Penyakit mulut dan kuku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(32 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Other uses|PMK}}
{{Penyangkalan medis}}
{{Infobox medical condition
|name = Penyakit mulut dan kuku
Baris 27 ⟶ 28:
}}
 
'''Penyakit mulut dan kuku''' (biasa disingkat '''PMK'''; bahasa Inggris: ''foot-and-mouth disease'', disingkat FMD) adalah [[penyakit hewan]] yang sangat menular akibat infeksi [[virus penyakit mulut dan kuku]] (FMDV). Penyakit ini dicirikan oleh luka (berupa [[lepuh]] dan/atau erosi) di bagian mulut dan kuku pada hewan [[Kuku belah|berkuku belah]], seperti [[sapi]] dan [[babi]]. Di tingkat nasional dan internasional, PMK merupakan [[penyakit hewan lintas batas]] yang penting karena memiliki dampak ekonomi yang signifikan.
 
Di tingkat nasional dan internasional, PMK merupakan [[penyakit hewan lintas batas]] yang penting karena memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan bersifat sangat menular. Rentang spesies inang yang luas, dosis infeksius yang rendah, kemampuan virus bertahan di lingkungan, serta eksresi virus oleh hewan sebelum munculnya tanda klinis merupakan hal-hal yang menyebabkan PMK mampu menyebar dengan cepat dan luas.
 
== Hewan rentan ==
Baris 42 ⟶ 45:
| footer = Luka di kaki sapi (kiri) dan babi (kanan) yang menderita PMK
}}
[[Masa inkubasi]] pada sapi berlangsung 2–14 hari, pada domba 1–12 hari (mayoritas 2–8 hari), dan pada babi biasanya dua hari atau lebih.{{sfn|OIE|2021a|p=2}}{{efn|Sumber lain menyatakan 2–14 hari dan pada mayoritas kasus, masa inkubasi berlangsung 2–6 hari; jarang hanya satu hari.<ref name=":3" />}} Hewan yang terinfeksi FMDV menunjukkan tanda klinis yang bervariasi mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada spesies hewan, umur hewan, kekebalan hewan, serotipe virus, serta jumlah paparan virus. Faktor-faktor tersebut juga memengaruhi cepat atau lambatnya masa inkubasi. Babi yang dipelihara secara intensif dan sapi menunjukkan manifestasi klinis yang lebih berat dibandingkan domba dan kambing.<ref name=":0" />
 
Ciri khas penyakit ini adalah munculnya [[lepuh]] (vesikel) dan/atau erosi kulit di bagian hidung, lidah, bibir, di dalam rongga mulut (baik di gusi, langit-langit, maupun pipi bagian dalam), di [[Kuku belah|sela kuku]] dan di lingkaran kuku (disebut juga pita koroner), serta di puting susu hewan betina. Setelah kulit melepuh, hewan menjadi lemas dan enggan bergerak atau makan. Biasanya, bagian tubuh yang melepuh akan pulih dalam tujuh hari, tetapi komplikasi (misalnya akibat infeksi bakteri) dapat memperpanjang kondisi buruk.<ref name=":0" /> Sebagai contoh, luka di kaki lebih rentan terhadap infeksi bakteri yang dapat berujung pada kepincangan kronis, sementara infeksi bakteri di puting susu dapat mengakibatkan [[mastitis]].<ref name=":1" />
 
Tanda klinis lain yang sering ditemukan yakni [[demam]] (sekitar 40 °C), depresi, hipersalivasi (keluarnya air liur secara berlebihan), penurunan nafsu makan, berat badan, dan produksi susu, serta hambatan pertumbuhan. [[Miositis]] juga bisa terjadi pada bagian tubuh lainnya. UmumnyaRasa nyeri pada bagian mulut dapat menyebabkan sapi menunjukkan perilaku mengunyah dan menggeretakkan giginya. Lesi kaki pada sapi dan domba biasanya parah hingga mereka sulit berdiri dan dapat menyebabkan kuku mereka terlepas, hewansedangkan dewasalesi akanvesikel pulihpada darikambing dan domba sering kali berukuran kecil dan hilang dengan cepat. Umumnya, tanda klinis pada hewan dewasa akan menghilang dalam 2–3 pekan dan sebagian di antara merekahewan terinfeksi akan menjadi pembawa virus dan mengalami infeksi persisten.<ref>{{Cite journal|last=Alexandersen|first=Soren|last2=Zhang|first2=Zhidong|last3=Donaldson|first3=Alex I.|date=2002|title=Aspects of the persistence of foot-and-mouth disease virus in animals—the carrier problem|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1286457902016349|journal=Microbes and Infection|volume=4|issue=10|pages=1099–1110|doi=10.1016/S1286-4579(02)01634-9}}</ref> Biasanya, sapi menjadi pembawa virus dalam jangka waktu tidak lebih dari enam bulan. Meskipun demikian, terdapat laporan bahwa sapi dapat membawa virus selama tiga tahun.{{sfn|OIE|2021a|p=1}} Hewan-hewan yang terinfeksi secara kronis mengalami penurunan produksi susu; rata-rata sebanyak 80%. Tingkat kematian pada hewan dewasa relatif rendah (1–5%), tetapi pada sapi, domba, dan babi berusia muda cukup tinggi (hingga 20%). Kematian tersebut dapat terjadi, bahkan sebelum munculnya lepuh, akibat [[miokarditis]] multifokal.<ref name=":0" /><ref name=":1" />{{sfn|OIE|2021a|p=3}}
 
== Penyebab ==
Baris 54 ⟶ 57:
 
=== Penularan ===
Pada populasi yang rentan, tingkat penyebaran penyakit ini mencapai 100%.<ref name=":1">{{Cite web|last=Belsham|first=Graham J.|last2=Botner|first2=Anette|date=Juli 2021|title=Foot-and-Mouth Disease in Animals|url=https://www.msdvetmanual.com/generalized-conditions/foot-and-mouth-disease/foot-and-mouth-disease-in-animals|website=MSD Veterinary Manual|access-date=8 Mei 2022|last3=Lohse|first3=Louise}}</ref> Sumber virus yakni [[sekresi]] dan [[ekskresi]] dari hewan terinfeksi (baik yang sedang dalam masa inkubasi maupun hewan yang telah menunjukkan tanda klinis). Partikel virus ditemukan pada udara yang dihembuskan hewan terinfeksi, [[air liur]], [[Susu|air susu]], [[urine]], tinja, [[Semen (reproduksi)|semen]], cairan dari vesikel, hingga cairan [[amnion]] dari janin domba teraborsi. Virus disebarkan ke lingkungan dalam jumlah tertinggi pada saat vesikel robek dan saat kemunculan sebagian besar tanda klinis. Ruminansia terinfeksi dapat menghembuskan 120 ribu dosis infeksius (TCID50) ke udara, sementara babi hingga 400 juta dosis infeksius per hari sehingga babi dinilai sebagai spesies penguat penularan penyakit.<ref name=":4" /> Produk hewan, seperti daging dan kulit, masih mengandung virus jika tidak diberi perlakuan teknis yang tepat. Setelah dikeluarkan dari tubuh hewan, virus dapat menempel ke berbagai benda, termasuk manusia, dan terbawa ke mana-mana. Air dan udara juga dapat menyebarkan virus ke lokasi lain.{{sfn|OIE|2021a|pp=1-2}} Secara berturut-turut risiko tertinggi sampai terendah dalam penularan PMK yakni kontak langsung dengan hewan terinfeksi, terpapar produk hewan yang mengandung virus, terpapar benda-benda terkontaminasi virus, dan terbawa angin.<ref name=":3" />
 
Virus PMK masuk ke dalam tubuh hewan peka melalui saluran pernapasan, pencernaan, atau melalui kulit dan [[membran mukosa]] yang terluka. Masuknya virus terjadi saat hewan peka mengalami kontak langsung dengan hewan terinfeksi (terutama melalui [[aerosol]]) atau dengan benda-benda terkontaminasi (seperti pakaian, sepatu, dan kendaraan). SalahUntuk satumenimbulkan infeksi, rute penularanpernapasan potensialmemerlukan yaitulebih ketikasedikit partikel virus dibandingkan rute oral. Hal ini berlaku untuk semua spesies hewan. Ruminansia lebih sering terinfeksi melalui rute pernapasan, sedangkan babi sering terinfeksi melalui rute oral ketika mereka diberi pakan sampah dapur (''swill'') yang mengandung partikel virus. Untuk terinfeksi melalui rute pernapasan, babi memerlukan sekitar 80 kali lebih banyak virus PMK dibandingkan ruminansia sehingga keberadaan virus di udara belum tentu mengakibatkan infeksi pada babi.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Alexandersen|first=S|last2=Zhang|first2=Z|last3=Donaldson|first3=A.I|last4=Garland|first4=A.J.M|date=2003|title=The Pathogenesis and Diagnosis of Foot-and-Mouth Disease|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0021997503000410|journal=Journal of Comparative Pathology|volume=129|issue=1|pages=1–36|doi=10.1016/S0021-9975(03)00041-0}}</ref> Anak sapi yang menyusu pada induknya serta [[inseminasi buatan]] menggunakan semen terkontaminasi juga menjadi rute transimisi penyakit.{{sfn|OIE|2021a|p=1}} <ref name=":3">{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Tiga: Infeksi, Ekskresi dan Transmisi|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25617/mod_resource/content/2/FMD%20Modul%20TIGA.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=9 September 2022}}</ref>
 
Penyakit mulut dan kuku tidak menular ke manusia. Meskipun demikian, manusia dapat membawa partikel virus dalam saluran pernapasannya selama 24–48 jam. Untuk mencegah tersebarnya virus, personel yang bekerja pada lembaga penelitian PMK perlu melakukan swakarantina selama 3–5 hari. Selama masa wabah penyakit, masa karantina ini dapat dipersingkat menjadi semalaman setelah personel tersebut mandi secara menyeluruh, berganti pakaian, dan menggunakan [[ekspektoran]].{{sfn|OIE|2021a|p=2}} Sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan pada 1997 menyatakan bahwa virus PMK telah diisolasi dari lebih dari 40 orang; serotipe O menjadi serotipe yang paling banyak diisolasi, yang diikuti oleh serotipe C, dan paling jarang serotipe A.<ref>{{Cite book|last=Bauer|first=K.|date=1997|url=http://link.springer.com/10.1007/978-3-7091-6534-8_9|title=Foot-and-mouth disease as zoonosis|location=Vienna|publisher=Springer Vienna|isbn=978-3-211-83014-7|editor-last=Kaaden|editor-first=Oskar-Rüger|pages=95–97|doi=10.1007/978-3-7091-6534-8_9|editor-last2=Czerny|editor-first2=Claus-Peter|editor-last3=Eichhorn|editor-first3=Werner}}</ref>
 
== Patogenesis ==
Setelah masuk ke dalam tubuh hewan, baik melalui saluran pernapasan maupun saluran pencernaan, virus akan bereplikasi di [[Sistem limfatik|jaringan limfoid]], terutama di saluran pernapasan bagian atas, dan kemudian masuk ke peredaran darah laluuntuk bersirkulasi selama 3–5 hari. Virus dapat dideteksi pada [[Faring|orofaring]] antara satu dan tiga hari sebelum masuk ke dalam darah dan sebelum kemunculan tanda klinis. Melalui aliran darah, virus kemudian tersebar dan bereplikasi di [[jaringan epitel]] predileksinya, seperti lidah, sela kuku, puting hewan betina, dan [[otot jantung]] pada hewan muda, sehingga terbentuk vesikel. Virus diekskresikan hewan terinfeksi sejak dua hari sebelum tanda klinis terlihat (virus pada susu dideteksi empat hari sebelum tanda klinis) dan ekskresi virus dalam jumlah besar berhenti pada 4–5 hari setelah vesikel muncul. Luka kulit biasanya sembuh dalam sepuluh hari, tetapi infeksi sekunder mengakibatkan hewan pulih lebih lama.<ref name=":2">{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul DuaEnam: PatogenesisMemperkirakan umur lesi |url=https://virtual-learning-center.fao.org/modpluginfile.php/resource25622/viewmod_resource/content/2/Modul%20Enam_%20Memperkirakan%20umur%20lesi.php?id=4347&forceview=1pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=8 September 2022}}</ref>
 
Pada hari pertama munculnya tanda klinis berupa lesi kulit, epitel memucat dan perlahan diisi oleh cairan. Vesikel pecah pada hari kedua dan terlihat lembaran epitel pada tepian lesi dengan batas yang jelas; dasar lesi berwarna merah. Pada hari ketiga, batas lesi mulai tidak jelas dan warna dasarnya menjadi merah pucat; deposisi [[fibrin]] mulai terjadi. Pada hari keempat, jaringan epitel mulai tumbuh kembali pada tepian lesi dan deposisi fibrin semakin meluas. Jaringan parut telah terbentuk pada hari ketujuh dan lesi biasanya telah sembuh pada hari kesepuluh, meskipun bekasnya masih terlihat sebagai area pucat. Meskipun umur lesi dapat diperkirakan, tetapi kecepatan penyembuhan lesi antarhewan bervariasi dan akurasi perkiraan umur lesi akan menurun. Lesi pada kambing dan domba cenderung lebih sulit diamati dibandingkan lesi pada sapi karena ukurannya lebih kecil. Selain itu, lesi kaki pada ruminansia kecil tersebut umumnya lebih ringan dan sering ditemukan di bagian pita koroner kaki. Pada babi, lesi kaki lebih sering diamati untuk menentukan umur lesi.<ref>{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Dua: Patogenesis|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25616/mod_resource/content/2/FMD%20Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=13 September 2022}}</ref><ref>{{Cite book|last=Department for Environment, Food and Rural Affairs|date=2005|url=http://adlib.everysite.co.uk/resources/000/099/192/ageing-lesions.pdf|title=Foot and Mouth Disease Ageing of Lesions|location=London|publisher=Department for Environment, Food and Rural Affairs|url-status=live|access-date=2022-09-13|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913013122/http://adlib.everysite.co.uk/resources/000/099/192/ageing-lesions.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Partikel virus masih ditemukan di daerah orofaring ruminansia sampai 28 hari pascainfeksi dan sekitar 50% ruminansia dapat mengalami infeksi persisten meskipun mereka telah memiliki kekebalan terhadap virus PMK. Hewan-hewan yang di orofaringnya masih ditemukan virus setelah 28 hari pascainfeksi disebut sebagai hewan pembawa penyakit. Kerbau afrika tercatat menjadi pembawa hingga selama lima tahun, sapi sampai tiga tahun, dan ruminansia kecil sampai sembilan bulan, sementara babi tidak dianggap sebagai pembawa virus yang persisten. Pada hewan-hewan pembawa, ekskresi virus bersifat intermiten (tidak tetap) dan jumlahnya menurun seiring dengan waktu. Meskipun demikian, secara [[Epidemiologi|epidemiologis]], peran hewan-hewan pembawa tersebut dalam menularkan penyakit dinilai tidak jelas, kecuali kerbau-afrika pembawa yang diduga berperan dalam wabah PMK di Zimbabwe pada tahun 1989 dan 1991.<ref name=":3" /><ref>{{Cite journal|last=Dawe|first=P.|last2=Flanagan|first2=F.|last3=Madekurozwa|first3=R.|last4=Sorensen|first4=K.|last5=Anderson|first5=E.|last6=Foggin|first6=C.|last7=Ferris|first7=N.|last8=Knowles|first8=N.|date=1994|title=Natural transmission of foot-and-mouth disease virus from African buffalo (Syncerus caffer) to cattle in a wildlife area of Zimbabwe|url=https://veterinaryrecord.bmj.com/lookup/doi/10.1136/vr.134.10.230|journal=Veterinary Record|volume=134|issue=10|pages=230–232|doi=10.1136/vr.134.10.230|issn=0042-4900}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Diagnosis ==
Baris 68 ⟶ 75:
 
=== Pengujian laboratorium ===
Cairan dari vesikel dan epitel merupakan spesimen yang baik untuk mendeteksi keberadaan [[antigen]] dan [[genom]] virus PMK. Cairan [[esofagus]]-[[faring]] (dapat diambil melalui usapan atau dengan cangkir probang) serta darah (pada fase viremia pada awal infeksi) merupakan alternatif lainnya. Spesimen pada pemeriksaan pascamati dapat berupa otot jantung, [[Amandel|tonsil]], kelenjar getah bening preskapularis, [[kelenjar tiroid]], [[kelenjar adrenal]], ginjal, dan lesi-lesi lainnya.<ref>{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Tujuh: Pengambilan Sampel Diagnostik |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25585/mod_resource/content/2/Modul%20Tujuh_%20Pengambilan%20Sampel%20Diagnostik.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=13 September 2022}}</ref> Identifikasi agen dilakukan dengan [[reaksi berantai polimerase transkripsi-balik]] (RT-PCR), isolasi virus, deteksi antigen dengan [[ELISA]], atau [[uji fiksasi komplemen]] (CFT). Perangkat berbasis [[uji aliran lateral]] dapat digunakan sebagai [[tes diagnostik cepat]], tetapi metode ini tidak direkomendasikan oleh [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH). Di sisi lain, uji [[Serologi|serologis]] dilakukan dengan [[uji netralisasi virus]] dan ELISA.{{sfn|OIE|2021a|pp=4-5}} Antibodi mulai dapat dideteksi oleh ELISA pada 3–5 hari setelah kemunculan tanda klinis dan berada dalam konsentrasi tinggi pada 5–9 hari setelah kemunculan tanda klinis.<ref name=":2" /> Ruminansia memiliki titer antibodi yang dapat dideteksi hingga beberapa tahun pascainfeksi, sedangkan antibodi pada babi hanya dapat dideteksi setelah beberapa bulan. Tubuh hewan terinfeksi membentuk antibodi baik terhadap protein struktural (SP; protein pada [[kapsid]] virus) maupun protein nonstruktural (NSP; protein yang terlibat dalam [[Replikasi virus|replikasi]]).<ref name=":3" /> Sementara itu, hewan yang divaksin—dengan vaksin terpurifikasi tanpa NSP—hanya membentuk antibodi terhadap SP dan tidak menghasilkan antibodi terhadap NSP. Kedua tipe antibodi tersebut dapat dibedakan oleh ELISA sehingga uji ini dapat digunakan membedakan hewan yang terinfeksi alami atau hewan yang telah divaksin. Jika ELISA NSP menunjukkan hasil seropositif terhadap spesimen serum seekor hewan, artinya hewan tersebut pernah terinfeksi secara alami.<ref name=":5">{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Delapan: Prosedur Diagnostik Laboratorium |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25627/mod_resource/content/2/Modul%20Delapan_%20Prosedur%20Diagnostik%20Laboratorium.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=13 September 2022}}</ref><ref>{{Cite book|last=Doel|first=T.R.|date=2005|url=http://link.springer.com/10.1007/3-540-27109-0_5|title=Natural and Vaccine Induced Immunity to FMD|location=Berlin/Heidelberg|publisher=Springer-Verlag|isbn=978-3-540-22419-8|editor-last=Mahy|editor-first=Brian W.J.|volume=288|pages=103–131|doi=10.1007/3-540-27109-0_5|url-status=live}}</ref>
[[Jaringan epitel|Epitel]] atau cairan dari vesikel, baik yang belum robek atau sudah robek, merupakan spesimen yang baik untuk mendiagnosis penyakit ini. Darah atau cairan esofagus-faringeal merupakan alternatif lainnya. Identifikasi agen dilakukan dengan [[reaksi berantai polimerase transkripsi-balik]] (RT-PCR), isolasi virus, deteksi antigen dengan [[ELISA]], atau [[uji fiksasi komplemen]] (CFT). Sementara itu, uji [[Serologi|serologis]] dilakukan dengan [[uji netralisasi virus]] dan ELISA.{{sfn|OIE|2021a|pp=4-5}} Antibodi mulai dapat dideteksi oleh ELISA pada 3–5 hari setelah kemunculan tanda klinis dan berada dalam konsentrasi tinggi pada 5–9 hari setelah kemunculan tanda klinis.<ref name=":2" />
 
[[Pengurutan DNA|Pengurutan genom]] digunakan untuk mengetahui galur virus, yang terutama dilakukan terhadap bagian VP1 dari genom virus. Metode ini umumnya dilakukan untuk mengetahui pergerakan global virus secara spasial dan temporal serta untuk mengetahui kecocokan vaksin dengan galur virus yang beredar di suatu wilayah.<ref name=":5" />
== Pencegahan ==
 
== Pencegahan dan penanganan ==
=== Vaksinasi ===
Pemberian [[vaksin]] dapat melindungi hewan dari infeksi virus PMK. Namun, perlindungan vaksin terhadap salah satu serotipe virus tidak melindungi dari serotipe lainnya. Oleh karena itu, serotipe (dan galur) virus PMK yang terdapat di suatu wilayah perlu diketahui sebelum vaksinasi diterapkan di wilayah tersebut. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif. Vaksin aktif yang mengandung virus-yang-dilemahkan tidak diperbolehkan karena ada kemungkinan timbulnya [[virulensi]] dan penggunaan vaksin aktif dapat menyulitkan deteksi infeksi virus pada hewan yang telah divaksin.{{sfn|OIE|2021a|pp=5-6}} <!--Selain dari hewan hidup, daging dan produk sampingan lainnya dapat membawa virus. Sebagai manajemen risiko untuk meminimalkan risiko penularan dari daging, [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (OIE) merekomendasikan sejumlah perlakuan pada karkas, yaitu tanpa tulang, tanpa kelenjar getah bening, telah dilayukan selama minimum 24 jam pada temperatur di atas 2 °C, dan memiliki pH di bawah 6 jika diukur pada pertengahan kedua otot ''longissimus dorsi''.{{sfn|OIE|2021b|p=11}} -->
 
Vaksinasi dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi jika hewan terpapar virus, munculnya tanda klinis dan dampak penyakit pada hewan terinfeksi, serta mengurangi jumlah virus yang diluruhkan hewan terinfeksi. Walaupun telah divaksin, seekor hewan masih bisa menderita PMK secara subklinis. Vaksin PMK diberikan dengan dua dosis primer. Dosis pertama dan kedua berjarak 3-4 pekan. Pada anak hewan, vaksinasi diberikan pada saat antibodi maternal sudah turun, yaitu mulai sekitar umur dua bulan pada babi dan empat bulan pada sapi. Tingkat kekebalan yang diberikan oleh vaksin bergantung pada potensi vaksin, kecocokan antigenik antara galur vaksin dan galur lapangan, serta jadwal vaksinasi. Pada umumnya, kekebalan yang diinduksi oleh vaksin berdurasi tidak lebih dari enam bulan sehingga di negara endemis, diperlukan pemberian vaksinasi penguat.<ref>{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Enam Belas: Fitur-fitur Kunci Vaksin PMK|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25596/mod_resource/content/2/Modul%20Enam%20Belas_%20Fitur-fitur%20Kunci%20Vaksin%20PMK.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=16 September 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Doel|first=T.R|date=2003|title=FMD vaccines|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0168170202002617|journal=Virus Research|volume=91|issue=1|pages=81–99|doi=10.1016/S0168-1702(02)00261-7}}</ref> <!--Selain dari hewan hidup, daging dan produk sampingan lainnya dapat membawa virus. Sebagai manajemen risiko untuk meminimalkan risiko penularan dari daging, [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (OIE) merekomendasikan sejumlah perlakuan pada karkas, yaitu tanpa tulang, tanpa kelenjar getah bening, telah dilayukan selama minimum 24 jam pada temperatur di atas 2 °C, dan memiliki pH di bawah 6 jika diukur pada pertengahan kedua otot ''longissimus dorsi''.{{sfn|OIE|2021b|p=11}} -->
== Penanganan ==
 
=== Disinfeksi ===
Baris 80 ⟶ 89:
 
=== Pengobatan ===
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hewan yang menderita PMK. Meskipun demikian, [[Pengobatan simtomatik|terapi suportif]] diberikan di negara yang endemik.<ref name=":1" /> [[Antipiretik]] dan [[analgesik]] digunakan untuk mengurangi demam dan rasa nyeri, sedangkan [[antiseptik]] topikal dapat dipakai untuk mencegah infeksi sekunder di bagian kaki. [[Antibiotik]] hanya digunakan untuk mengobati infeksi sekunder dan bukan sebagai pencegahan.<ref>{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Lima: Diagnosis Klinis|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25621/mod_resource/content/2/Modul%20Lima_%20Diagnosis%20Klinis%20%20%20%20.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=9 September 2022}}</ref>
 
== Persebaran ==
Penyakit mulut dan kuku merupakan salah satu penyakit hewan yang statusnya di suatu negara ditetapkan secara resmi oleh [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH). Terdapat empat status bebas PMK, yaitu (1) negara bebas PMK tanpa menerapkan vaksinasi; (2) negara bebas PMK dengan menerapkan vaksinasi; (3) negara dengan zona bebas PMK tanpa menerapkan vaksinasi; dan (4) negara dengan zona bebas PMK dengan menerapkan vaksinasi.<ref>{{Cite web|title=Foot and mouth disease: Map of FMD official status|url=https://www.woah.org/en/disease/foot-and-mouth-disease/#ui-id-2|website=World Organisation for Animal Health|access-date=8 September 2022}}</ref> [[Amerika Utara]], [[Amerika Tengah]], [[Eropa Barat]] [[Daratan Eropa|kontinental]], [[Australia]], dan [[Selandia Baru]] secara umum bebas dari PMK. Penyakit ini bersifat endemis di beberapa bagian [[Asia]] serta sebagian besar [[Afrika]] dan [[Timur Tengah]].<ref>{{Cite web|title=Foot and mouth disease: Geographical distribution|url=https://www.woah.org/en/disease/foot-and-mouth-disease/|website=World Organisation for Animal Health|access-date=8 September 2022}}</ref> [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO), khususnya [[Komisi Eropa]] untuk Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (EuFMD), setiap tiga bulan menerbitkan laporan situasi global PMK.<ref>{{Cite web|title=Quarterly Reports|url=https://www.fao.org/eufmd/resources/reports/gmr/en/|website=Food and Agriculture Organization of the United Nations|access-date=8 September 2022}}</ref>
 
=== IndonesiaDampak ===
[[Berkas:Note Foot and mouth Botswana border.jpg|jmpl|Papan peringatan PMK di perbatasan [[Botswana]]]]
Di Indonesia, PMK pertama kali dilaporkan kasusnya di Malang pada tahun 1887 akibat impor sapi dari Belanda. Penyakit ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi; beberapa kali mengakibatkan wabah.
Selain menimbulkan kerugian ekonomi secara langsung karena kematian hewan, berkurangnya produksi susu, dan menurunnya tingkat pertumbuhan hewan,<ref>{{Cite journal|last=Bayissa|first=Berecha|last2=Ayelet|first2=Gelagay|last3=Kyule|first3=Moses|last4=Jibril|first4=Yasmin|last5=Gelaye|first5=Esayas|date=2011|title=Study on seroprevalence, risk factors, and economic impact of foot-and-mouth disease in Borena pastoral and agro-pastoral system, southern Ethiopia|url=https://doi.org/10.1007/s11250-010-9728-6|journal=Tropical Animal Health and Production|volume=43|issue=4|pages=759–766|doi=10.1007/s11250-010-9728-6|issn=1573-7438}}</ref> wabah PMK juga memengaruhi perekonomian secara tidak langsung karena pengendalian penyakit juga memerlukan biaya. Karena PMK mudah menyebar, suatu negara yang dinyatakan tertular PMK akan mengalami hambatan dalam perdagangan internasional, terutama dalam perdagangan hewan dan produk hewan yang dapat membawa virus PMK. Wabah PMK juga memengaruhi kondisi sosioekonomi orang-orang yang terdampak oleh pembatasan lalu lintas hewan dan produk hewan.<ref>{{Cite journal|last=Knight-Jones|first=T.J.D.|last2=Rushton|first2=J.|date=2013|title=The economic impacts of foot and mouth disease – What are they, how big are they and where do they occur?|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0167587713002390|journal=Preventive Veterinary Medicine|volume=112|issue=3-4|pages=161–173|doi=10.1016/j.prevetmed.2013.07.013|pmc=PMC3989032|pmid=23958457}}</ref> Saat PMK mewabah di [[Britania Raya]] pada 2001, sekitar 6,2 juta hewan dipotong untuk mencegah penularan virus. Wabah di Jepang pada 2010 mengakibatkan 290 ribu hewan terpaksa dipotong, sementara di Korea Selatan sebanyak 3,47 juta hewan dipotong pada 2010 hingga 2011.<ref>{{Cite journal|last=Knight-Jones|first=T.J.D.|last2=Rushton|first2=J.|date=2013|title=The economic impacts of foot and mouth disease – What are they, how big are they and where do they occur?|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0167587713002390|journal=Preventive Veterinary Medicine|volume=112|issue=3-4|pages=161–173|doi=10.1016/j.prevetmed.2013.07.013|pmc=PMC3989032|pmid=23958457}}</ref> Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2013 menyatakan bahwa secara global, kerugian ekonomi akibat penurunan produksi dan biaya vaksinasi PMK yaitu sebesar 6,5 hingga 21 miliar dolar setiap tahun.<ref>{{Cite journal|last=Knight-Jones|first=T.J.D.|last2=Rushton|first2=J.|date=2013|title=The economic impacts of foot and mouth disease – What are they, how big are they and where do they occur?|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167587713002390|journal=Preventive Veterinary Medicine|volume=112|issue=3|pages=161–173|doi=10.1016/j.prevetmed.2013.07.013|issn=0167-5877}}</ref>
Program vaksinasi massal dimulai pada tahun 1974 sehingga pada periode 1980–1982 tidak ada lagi kasus PMK. Wabah PMK kembali terjadi di [[Blora]], Jawa Tengah pada 1983. Namun, wabah ini dapat dikendalikan dengan vaksinasi. Indonesia mendeklarasikan diri bebas dari PMK pada 1986. Status bebas ini diakui secara internasional oleh OIE pada tahun 1990.<ref>{{cite web|title=Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)|url=http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/18/|archive-url=https://web.archive.org/web/20071021034320/http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/18/|archive-date=21 Oktober 2007|website=Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian}}</ref>{{sfn|Dirkeswan|2022|p=1}}<ref>{{Cite journal|last=Adjid|first=R.M.A.|date=2020|title=Penyakit Mulut dan Kuku: Penyakit Hewan Eksotik yang Harus Diwaspadai Masuknya ke Indonesia|url=http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/view/2490|journal=Wartazoa|volume=30|issue=2|pages=61|doi=10.14334/wartazoa.v30i2.2490|issn=2354-6832}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Pada bulan Mei 2022, wabah PMK dilaporkan di Jawa Timur. Sebanyak 1.247 ternak di Kabupaten [[Kabupaten Gresik|Gresik]], [[Kabupaten Lamongan|Lamongan]], [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]], dan [[Kabupaten Mojokerto|Mojokerto]] terserang penyakit ini.<ref>{{Cite web|date=6 Mei 2022|title=1.247 Ternak Sapi di Jatim Kena Wabah PMK, Kementan Terjunkan Tim dan Uji Lab|url=https://kumparan.com/kumparanbisnis/1-247-ternak-sapi-di-jatim-kena-wabah-pmk-kementan-terjunkan-tim-dan-uji-lab-1y1JqC65uFy|website=Kumparan|access-date=6 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|date=6 Mei 2022|title=Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Menyerang 1.247 Ternak di Jawa Timur|url=https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/05/06/wabah-penyakit-mulut-dan-kuku-menyerang-1247-ternak-di-jawa-timur|website=Kompas|access-date=6 Mei 2022}}</ref>
* [[Penyakit mulut dan kuku di Indonesia]]
 
== DampakCatatan ==
{{notelist}}
Selain menimbulkan kerugian ekonomi secara langsung karena kematian hewan, berkurangnya produksi susu, dan menurunnya tingkat pertumbuhan hewan,<ref>{{Cite journal|last=Bayissa|first=Berecha|last2=Ayelet|first2=Gelagay|last3=Kyule|first3=Moses|last4=Jibril|first4=Yasmin|last5=Gelaye|first5=Esayas|date=2011|title=Study on seroprevalence, risk factors, and economic impact of foot-and-mouth disease in Borena pastoral and agro-pastoral system, southern Ethiopia|url=https://doi.org/10.1007/s11250-010-9728-6|journal=Tropical Animal Health and Production|volume=43|issue=4|pages=759–766|doi=10.1007/s11250-010-9728-6|issn=1573-7438}}</ref> wabah PMK juga memengaruhi perekonomian secara tidak langsung karena pengendalian penyakit juga memerlukan biaya. Karena PMK mudah menyebar, suatu negara yang dinyatakan tertular PMK akan mengalami hambatan dalam perdagangan internasional, terutama dalam perdagangan hewan dan produk hewan yang dapat membawa virus PMK. Wabah PMK juga memengaruhi kondisi sosioekonomi orang-orang yang terdampak oleh pembatasan lalu lintas hewan dan produk hewan. Saat PMK mewabah di [[Britania Raya]] pada 2001, sekitar 6,2 juta hewan dipotong untuk mencegah penularan virus. Wabah di Jepang pada 2010 mengakibatkan 290 ribu hewan terpaksa dipotong, sementara di Korea Selatan sebanyak 3,47 juta hewan dipotong pada 2010 hingga 2011.<ref>{{Cite journal|last=Knight-Jones|first=T.J.D.|last2=Rushton|first2=J.|date=2013|title=The economic impacts of foot and mouth disease – What are they, how big are they and where do they occur?|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0167587713002390|journal=Preventive Veterinary Medicine|volume=112|issue=3-4|pages=161–173|doi=10.1016/j.prevetmed.2013.07.013|pmc=PMC3989032|pmid=23958457}}</ref> Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2013 menyatakan bahwa secara global, kerugian ekonomi akibat penurunan produksi dan biaya vaksinasi PMK yaitu sebesar 6,5 hingga 21 miliar dolar setiap tahun.<ref>{{Cite journal|last=Knight-Jones|first=T.J.D.|last2=Rushton|first2=J.|date=2013|title=The economic impacts of foot and mouth disease – What are they, how big are they and where do they occur?|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167587713002390|journal=Preventive Veterinary Medicine|volume=112|issue=3|pages=161–173|doi=10.1016/j.prevetmed.2013.07.013|issn=0167-5877}}</ref>
 
== Catatan kakiReferensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|30em}}
 
=== Daftar pustaka ===
{{refbegin|30em}}
* {{citation|last=Direktorat Kesehatan Hewan|year=2022|url=https://drive.google.com/file/d/1JT7sE5xx7m6WGfk56tV6CLBZV_Hj242E/view?usp=sharing|title=Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia Seri Penyakit Mulut dan Kuku|edition=3.1|location=Jakarta|publisher=Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.|ref={{sfnRef|Dirkeswan|2022}}}}
Baris 106 ⟶ 117:
{{refend}}
 
=== Bacaan lanjutan ===
{{refbegin}}
* {{Cite journal|last=Alexandersen|first=S|last2=Zhang|first2=Z|last3=Donaldson|first3=A.I|last4=Garland|first4=A.J.M|date=2003|title=The Pathogenesis and Diagnosis of Foot-and-Mouth Disease|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0021997503000410|journal=Journal of Comparative Pathology|volume=129|issue=1|pages=1–36|doi=10.1016/S0021-9975(03)00041-0}}
* {{cite book|last1=Ferrari|first1=G.|last2=Paton|first2=D.|last3=Duffy|first3=S.|last4=Bartels|first4=C.|last5=Knight-Jones|first5=T.|editor-last1=Metwally|editor-first1=S.|editor-last2=Münstermann|editor-first2=S.|year=2016|title=Foot and Mouth Disease Vaccination and Post-Vaccination Monitoring|url=https://www.fao.org/3/i5975e/i5975e.pdf|location=Roma|publisher=Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia}}
* {{cite book|last=Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2012|title=The Global Foot and Mouth Disease Control Strategy: Strengthening Animal Health Systems Through Improved Control of Major Diseases|url=https://www.fao.org/3/an390e/an390e.pdf|location=Roma|publisher=Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia}}
* {{cite book|last=Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2018|title=The Progressive Control Pathway for Foot and Mouth Disease control (PCP-FMD) Principles, Stage Descriptions and Standards|url=https://www.fao.org/3/CA1331EN/ca1331en.pdf|location=Roma|publisher=Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia}}
{{refend}}
 
{{Penyakit hewan menular strategis}}
{{Hama dan penyakit hewan karantina}}
 
[[Kategori:Penyakit hewansapi]]
[[Kategori:Penyakit babi]]
[[Kategori:Penyakit kambing]]
[[Kategori:Penyakit domba]]