Sidayu, Gresik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tempat lain|Sidayu}}
{{kecamatan|nama=Sidayu
|dati2 = Kabupaten
Baris 7 ⟶ 8:
|kelurahan = 21 desa/kelurahan
|provinsi = Jawa Timur}}
[[Berkas:Senja di Ujung Timur.jpg|jmpl|Senja di Sidayu]]
'''Sidayu''' adalah sebuah [[Kecamatan]] di [[Kabupaten Gresik]], [[provinsi]] [[Jawa Timur]], Indonesia.
Baris 23 ⟶ 24:
Nama-nama bupati yang pernah memerintah di kabupaten Sidayu adalah sebagai berikut:
Namun, sejarah Kadipaten Sedayu mencatat nama harum adipati ke-8, yaitu [[Kanjeng Sepuh Sedayu]]. Kanjeng Sepuh dianggap sebagai aulia dan pemimpin besar Kadipaten Sedayu yang layak mendapatkan penghormatan.
Kanjeng Sepuh tersohor lantaran dia adalah seorang bupati yang ulama atau ulama yang menjadi seorang bupati. Dia sangat dicintai masyarakatnya karena dia sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya terutama kawula alit. Kecintaan itu hingga kini tidak luntur. Hal ini dibuktikan diantaranya dengan diabadikannya nama dia sebagai nama Majid Besar Sidayu dan nama Lembaga Pendikan terbesar di kecamatan Sidayu yaitu Taman Pendidikan Kanjeng Sepuh atau lebih dikenal dengan singkatan TPKS.
Pada masa hidupnya dia mempunyai kegemaran memelihara kuda baik sebagai kuda tunggangan maupun kuda penarik kereta. Suatu saat dia mendengar bahwa di Ujungpangkah ada seorang yang mempunyai kuda yang bagus. Orang itu bernama Jayeng Katon. Dia ingin sekali mendatanginya untuk berguru cara merawat kuda. Dia terkagum-kagum melihat kuda Jayeng Katon. Kuda itu badannya tinggi, tubuhnya ramping, kulitnya hitam, bulunya mengkilat.
Kuda itu diberi nama kuda Sembrani. Kuda iyu sangat penurut kepada majikannya. Meskipun tan ada seutas tali yang mengikatnya, kuda tidak mau pergi meninggalkan tempatnya. Kuda pintar sekali terhadap bahasa isyarat yang diberikan oleh majikannya. Kuda itu menuruti segala perintah tuannya.
Kanjeng Sepuh sangat takjub dan tertarik terhadap kuda itu. Dia ingin sekali mempunyai kuda-kuda seperti kuda yang dimiliki Jayeng Katon. Dia lebih takjub lagi kepada pemilik kuda itu. Jayeng Katon ternyata seorang ulama yang alim, bersahaja, dan memiliki ilmu kanoragan yang tinggi. Jayeng Katon juga sebagai pemangku pondok Ujungpangkah Dia bisa mengukur kedalam ilmu seseorang karena dia sendiri seorang ulama.
Kanjeng Sepuh mengirimkan kuda-kuda dia ke Ujungpangkah untuk dirawatkan kepada Jayeng Katon. Kuda-kuda itu ditempatkan di sebuah tanah lapang sekitar enam ratus meter ke timur dari pondok Ujungpangkah atau rumah Jayeng Katon. Kuda-kuda itu dibiarkan bebas di tanah lapang itu.
Jayeng Katon menyediakan tempat berteduh kuda-kuda itu secara terbuka. Tidak ada pagar atau batas. Namun, kuda-kuda itu tidak meninggalkan area tanah lapang tempat merumput. Tempat itu dikenal dengan nama Monok karena di tempat itu banyak penekan atau tumpukan kotoran kuda. Di bagian selatan tanah lapang itu disediakan jambangan atau bejana yang selalu penuh diisi air untuk tempat minum kuda-kuda Kanjeng Sepuh. Tempat itu dikenal dengan sebutan Jambangan.
Suatu ketika, Kanjeng Sepuh bersilaturrahim ke Pondok Ujungpangkah yang diasuh oleh Jayeng Katon sambil ingin melihat-melihat kuda-kuda yang telah dititipkan. Dia sangat senang melihat kuda-kuda dia. Dia tidak menyangka kuda-kuda itu berubah
Baris 51 ⟶ 52:
Dia juga dekat dengan rakyat. Diam-diam, di malam hari, dia berkeliling ke seluruh wilayah kadipaten, yang meliputi Sedayu, [[Lamongan]], [[Babat]], hingga [[Jombang]], untuk melihat keseharian dan problem masyarakatnya. Itu seperti yang dilakukan Amirul Mukminin [[Khalifah]] [[Umar bin Khattab]]. (Gus Amrullah dan H. A. Khoiruzzaman/Ketua Remaja Masjid Kanjeng Sepuh Sedayu).
Berbagai peninggalan sejarah Sidayu telah mendapatkan perhatian [[Dinas Purbakala Trowulan]]. Namun, yang terawat baru kompleks masjid dan makam. Sisa bangunan lain berupa situs. Status pertanahan sisa-sisa sejarah itu kini belum tersentuh. Salah satunya, reruntuhan asli bekas bangunan [[masjid]] di Desa [[Mriyunan, Sidayu, Gresik|Mriyunan]], [[Sumur Dhahar]] di Desa [[Golokan, Sidayu, Gresik|Golokan]], dan Telaga Rambit di Desa [[Purwodadi, Sidayu, Gresik|Purwodadi]] yang
Puing reruntuhan bangunan masjid tersebut kini terletak di dalam kompleks SMPN Negeri I dan III Sidayu. Kondisinya memprihatinkan. Sama sekali tidak ampak ada upaya pemeliharaan dari Pemkab Gresik. Sekadar identitas bangunan bersejarah pun tidak ada. Bahkan, sebagian bekas puing bisa ditemukan di kandang ayam.
Baris 67 ⟶ 68:
Termasuk yang kerap muncul di layar televisi jualan rumah mewah… Agung Sedayu Grup. Sejatinya kalau nama Agung Sedayu sendiri adalah nama tokoh protagonist dalam serial silat Api di Bukit Menoreh’’ karya SH Mintarja.
Persamaan lain yang merujuk tempat, nama Sedayu merupakan
Kembali kepada dualisme penyebutan Sedayu dan Sidayu. Keduanya sama-sama dipakai dan resmi. Sehingga nama pemimpin paling popular Kanjeng Sepuh Sedayu menggunakan nama Sedayu, bukan Sidayu. Pun demikian dengan penyebutan Kadipaten Sedayu masa lalu, denga Sedayu, bukan Sidayu.
Baris 74 ⟶ 75:
== Letak Geografis ==
Dengan luas wilayah 47,13 Km2. Terdiri dari tanah sawah 1,069,610 Ha, pekarangan/ halaman 171,020 Ha, tegal/ kebun 1,153,720 Ha, tambak 1,439,310 Ha, dan lainya 879,740 Ha. Ketinggian daerah kurang lebih sekitar 7 meter
Kecamatan Sidayu berbatasan langsung dengan [[Ujung Pangkah, Gresik|Kecamatan Ujung Pangkah]] di sebelah utara. [[Bungah, Gresik|Kecamatan Bungah]] di sebelah selatan. [[Dukun, Gresik|Kecamatan Dukun]] dan [[Panceng, Gresik|Kecamatan Panceng]] di sebelah barat. Serta dengan [[Selat Madura]] di sebelah timur. [[Ibukota]] [[Kecamatan Sidayu]] ditetapkan di beberapa desa yang masuk kawasan ibu kota kecamatan, yaitu desa [[Kauman, Sidayu, Gresik|Kauman]], [[Pengulu, Sidayu, Gresik|Pengulu]], [[Mriyunan, Sidayu, Gresik|Mriyunan]], [[Asempapak, Sidayu, Gresik|Asempapak]], [[Raci Tengah, Sidayu, Gresik|Raci Tengah]], [[Bunderan, Sidayu, Gresik|Bunderan]], [[Purwodadi, Sidayu, Gresik|Purwodadi]], [[sedagaran, Sidayu, Gresik|Sedagaran]], [[Sidomulyo, Sidayu, Gresik|Sidomulyo]].
Baris 89 ⟶ 90:
=== Lembaga Pendidikan ===
* Taman Pendidikan Nurul Huda (TPNH) di desa [[
* Perguruan [[Muhammadiyah]]. Menyelenggaran pendidikan TK, TPA, MI, SD, SDLB, SMP, SMPLB, MTs, MA, SMA dan SMALB.
* Taman Pendidikan Kanjeng Sepuh (TPKS). Menyelenggarakan pendidikan TK, TPA, MI, SD, MTs, MA, dan SMA.
* Yayasan Pendidikan Islamiyah (YPI). Menyelenggarakan pendidikan TK, TPA, dan MI.
* Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ummah di desa [[
* Yayasan lain yang tersebar diseluruh Kecamatan Sidayu.
* Dan [[Lembaga Lembaga Swasta]] Lainnya yang tersebar di hampir semua daerah.
=== Lembaga Pendidikan Negeri ===
* [[Sekolah Dasar]] Negeri (SD Negeri) hampir terdapat disetiap desa di Sidayu.
* [[Sekolah Menengah Pertama]] Negeri (SMP Negeri) terdiri dari SMPN 1 Sidayu di Mriyunan, SMPN 2 Sidayu di Wadeng, SMPN 3 Sidayu di Mriyunan dan SMPN 4 Sidayu di Lasem.
* [[Sekolah Menengah Atas]] Negeri I Sidayu (SMA Negeri 1 Sidayu) di Ngawen.
Baris 107 ⟶ 108:
* Yayasan Pondok Pesantren Qiyaumul Manar. Menyelanggarakan pendidikan Hifdzul Qur'an dan Madrasah Diniyyah di Sidomulyo.
* Yayasan Ma'had al-Bayyinah. Menyelanggarakan pendidikan Madrasah Diniyyah di Sedagaran.
* Yayasan Ma'had al-Furqon. Menyelanggarakan pendidikan
* Yayasan Ma'had Muhammadiyah Al Hikmah di jl.KH Munawwar Pengulu Sidayu
* Pondok Pesantren Ta'lim & Tahfidh Al-Qur'an "AL-MUNAWWAR" Jl. K.H. Munawwar 12 Kauman, Sidayu, Gresik 61153
Baris 119 ⟶ 120:
== Penduduk ==
Jumlah penduduk Sidayu perTahun 2010 adalah 37.871 jiwa dengan perbandingan laki-laki 18.832 dan perempuan 19.039. Yang menjadikan penduduk Sidayu merupakan yang terkecil kedua di Kabupaten Gresik setelah Kecamatan Tambak di pulau Bawean.
=== Suku Bangsa ===
[[Suku Jawa]] adalah suku bangsa mayoritas di Sidayu. hampir semua warga sidayu adalah suku jawa.. Dalam akhir dekade ini banyak juga warga pendatang dari wilayah lain yang tinggal di Sidayu.
Sebagai pusat pendidikan di [[Gresik Utara]], Sidayu juga menjadi tempat tinggal para santri dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia. Karena Sidayu memiliki beberapa [[ma'had]] yang menjadi rujukan
Baris 128 ⟶ 129:
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Sidayu. Mengingat Sidayu merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam awal di tanah Jawa.
Agama Islam dapat dikatakan sebagai agama tunggal di Sidayu, mengingat hampir seratus persen penduduknya memeluk Agama Islam. Dan kebanyakan dari mereka berafiliasi pada organisasi sosial-keagamaan
=== Bahasa ===
Sidayu memiliki dialek khas [[Gresik Utara]] yang hampir mirip dengan Bahasa Jawa Surabaya yang dikenal dengan Boso Suroboyoan meskipun sejatinya memiliki perbedaan yang mencolok, di samping itu setiap desa yang ada diwilayah Kecamatan Sidayu memiliki Dialeknya masing-masing yang cukup terlihat, hal ini memungkinkan bahwa dahulu banyak para pendatang yang menetap dan membentuk komunitas-komunitas yang sekarang telah melebur dan membawa sebagian pengaruh bahasa dari daerahnya dahulu. Dialek jawa Suroboyoan dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, termasuk Gresik, Sidoarjo, malang dan Mojokerto. Serta memiliki pengaruh di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Dan juga mengenal ragam tingkatan bahasa seperti [[Bahasa Jawa]] standar pada umumnya, meskipun ada banyak juga yang pandai dalam menggunakan unggah ungguh bahasa.
== Kuliner ==
Makanan khas Sidayu adalah [[Sego Rawon]], [[Sego Jagung Lodeh Ikan Asin]], [[Sego Bebek]],[[Tempe Penyet]], [[Sego Bali Bandeng]], [[Otak-otak Bandeng]] dan [[Kelo Bandeng]]. Selain itu ada pula
== Pariwisata ==
Sejumlah pariwisata andalan di [[Sidayu]] adalah:
* Wisata Religi [[Makam Kanjeng Sepuh]] di Desa Kauman.
* [[Makam Ki Joko Bodo]] di Makam Islam ceret Desa Srowo,
* Wisata Bahari [[Bengawan Solo]] di Desa [[Randuboto, Sidayu, Gresik|Randuboto]].
* Wisata Sejarah [[Telaga Rambit]] di Desa Purwodadi.
* Situs Peninggalan Masjid Sidayu di Desa Mriyunan.
Baris 152 ⟶ 153:
{{Sidayu, Gresik}}
{{Kabupaten Gresik}}
{{Authority control}}
|