Allah jang Palsoe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Tema |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
||
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{artikel pilihan}}
{{Infobox play
| name = Allah jang Palsoe
Baris 25 ⟶ 26:
| theatricalia_id =
}}
'''''Allah jang Palsoe''''' ({{IPA-id|aˈlah ˈjaŋ palˈsu|}}; [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''''Allah yang Palsu''''') adalah drama panggung enam bagian tahun 1919 karya penulis [[Cina Indonesia|etnis Tionghoa]] [[Kwee Tek Hoay]].
== Alur ==
Kakak beradik Tan Kioe Lie dan Tan Kioe Gie bersiap-siap meninggalkan rumah mereka di [[Cicurug|Cicuruk]] dan bekerja di kota: Lie hendak pergi ke [[Bandung]] dan bekerja di sebuah perusahaan di sana, sedangkan Gie pergi ke Batavia (sekarang [[Jakarta]]) dan menjadi [[tata cetak|penata cetak]]. Ketika mereka mengepak barang, tunangan Kioe Lie, Gouw Hap Nio, bertamu. Ia meninggalkan makanan ringan untuk ayahnya, petani miskin Tan Lauw Pe, sebelum pulang. Ayahnya berjanji mengasuh Pe ketika kedua putranya sedang merantau. Lie dan Gie sudah bersiap-siap, berpisah dengan ayahnya, dan berangkat ke stasiun kereta api.
Baris 42 ⟶ 43:
Dalam perjalanannya melewati Cicuruk, mobil Lie mogok. Ketika si pengemudi berusaha memperbaikinya, Lie berlindung di rumah terdekat dan mengetahui dari si pembantu bahwa rumah tersebut adalah milik Gie. Gie dan Lauw Nio telah membangun pertanian, taman, dan kebun luas dari hasil kerja keras mereka. Pendapatannya lebih dari cukup untuk memungkinkan hidup nyaman. Keduanya, yang terus menjadi dermawan (filantropis), berteman dengan tokoh-tokoh penting di daerah tersebut. Selain itu, Hap Nio sudah menikah dengan pengurus kebun yang tajir. Setelah Gie dan teman-temannya pulang dari bermain tenis, mereka menemukan Lie bersembunyi di bawah piano karena malu dilihat orang. Lie mengaku salah karena rakus. Ketika seorang polisi datang untuk menangkapnya, Lie mengaku telah meracuni Bing, lalu berlari ke luar dan menembak dirinya sendiri.
== Penulisan ==
[[
''Allah jang Palsoe'' ditulis oleh jurnalis [[Kwee Tek Hoay]]. Ia lahir dari pasangan pedagang tekstil [[Cina Indonesia|Tionghoa]] dan istri pribuminya.{{sfn|Sutedja-Liem|2007|p=273}} Ia dibesarkan di [[budaya Cina|budaya]] dan sekolah Cina yang berfokus pada modernitas. Pada saat pembuatan novelnya tersebut, Kwee Tek Hoay adalah pendukung aktif teologi [[Buddha]]. Ia juga sering menulis tentang pribumi Indonesia{{sfn|JCG, Kwee Tek Hoay}} dan merupakan pengamat sosial yang baik.{{sfn|The Jakarta Post 2000, Chinese-Indonesian writers}} Ia sering membaca buku berbahasa Belanda, Inggris, dan Melayu, dan terinspirasi oleh buku-buku tersebut setelah menjadi penulis.{{sfn|Sidharta|1996|pp=333–334}}
''Allah jang Palsoe'' adalah
Ketika ''Allah jang Palsoe'' ditulis, pertunjukan panggung sangat dipengaruhi [[sastra oral|oralitas]]. Teater-teater kontemporer seperti [[bangsawan]] dan stambul tidak memiliki naskah dan umumnya memiliki latar dan alur yang tidak realistis.{{sfn|Damono|2006|p=xxii}} Kwee Tek Hoay sangat tidak setuju dengan teknik semacam itu dan berpendapat "lebih baik menuturkan keadaan yang sebenarnya daripada menciptakan yang ada dalam angan-angan, meskipun lebih menyenangkan dan memuaskan para pembaca atau penonton tapi palsu dan dusta, bertentangan dengan keadaan yang benar."{{efn|Teks asli: "... lebih baek tuturkan kaadaan yang sabetulnya,
Dalam pengantar dramanya tahun 1926, ''Korbannja Kong-Ek'', Kwee Tek Hoay menulis bahwa ia terinspirasi oleh
== Tema ==
Judul
Kritikus sastra Indonesia Jakob Sumardjo juga menyebut uang sebagai masalah utama ''Allah jang Palsoe''. Ia menulis bahwa
Pembaca lainnya lebih beragam. Sinolog Thomas Rieger mengangkat masalah identitas nasional Cina sambil menunjuk Gie sebagai pemuda yang "menguasai semua nilai [[Konfusianisme|Konfusianis]]", meninggalkan pekerjaannya alih-alih menunjukkan sikap pemaaf terhadap pemerintah kolonial Belanda hingga mengecewakan teman-teman Tionghoanya.{{Sfn|Rieger|1996|p=161}} Sinolog lainnya, [[Myra Sidharta]], melihat pandangan Kwee Tek Hoay terhadap wanita. Sidharta menulis bahwa penggambaran wanita ideal oleh Kwee tidak sepenuhnya dikembangkan di ''Allah jang Palsoe'', namun ia menganggap Houw Nio sebagai gambaran bagaimana wanita tidak bersikap sepantasnya: egois dan suka berjudi.{{sfn|Sidharta|1989|p=59}}
== Rilis dan tanggapan ==
[[
Walaupun awalnya dikritik karena tidak ada kostum yang menarik dan menekankan kostum sehari-hari,
Naskahnya dirilis dalam bentuk buku oleh penerbit asal Batavia Tjiong Koen Bie pada pertengahan 1919.<ref>{{harvnb|Kwee|1930|p=99}}; {{harvnb|Lontar Foundation|2006|p=95}}</ref> Kwee Tek Hoay membiayai pencetakannya sendiri sebanyak 1.000 kopi dan rugi besar.{{Sfn|Sumardjo|2004|p=140}}
Walaupun menurut sebuah iklan ''Allah jang Palsoe'' telah dipentaskan puluhan kali pada tahun 1930{{sfn|Kwee|1930|p=99}} dan populer di kalangan grup teater Cina,{{Sfn|Sumardjo|2004|p=140}} drama ini dianggap sulit dipentaskan. Kwee Tek Hoay menganggapnya sulit dipentaskan grup [[pribumi Indonesia|pribumi]]. Ketika grup teater Union Dalia Opera meminta izin untuk mementaskannya, ia malah menulis cerita baru untuk mereka. Cerita baru ini kelak menjadi novel terlaris Kwee Tek Hoay, ''[[Boenga Roos dari Tjikembang (novel)|Boenga Roos dari Tjikembang]]''.{{sfn|Kwee|2001|pp=298–299}} Karya Kwee Tek Hoay lainnya, ''Korbannja Kong-Ek'', terinspirasi oleh surat seorang penonton yang meminta
== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
== Kutipan ==
{{refbegin|40em}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite book
|pages=xvii–xxix
|title=Antologi Drama Indonesia 1895–1930
|editor1-last=Yayasan Lontar
|editor1-link=Yayasan Lontar
|publisher=Yayasan Lontar
|year=2006
|location=Jakarta
|isbn=978-979-99858-2-8
|ref=harv
}}
* {{cite book
|language=Indonesia
|editor1-last=Yayasan Lontar
|publisher=Yayasan Lontar
|year=2006
|location=Jakarta
|isbn=978-979-99858-2-8
|ref=harv
}}
* {{cite journal
|last=Kwee
|first=John
|title=
|journal=Archipel
|year=1980
Baris 125 ⟶ 124:
|issue=19
|pages=81–92
|access-date=2013-09-12
|archive-date=2014-01-07
|archive-url=https://web.archive.org/web/20140107114517/http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1980_num_19_1_1526
|dead-url=no
}}
* {{cite book
|last=Kwee
|first=John
|chapter=Kwee Tek Hoay, Sang Dramawan
|language=Indonesia
|title=100 Tahun Kwee Tek Hoay: Dari Penjaja Tekstil sampai ke Pendekar Pena
|editor-last=Sidharta
|editor-first=Myra
|isbn=978-979-416-040-4
|year=1989
|pages=166–179
|publisher=Sinar Harapan
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite
|url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1555/Kwee-Tek-Hoay
|title=Kwee Tek Hoay
|language=
|accessdate=11
|archivedate=
|archiveurl=
|work=Encyclopedia of Jakarta
|publisher=
|ref={{sfnRef|JCG, Kwee Tek Hoay}}
|dead-url=yes
}}
* {{Cite book
|title=Boenga Roos dari Tjikembang
|language=Melayu
|last=Kwee
|first=Tek Hoay
|year=1930
|publisher=Panorama
|location=Batavia
|ref=harv
}}
* {{
|last=Kwee
|first=Tek Hoay
|authorlink=Kwee Tek Hoay
|chapter=Bunga Roos dari Cikembang
|language=Indonesia
|pages=297–425
|title=Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia
|volume=2
|isbn=978-979-9023-45-2
|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia
|location=Jakarta
|year=2001
|editor1-first=Marcus
|editor1-last=A.S.
|editor2-first=Pax
|editor2-last=Benedanto
|ref=harv
}}
* {{cite book
|volume=6
|isbn=978-979-9023-82-7
|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia
|location=Jakarta
|year=2002
|editor1-first=Marcus
|editor2-first=Pax
|ref=harv
}}
* {{
|title=Sastera Indonesia-Tionghoa
|language=Indonesia
|oclc=3094508
|ref=harv
|publisher=Gunung Agung
|location=Jakarta
|author1=Nio
|first1=Joe Lan
|year=1962
}}
* {{
|last=Rieger
|first=Thomas
|chapter=From Huaqiao to Minzu: Constructing New Identities in Indonesia's Peranakan-Chinese Literature
|title=Identity in Asian Literature
|pages=151–172
|editor1-first=Lisbeth
|editor1-last=Littrup
|year=1996
|isbn=978-0-7007-0367-8
|location=Surrey
|publisher=Curzon Press
|ref=harv
}}
* {{cite book
|chapter=Bunga-Bunga di Taman Mustika: Pandangan Kwee Tek Hoay Terhadap Wanita dan Soal-soal Kewanitaan
|language=Indonesia
|title=100 Tahun Kwee Tek Hoay: Dari Penjaja Tekstil sampai ke Pendekar Pena
|editor-last=Sidharta
|editor-first=Myra
|isbn=978-979-416-040-4
|year=1989
|pages=55–82
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite book
|language=Indonesia
|pages=323–348
|title=Sastra Peranakan Tionghoa Indonesia
|publisher=Grasindo
|location=Jakarta
|year=1996
|editor1-first=Leo
|editor1-last=Suryadinata
|editor1-link=Leo Suryadinata
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Kesusastraan Melayu Rendah
|language=Indonesia
|publisher=Galang Press
|location=Yogyakarta
|ref=harv
|year=2004
|isbn=978-979-3627-16-8
}}
* {{cite book
|chapter=De Roos uit Tjikembang
|language=Belanda
|pages=269–342
|title=De Njai: Moeder van Alle Volken: 'De Roos uit Tjikembang' en Andere Verhalen
|trans_title=''Njai'': Ibu Semua Orang: 'De Roos uit Tjikembang' dan Cerita-Cerita Lainnya
|publisher=KITLV
|location=Leiden
|year=2007
|ref=harv
}}
{{refend}}
{{Authority control}}
[[
[[
[[
|