarah Yunani]].<ref>[[Walter Burkert]], ''Greek Religion'' (Harvard University Press, 1985, pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman pada tahun 1977), hlmn. 70, 73.</ref> Persembahan curahan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Orang-orang Yunani yang bertakwa mempersembahkannya setiap hari pada waktu pagi dan senja, maupun sebelum bersantap.<ref>[[Hesiod]], ''Works and Days'' 724–726; Zaidman dan Pantel, ''Religion in the Ancient Greek City'', hlm. 39.</ref> Sarana persembahan sering kali berwujud anggur yang dicampur air, tetapi dapat pula berwujud anggur murni, madu, minyak, air, dan susu.<ref>Zaidman dan Pantel, ''Religion in the Ancient Greek City'', hlm. 40; Burkert, ''Greek Religion,'' hlmn. 72–73.</ref>
 
Bangsa Yunani Kuno lazimnya mempersembahkan kurban curahan melalui upacara penumpahan anggur secara khidmat dari dalam sebuah tempayan atau mangkuk yang dipegang dengan tangan. Upacara yang paling lazim adalah menuangkanmenuang cairan dari ''[[oinokhoe]]'' (tempayan anggur) ke dalam ''[[patera|fiale]]'', sejenis mangkuk datar yang dibuat khusus untuk upacara ini. Sesudah anggur di dalam ''fiale'' dicurahkan, sisa isi ''oinokhoe'' diminum pemimpin upacara.<ref>Zaidman dan Pantel, ''Religion in the Ancient Greek City'', hlm. 40.</ref> Persembahan curahan ditumpahkan kapan saja orang hendak minum anggur. Amalan semacam ini sudah tercatat pada masa penulisan wiracarita-wiracarita [[Homeros]]. Tata krama [[simposium|simposion]] mewajibkan pelaksanaan upacara persembahan curahan kepada [[Zeus]] beserta [[12 Dewa Olimpus|dewa-dewi Olimpos]] saat [[krater]] anggur pertama disajikan, kepada [[Kultus pahlawan Yunani|para pahlawan]] saat krater kedua disajikan, dan kepada ''Zeus yang memurnakan'' ({{Lang-grc|Ζεύς Tέλειος}}, ''Zeús Téleyos'') sewaktu menyajikan krater ketiga, yang biasanya adalah krater terakhir. Alternatifnya adalah menumpahkan persembahan curahan dari krater pertama kepada [[agatodaimon]] (roh baik) dan dari krater ketiga kepada [[Hermes]]. Para hadirin simposion juga boleh secara pribadi menyeru dan menumpahkan persembahan curahan kepada dewa tertentu seturut keinginannya.
 
Persembahan curahan pada umumnya dipersembahkan sambil melisankan doa.<ref>Burkert, ''Greek Religion'', hlmn. 70–71.</ref> Sikap tubuh bangsa Yunani pada saat berdoa adalah berdiri, baik sambil mengangkat kedua belah tangan maupun sambil menuangkanmenuang persembahan curahan dari ''fiale'' di tangan kanan yang direntangkan.<ref>William D. Furley, "Prayers and Hymns," dalam ''A Companion to Greek Religion'' (Wiley-Blackwell, 2010), hlm. 127; Jan N. Bremmer, "Greek Normative Animal Sacrifice," hlm. 138 dalam jilid yang sama.</ref>
 
Bilamana [[Pengurbanan hewan|mempersembahkan korban sembelihan]], anggur akan dituangkan ke atas hewan kurban sebagai bagian dari upacara penyembelihan dan pengolahannya, kemudian juga ke atas abu dan nyala api pembakarannya.<ref>Zaidman dan Pantel, ''Religion in the Ancient Greek City'', hlm. 36; Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 71.</ref> Penggambaran upacara semacam ini lazim dijumpai pada karya-karya [[Seni Yunani Kuno|seni rupa Yunani]], yang juga kerap menampilkan gambar pemberi persembahan atau dewa-dewi dalam sikap memegang ''fiale''.<ref name="Burkert, hlm. 71">Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 71.</ref>
 
[[File:Bell-krater sacrifice Pothos Painter Louvre G496.jpg|thumb|upright=1.2|right|Gambar upacara persembahan karya [[Pelukis Potos]], persembahan curahan dituangkan dari tempayan, [[krater]] [[Tembikar sosok-merah|sosok-merah Atika]], 430–420 SM)]]
Kata kerja Yunani ''σπένδω'' (''spéndō''), yang berarti "menuangkanmenuang persembahan curahan", dan dapat pula berarti "mencapai mufakat", berasal dari [[akar kata bahasa Proto-India-Eropa|akar kata bahasa India-Eropa]] ''{{PIE|*spend-}}'', yang berarti "mempersembahkan, melaksanakan upacara, atau melibatkan diri lewat suatu upacara". Kata bendanya adalah ''spondȇ'' (jamak: ''spondaí''), artinya "persembahan curahan." Di dalam [[diatesis|bentuk kalimat madya]] (bukan aktif maupun pasif), kata kerjanya bermakna "masuk ke dalam suatu perjanjian", maksudnya para dewata diseru untuk menjamin suatu tindakan.<ref>D.Q. Adams dan J.P. Mallory, lema "Libation," dalam ''Encyclopedia of Indo-European Culture'' (Taylor & Francis, 1997), hlm. 351. Dari akar kata yang sama diturunkan kata kerja Latin ''spondeo'', yang berarti "janji, kaul."</ref> Jika upacara persembahan darah dilaksanakan untuk mengawali perang, maka ''spondaí'' menandai berakhirnya permusuhan, dan oleh karena itu istilah ''spondaí'' sering kali digunakan dengan makna "gencatan senjata" atau "perjanjian damai". Rumusan kalimat "kami, [[polis]], telah menumpahkanmenuang persembahan curahan" adalah pemaklumansuatu maklumat damai. Rumusan kalimat, yang sama juga dimaklumkan bilamana negara-negara kota berkumpul dalam penyelenggaraan [[kejuaraan-kejuaraan se-Yunani]], [[Olimpiade Kuno|kejuaraan Olimpia]], maupun upacara-[[Misteri Eleusis|upacara pemujaan rahasia di Eleusis]]. Dalam hal ini, ''spondȇ'' disifatkan "tidak berdarah, lemah lembut, tidak terbatalkan, dan tidak dapat diganggu gugat".<ref name="Burkert, hlm. 71"/>
 
Persembahan curahan yang ditumpahkan ke tanah ditujukan kepada arwah-arwah dan dewa-dewa [[Khthonik|pratala]]. Di dalam wiracarita ''[[Odisseia|Odiseya]]'', bagian ''Kitab Kematian'', [[Odisseus|Odiseus]] dikisahkan menggali sebuah liang sesaji, kemudian menuangkanmenuang madu, anggur, dan air berturut-turut ke sekeliling liang itu. Untuk upacara persembahan curahan yang disebut ''khoē'' ({{Lang-el|χεῦμα}}, ''kheuma'', artinya "yang dicurahkan"; dari akar kata bahasa India-Eropa ''{{PIE|*gheu-}}''),<ref>Adams and Mallory, "Libation," hlm. 351.</ref> persembahan curahan ditumpahkan dari sebuah pasu ke tanah sebagai persembahan kepada dewa-dewa pratala, yang juga dibenarkan menerima ''spondai''.<ref>Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 70.</ref> Para pahlawan, yakni insan-insan fana yang didewakan, dibenarkan menerima persembahan curahan darah jika semasa hidupnya pernah berjuang menumpahkan darah di medan perang, misalnya [[Brasidas]], pahlawan [[Sparta]].<ref>Gunnel Ekroth, "Heroes and Hero-Cult," dalam ''A Companion to Greek Religion'', hlm. 107.</ref> Persembahan curahan yang ditumpahkan kepada arwah dalam upacara di kuburan juga mencakup susu dan madu.<ref>D. Felton, "The Dead," in ''A Companion to Greek Religion,'' hlm. 88.</ref>
 
''[[Oresteia|Para Pembawa Persembahan Curahan]]'' ({{lang-el|Χοηφóρoι}}, ''Khoeforoi'') adalah judul [[tragedi Yunani|lakon]] kedua dari ''[[Oresteia|Tragedi Tiga Babak Orestes]]'' karya pujangga [[Aiskhilos]], merujuk kepada sesaji yang dibawa [[Elektra]] ke kubur ayahnya, [[Agamemnon]].<ref name="Burkert, hlm. 71"/> Pujangga [[Sofokles]] menyajikan salah satu penjabaran upacara persembahan curahan yang paling terperinci di dalam [[sastra Yunani Kuno|khazanah kesusastraan Yunani]], yakni di dalam naskah sandiwara ''[[Oidipus di Kolonus]]'' ({{lang-el|Οἰδίπους ἐπὶ Κολωνῷ}}, ''Oidipus epi Kolōnōi''). Upacara tersebut dilaksanakan sebagai laku penebusan dosa di [[hutan larangan]] [[Erinyes|Eumenides]]:
Baris 78:
 
=== Amerika ===
Sebelum menenggak minuman, orang [[Suku Quechua|Quechua]] dan [[suku Aymara|Aymara]] di daerah pegunungan [[Andes]] Amerika Selatan biasanya menumpahkan sedikit isi cawan ke tanah sebagai persembahan kepada [[Pachamama]] atau Ibu Pertiwi. Tindakan ini dilakukan bilamana mereka hendak menenggak [[Chicha]], minuman keras khas daerah tersebut. Upacara persembahan curahan pada umumnya disebut ''challa'' dan kerap dilaksanakan, biasanya sebelum bersantap dan dalam perayaan-perayaan. Pada abad ke-16, padri Fransiskan [[Bernardino de Sahagún]] mencatat adat-istiadat masyarakat Aztec dalamseputar halurusan minum ''[[pulque|octli]]'':
{{blockquote|Persembahan curahan ditumpahkan sebagai berikut: Bilamana hendak minum ''octli'', bilamana hendak mencicipi ''octli'' baru, bilamana seseorang baru selesai meramu ''octli''...ia memanggil orang-orang. Ia menghidangkannya di dalam sebuah bejana di depan pediangan, bersama cawan-cawan kecil untuk dipakai minum. Sebelum minum-minum dimulai, ia mencedok ''octli'' dengan sebuah cawan kecil lalu mencurahkannya ke tanah di depan pediangan; ''octli'' dicurahkannya ke empat arah. Sesudah ''octli'' dicurahkan barulah orang mulai minum.<ref>[https://books.google.com/books?id=nH_P1Gn1twwC&dq=octli&source=gbs_navlinks_s Bernardino de Sahagún, Henry B. Nicholson, Thelma D. Sullivan, ''Primeros Memoriales.'' The civilization of the American Indian series, University of Oklahoma Press, 1997; hlm. 72.] {{ISBN|0806129093}}</ref>}}
 
=== Asia ===
==== Agama BudhaBuddha di Birma ====
[[File:Yezetcha ceremony.PNG|thumb|upright=1.5|Upacara dana air di Birma pada tahun 1900]]
[[Agama Buddha di Myanmar|Umat BudhaBuddha di Birma]] mengenal upacara dana air yang disebut ''yay zet cha'' (ရေစက်ချ), yakni tindakan menuangkanmenuang air secara khidmat sedikit demi sedikit dari bejana ke dalam sebuah wadah sebagai penutup sebagian besar rangkaian upacara agama Budha, termasuk perayaan-perayaan dana, [[shinbyu]], dan pesta-pesta. Upacara dana air dilaksanakan demi beroleh [[Dasa Kusala Kamma|pahala]] bersama-sama segala makhluk di 31 alam.<ref>{{cite book |title=Burmese supernaturalism |last=Spiro |first=Melford E. |year=1996 |publisher=Transaction Publishers |isbn=978-1-56000-882-8 |pages=44–47 }}</ref> Upacara ini terdiri atas tiga unsur utama, yaitu pernyataan keimanan, pencurahan air, dan berbagi pahala.<ref name="dpb">{{cite book|title=ဝတ်ရွတ်စဉ်|publisher=သီတဂူဗုဒ္ဓဝိဟာရ|location=Austin, Texas|year=2011|pages=34–35|url=http://www.sitagu.org/downloads/Daily%20Recitation%20Ebook%202011.pdf|language=my|access-date=2012-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20111018030937/http://www.sitagu.org/downloads/Daily%20Recitation%20Ebook%202011.pdf|archive-date=2011-10-18|url-status=dead}}</ref> Seiring pencurahanpenuangan air, hadirin mendaraskan pernyataan keimanan, yang disebut ''hsu taung imaya dhammanu'' ({{lang-my|ဆုတောင်း ဣမာယ ဓမ္မာနု}}), didaraskan hadirin dipimpin para biksu.<ref name="spi">{{cite book |title=Buddhism and society: a great tradition and its Burmese vicissitudes |url=https://archive.org/details/buddhismsocietyg0000spir |last=Spiro |first=Melford E. |year=1982 |publisher=University of California Press |isbn=978-0-520-04672-6 |pages=213–214[https://archive.org/details/buddhismsocietyg0000spir/page/213 213]–214 }}</ref>
 
Sesudah pencurahan air, orang yang berdana (disebut အမျှဝေ, ''ahmya wei'') membagi-bagikan pahala dengan cara tiga kali melisankan kalimat berikut ini:<ref name="dpb"/>
 
{{blockquote|(Dengar, dengarlah semua), moga-moga sarwa sekaliansegala makhluk beroleh pahala dari amal kebajikan kami<br />''(Kya kya thahmya), ahmya ahmya ahmya yu daw mu gya ba gon law''<br /> ((ကြားကြားသမျှ) အမျှ အမျှ အမျှ ယူတော်မူကြပါ ကုန်လော)}}
 
Ucapan tersebut diamini seluruh hadirin secara serentak dengan tiga kali melisankan kata ''thadu'' (သာဓု, ''sadhu''), artinya "semoga demikian", sama seperti ucapan [[amin]] di dalam agama Kristen. Sesudah itu, air yang didanakan dicurahkan ke tanah agar kembali kepada [[Wasudara]], dewi bumi yang diseru sebagai saksi amal kebajikan tersebut.<ref name="spi"/>
Baris 94:
Sebelum zaman penjajahan, upacara dana air juga digelar dalam acara penobatan raja-raja Birma, sebagai bagian dari rangkaian tata cara yang termaktub di dalam ''Raza Thewaka Dipani Kyan'', karya tulis dari tahun 1849 yang merangkum berbagai tindakan terpuji raja-raja Birma.<ref>{{cite web |url=http://portal.aungzay.org/content/view/38/18/ |title=Archived copy |access-date=18 Juni 2010 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20090525211535/http://portal.aungzay.org/content/view/38/18/ |archive-date=2009-05-25 }}</ref><ref>http://www.ari.nus.edu.sg/showfile.asp?eventfileid=304</ref>
 
Meskipun persembahan air kepada Wasudara mungkin berasal dari kepercayaan bangsa Birma sebelum masuknya agama Budha, upacara ini diyakini tercipta atas prakarsa Raja [[Bimbisara]], yang mencurahkanmenuang sesajipersembahan air demi beroleh pahala bagi para leluhurnya yang sudah menjadi [[preta]] (arwah kelaparan).<ref>{{cite book |title=Traditions of Buddhist Practice in Burma |last=Houtman |first=Gustaaf |year=1990 |publisher=ILCAA |pages=53–55 }}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.usamyanmar.net/.../Life%20of%20Gotama%20Buddha.ppt |title=Archived copy |website=www.usamyanmar.net |access-date=15 Januari 2022 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210308222820/http://www.usamyanmar.net/.../Life%20of%20Gotama%20Buddha.ppt |archive-date=8 Maret 2021 |url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.budsir.org/E_hist43.htm|title=The king performs merit in the name of his ancestors reborn as petas (hungry ghosts); the peta rejoice in the act and receive a share of the merit|year=2002|work=Mahidol University|access-date=28 Februari 2012}}</ref>
 
Upacara ini juga dikenal umat Budha di Muangthai dan Laos, dinamakan ''kruat nam'' (กรวดน้ำ) di Muangthai dan ''yaat nam'' di Laos, dan digelar pada akhir upacara berbagi pahala.<ref>{{cite book|last=Hayashi|first=Yukio|title=Practical Buddhism among the Thai-Lao: religion in the making of a region|publisher=Trans Pacific Press|year=2003|pages=146–147|isbn=978-4-87698-454-1}}</ref>
Baris 101:
[[File:Tarpan - Jagannath Ghat - Kolkata 2012-10-15 0622.JPG|thumb|Pelaksanaan upacara tarpana (persembahan air suci) pada penghujung perayaan Pitrepaksa (paruh pitarah) di ''Jaganata Gata'' (Undakan Jaganata), [[Kolkata]]]]
Dalam [[agama Hindu]], persembahan curahan adalah bagian dari upacara [[tarpana]], dan juga digelar dalam perayaan [[Pitri Paksha|Pitrepaksa]] (paruh pitarah) pada paruh-gelap bulan [[Badrapada]] (September–Oktober) menurut [[kalender Hindu|penanggalan Hindu]].<ref>{{cite news|title=Indian Hindu devotee performs "Tarpan"|newspaper=Hindustan Times|url=http://www.hindustantimes.com/photos-news/Photos-India/Mahalaya2010/Article4-609581.aspx|date=Oct 2010|access-date=30 September 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20141215091147/http://www.hindustantimes.com/photos-news/Photos-India/Mahalaya2010/Article4-609581.aspx|archive-date=15 Desember 2014|url-status=dead}}</ref>
Di India dan Nepal, [[arca|murtipratima]] (arca danmaupun lambang) Dewa Siwa (juga Dewa Wisnu dan dewa-dewi lain) di[[abhiseka|abiseka]] (dimandikan secara khidmat) dengan air oleh umat Hindu di [[kuil Hindu|mandira]]-mandira yang mereka kunjungi. Pada kesempatan-kesempatan istimewa, murti diabiseka dengan air, susu, dadih masam, minyak samin, madu, dan gula pasir.
 
==== Tiongkok ====
Baris 107:
 
==== Jepang ====
Dalam agama [[Shinto]], baik persembahan curahan maupun minuman yang dipersembahkan disebut ''miki'' (神酒), artinya "minuman dewata". Minuman yang biasanya digunakan dalam berbagai upacara di kuil-kuil Shinto adalah [[sake]], tetapi sesaji minuman di sanggah-sanggah rumah tangga boleh diganti dengan [[air]] segar yang dapat diganti setiap pagi. Sesaji minuman dihidangkan dengandi wadahdalam cawan polos tanpa hiasan yang terbuat dari keramik atau logam.
 
=== Perdukunan Siberia ===
[[Syamanisme di Siberia|Amalan perdukunan di kalanganPerdukunan masyarakat Siberia]] menampakkan ciri-ciri umum amalan [[syamanisme|perdukunan]] yang sangat beragam.<ref name=div>[[#Hop05|Hoppál 2005]]: 15</ref> Di dalam beberapa kelompok masyarakat yang bermukim di sekitar [[Pegunungan Altai]], tambur baru seorang dukun terlebih dahulu harus diupacarai secara khusus. Tindakan ini dianggap "menghidupkan tambur". Pohon dan rusa yang telah mengorbankan kayu dan kulitnya untuk diolah menjadi tambur baru tersebut menceritakan seluruh riwayat hidup mereka dan berjanji akan melayani si dukun. Upacara menghidupkan tambur adalah suatu upacara persembahan curahan. Bir dituang ke atas kulitselaput danmaupun kayubadan tambur,. danKedua keduabenda itu sekonyong-duanyakonyong "menjadi bernyawa" laludan berkata-kata melalui mulut si dukun atas nama pohon dan rusa. Di kalangan masyarat [[Tubalar]], [[Peniruan bunyi dalam syamanisme|si dukun meniru bunyi]] maupun tindak-tanduk hewan tersebut.<ref>[[#Eli01|Eliade 2001]]: 164 (= Bab 5 membahas simbolisme yang terkandung di dalam tambur dan pakaian khusus dukun, anak babnya berisi pembahsan tentang tambur)</ref>
 
== Referensi ==
* {{cite book |last=Eliade |first=Mircea |authorlink=Mircea Eliade |title=Le chamanisme et les techniques archaïques de'l extase |publisher=Éditions Payot |location=Paris |year=1983 |ref=Eli83}}
* {{cite book |last=Eliade |first=Mircea |authorlink=Mircea Eliade |title=A samanizmus. Az extázis ősi technikái |series=Osiris könyvtár |publisher=Osiris |location=Budapest |year=2001 |isbn=963-379-755-1 |language=Hungarian |ref=Eli01}} Translated from [[#Eli83|Eliade 1983]].
* {{cite book |last=Hoppál |first=Mihály |title=Sámánok Eurázsiában |publisher=Akadémiai Kiadó |location=Budapest |year=2005 |isbn=963-05-8295-3 |language=Hungarian |ref=Hop05}} The title means "Shamans in Eurasia", the book is published also in German, Estonian and Finnish. [http://www.akkrt.hu/main.php?folderID=906&pn=2&cnt=31&catID=&prodID=17202&pdetails=1 Site of publisher with short description on the book (in Hungarian)].
 
== Kebiasaan-kebiasaan modern ==
Baris 123 ⟶ 118:
Menumpahkan [[vodka]] ke atas kuburan sudah lama menjadi kebiasaan masyarakat [[Rusia]] dan negeri-negeri tetangganya. Kebiasaan ini mungkin sekali berkaitan dengan adat ''[[dziady]]'' (memanggil arwah). Di dalam budaya masyarakat [[Georgia (negara)|Georgia]] yang sangat mengistimewakan minuman [[anggur]], orang lazim menumpahkan segelas anggur ke atas kuburan, khususnya sekitar hari raya [[Paskah]].
 
Di [[Amerika Serikat]], kadang-kadang sesaji curah dipersembahkan atas nama orang yang sudah wafat dalam berbagai kesempatan, biasanya dalam acara minum-minum santai bersama handai tolan yang penuh keakraban. Ada pula tradisi menumpahkan sedikit [[malt|arak kecambah]] dari botol ukuran besar sebelum diminum sebagai penghormatan kepada orang-orang terdekat yang sudah wafat. Amalan ini dikaitkan secara khusus dengan para penyanyi [[rap]] [[Afrika-Amerika|Amerika keturunan Afrika]], dan disebut "''tipping to my homies''" (bagi sedikit buat sobat)<ref>{{cite web|url=http://www.40ozmaltliquor.com/tipping.html|title=40ozMaltLiquor.com|access-date=2010-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20100307031256/http://www.40ozmaltliquor.com/tipping.html|archive-date=2010-03-07|url-status=dead}}</ref> atau "''pouring one out''" (tuang seteguk).<ref>[http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/LibationForTheDead Libation For The Dead], [[TV Tropes]]</ref> Kebiasaan ini ditampilkan di dalam film-film, misalnya ''[[Boyz n the Hood]]'', dan diungkapkan dalam berbagai lirik lagu, misalnya lagu ''[[Gangsta Lean|Gangsta Lean (This Is For My Homies)]]'' dari grup musik [[DRS (band)|DRS]] (lirik "''I tip my 40 to your memory''") yang dirilis tahun 1993, dan kadang-kadang disertai ungkapan-ungkapan ritual seperti "''one for me, and one for my homies''" (seteguk untukku, seteguk untuk sobatku), demikian pula dengan lagu ''[[Above the Rim|Pour Out a Little Liquor]]'' dari penyanyi [[2Pac]] yang dirilis tahun 1994. Amalan ini diparodikan di dalam film ''[[Austin Powers: The Spy Who Shagged Me]]'' yang dirilis tahun 1999.<ref>{{Cite web|url=https://www.imdb.com/title/tt0145660/characters/nm0000196|title=Austin Powers: The Spy Who Shagged Me (1999) - IMDb|website=[[IMDb]]}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 139 ⟶ 134:
* {{cite book |last=Eliade |first=Mircea |author-link=Mircea Eliade |title=Le chamanisme et les techniques archaïques de'l extase |publisher=Éditions Payot |location=Paris |year=1983 |ref=Eli83}}
* {{cite book |last=Eliade |first=Mircea |author-link=Mircea Eliade |title=A samanizmus. Az extázis ősi technikái |series=Osiris könyvtár |publisher=Osiris |location=Budapest |year=2001 |isbn=963-379-755-1 |language=hu |ref=Eli01}} Diterjemahkan dari [[#Eli83|Eliade 1983]].
* {{cite book |last=Hoppál |first=Mihály |title=Sámánok Eurázsiában |publisher=Akadémiai Kiadó |location=Budapest |year=2005 |isbn=963-05-8295-3 |language=hu |ref=Hop05}} Judulnya berarti "Para Dukun di Erasia", buku ini juga diterbitkan dalam bahasa Jerman, Estonia, dan Finlandia. [http://www.akkrt.hu/main.php?folderID=906&pn=2&cnt=31&catID=&prodID=17202&pdetails=1 Situs web penerbit beserta uraian sekilas mengenai isi buku (dalam bahasa HongariaHungaria)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100102125239/http://www.akkrt.hu/main.php?folderID=906&pn=2&cnt=31&catID=&prodID=17202&pdetails=1 |date=2010-01-02 }}.
 
== Pranala luar ==