Rahmat Shigeru Ono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Doyok sarjono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengubah tempat lahir Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|native_name= 小野 茂
|image =
|caption =
|birth_name = Shigeru Ono (小野 茂)
|birth_date = {{birth date|1918|9|26}}
|birth_place = {{flagicon|Jepang}}Ōtomari, [[FuranoPrefektur Karafuto]], [[HokkaidoJepang]] (sekarang [[Korsakov]], [[JepangRusia]])
|death_date = {{death date and age|2014|8|25|1918|9|26}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[kota Batu]], [[Jawa Timur]]
|allegiance = {{unbulleted list|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1939—1945)|{{flag|Indonesia}} (1945—1949)}}
|serviceyears = 1939—1949
Baris 21 ⟶ 23:
|alma_mater =
|occupation =
|religion = Islam
}}
 
[[Mayor]] ([[Purnawirawan|Purn]]) [[Haji|H.]] '''Rahmat Shigeru Ono'''
({{lahirmati|[[Furano]], [[Hokkaido]], [[Jepang]]|26|9|1918|[[Batu]], [[Jawa Timur]]|25|8|2014}}) adalah seorang tentara [[Jepang]] yang membelot dan memihak [[Indonesia]]. Saat Jepang kalah oleh Sekutu, Rahmat Shigeru Ono menjadi salah satu orang dari sepasukan yang menolak pulang ke Jepang dan memilih bergabung dengan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan, mereka dikenal sebagai komando elit Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) yang berada di bawah Pasukan [[Untung Surapati]].
 
Sebelum tangan kirinya buntungputus akibat letusan pelontar granat, Ono dikenal ahli menggunakan Katana,. pernahPernah hanya dengan menggunakan Katana, Ono dan seorang prajurit lainnya mampu membantai 20-an pasukan Belanda yang akan menyergap mereka. Pasukan ini menyerang pos Belanda di [[Pajaran, Malang]] dan melatih pasukan TNI di kaki [[Gunung Semeru]].<ref>https://historia.id/militer/articles/shigeru-ono-pejuang-jepang-telah-berpulang-vJ5oD</ref>
 
Setelah pengakuan kedaulatan, Juli 1950, Ono menikah dengan Darkasih. Anak pertama mereka lahir pada 24 Juni 1951 dan diberi nama Tutik. Namun, saat 1952 ketika Ono dipanggil Konjen Jepang di Surabaya, ia berhasil tersambung kembali dengan ibunya. Padahal sebelumnya, setelah memutuskan bergabung dengan Indonesia, Ono sempat mengirim surat mengatakan ia telah tewas. Oleh sang ibu, ia diminta mengganti nama anaknya menjadi Atsuko.