Jalan Pangeran Jayakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Commonscat |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[
'''Jalan Pangeran Jayakarta''',
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gedenkteken voor de verrader Piter Erberfelt aan de Jacatraweg te Batavia. TMnr 60005480.jpg|thumb|Foto Monumen Pieter Erberveld di tahun 1885]]▼
Sebelah utara jalan ini berbatasan dengan dinding dalam kota. Selama masa [[VOC]], dibangun sebuah benteng yang sekarang berada di ujung timur Jl. Dr. Suratmo, bernama [[Benteng Jacatra]].<ref name="jacatra"/> Di utara jalan terdapat [[Halte Transjakarta Pangeran Jayakarta]], tepat di seberangnya, teretak [[GPIB Sion Jakarta]], sebuah gereja tua peninggalan Portugis yang masih ada sampai sekarang. Di sebelah selatan gereja ini berdiri [[Pieter Erberveld|Monumen Pieter Erberveld]].
[[File:Pieter Eberveld.JPG|thumb|[[Litografi]] Monumen Pieter Erberveld di tahun 1888-1889 oleh [[Josias Cornelis Rappard]]]]▼
Pada awal abad ke-18, penduduk yang tinggal di luar dinding kota yang terkena wabah malaria pindah ke lingkungan Jacatraweg yang diduga lebih sehat. Pada waktu itu wilayah ini menjadi pemukiman elit dengan kebun-kebun luas. Namun ketika wilayah ini menjadi kurang sehat, para penghuninya pindah ke [[Molenvliet]] dan rumah-rumah lama dibiarkan runtuh (1835). Tidak jauh dari Jacatraweg, mengalir [[Sungai Ciliwung]] yang di pinggirnya berderet gedung-gedung bergaya Belanda dengan pekarangan berpagar dalam gaya barok. Di belakang gedung di tepian sungai dibuat tempat-tempat pemandian dan pangkalan-pangkalan perahu. Di antara tepian sungai dengan gedung dibuat taman yang terpelihara dengan baik, sehingga pemandangan makin indah. Ada suatu kebiasaan bagi penghuni Jacatraweg untuk berkunjung dengan tetangga menggunakan orembasi, yaitu sejenis perahu-perahu kecil yang didayung oleh budak-budak belian▼
== Sejarah ==
▲Pada awal abad ke-18, penduduk yang tinggal di luar dinding kota yang terkena wabah malaria pindah ke lingkungan Jacatraweg yang diduga lebih sehat. Pada waktu itu wilayah ini menjadi pemukiman elit dengan kebun-kebun luas. Namun ketika wilayah ini menjadi kurang sehat, para penghuninya pindah ke [[Molenvliet]] dan rumah-rumah lama dibiarkan runtuh (1835). Tidak jauh dari Jacatraweg, mengalir [[Sungai Ciliwung]] yang di pinggirnya berderet gedung-gedung bergaya Belanda dengan pekarangan berpagar dalam gaya barok. Di belakang gedung di tepian sungai dibuat tempat-tempat pemandian dan pangkalan-pangkalan perahu. Di antara tepian sungai dengan gedung dibuat taman yang terpelihara dengan baik, sehingga pemandangan makin indah. Ada suatu kebiasaan bagi penghuni Jacatraweg untuk berkunjung dengan tetangga menggunakan orembasi, yaitu sejenis perahu-perahu kecil yang didayung oleh budak-budak belian
Nama jalan daerah elit di Batavia, banyak terdapat rumah-rumah milik orang kaya. Jalan tersebut membujur dari barat laut ke tenggara. Diambil dari nama sebuah benteng kecil bernama Jacatra yang terletak di ujung timur jalan tersebut. Sekarang disebut Jl. Pangeran Jayakarta. Sering juga disebut ''Herrenweg''
Di tempat ini pernah didirikan klenteng penguburan, tetapi sejak akhir abad ke-17 sudah hancur. Ada juga
:At long last I enjoyed my self
:heather on Jaketra road
==Galeri ==
<gallery>
▲
▲
File:Tomb of Souw Beng Kong.jpg|Makam [[Souw Beng Kong]]
</gallery>
==Lihat juga ==
*[[Kampung Pecah Kulit]]
==Pranala luar ==
{{Commonscat|Jalan Pangeran Jayakarta}}
* [https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/920526 KITLV A618—De Tjiliwoeng te Batavia nabij de Jacatraweg]
==Referensi ==
{{reflist}}
{{Batavia}}
[[Kategori:Jakarta]]
[[Kategori:Jalan di Jakarta|p]]
|