Militer Australia dalam konfrontasi Indonesia–Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetika
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 13:
=== Semenanjung Malaysia, 1964 ===
[[Berkas:Captured_Indonesian_Infiltrators_(AWM_P01499.005).JPG|jmpl|220x220px|Penyusup dari Indonesia ditangkap di dekat Sungai Kesang oleh pasukan Australia]]
Meskipun awalnya tidak langsung sepakat untuk mengirim pasukan ke Kalimantan, pada April 1964 Pemerintah Australia setuju untuk mengizinkan pasukannya digunakan untuk melindungi Semenanjung Malaysia dari serangan. Mereka juga mengumumkan akan mengutus seorang insinyur konstruksi skuadron ke Kalimantan, serta menyediakan dua kapal laut penyapu ranjau, empat helikopter dan dukungan lain selain unit yang sudah ditempatkan sebelumnya. Sementara itu, pada bulan Juni, Barisan Anti-Pesawat ke-111 dikerahkan ke [[Butterworth, Penang|Butterworth]] di bagian utara Malaysia untuk menjaga landasan sewaktu-waktu Indonesia tiba-tiba melakukan serangan udara.<ref>Horner (1995), p. 462.</ref> Batalion Tiga Resimen Tentara Australia (3 RAR), yang berbasis di Kamp Terendak di [[Melaka, Malaysia|Malaka]], digunakan untuk menjaga dua pangkalan kecil laut dan udara di dekat [[Pendaratan di Labis|Labis]] dan Pontian pada September dan Oktober 1964. Hal ini tampaknya menunjukkan eskalasi serius dalam konflik akan segera terjadi.
 
Setelah permintaan langsung dari Pemerintah Malaysia pada Januari 1965, Australia akhirnya setuju untuk mengerahkan batalion infanteri ke Kalimantan.<ref name="Grey_232">Grey (2008), p. 232.</ref> Unit mereka tiba di Kalimantan pada awal tahun 1965. Skuadron 1 Resimen Udara Khusus tiba di bulan Februari dan diikuti oleh 3 RAR di bulan Maret. Insinyur juga dikerahkan ke Kalimantan, dimana mereka melakukan pekerjaan di bidang engineering dan tugas-tugas pembangunan, sementara artileri juga ikut dikerahkan.<ref name="Coates_334">Coates (2006), p. 334.</ref><ref>Horner (1995), p. 464.</ref> Pemerintah Malaysia kemudian meminta batalion kedua, namun hal ini ditolak karena Australia tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk hal itu.
Baris 19:
Selama fase awal perang, pasukan Inggris dan Malaysia hanya berusaha mengontrol perbatasan Malaysia-Indonesia, dan untuk melindungi warga dari serangan tentara Indonesia. Namun, pada saat batalion dari Australia telah dikerahkan, Inggris memutuskan untuk mengambil lebih banyak tindakan agresif, melintasi perbatasan untuk memperoleh informasi dan memaksa Indonesia untuk tetap bertahan di sisi mereka dari perbatasan, di bawah nama sandi [[Operasi Claret]]. Pertempuran sering terjadi di medan hutan pegunungan, yang dalam kondisi iklim rentan. Sejumlah fitur yang menjadi ciri khas operasi militer saat itu, termasuk penggunaan yang luas dari basis kompi yang terletak di sepanjang perbatasan, operasi lintas-perbatasan, penggunaan helikopter untuk pergerakan pasukan dan perbekalan, serta peran manusia dan sinyal intelijen dalam membantu menentukan pergerakan musuh.
 
Kelompok 3 RAR dikerahkan ke Kalimantan pada Maret 1965 dan bertugas di sana sampai akhir Juli. Mereka tercatat melakukan sejumlah operasi di kedua sisi perbatasan. Selama periode ini, 3 RAR adalah salah satu dari 12 [[Batalyon|batalion]] di Borneo Malaysia, dan dioperasikan di [[Sarawak]] sebagai bagian dari Brigade Barat.<ref name="Coates_335">Coates (2006), p. 335.</ref> Batalion itu menjalankan posisi defensif dan melakukan patroli untuk mendeteksi penyusup. 3 RAR juga menggelar 32 operasi rahasia "Claret" dimana satu atau dua [[peleton]] memasuki wilayah Indonesia untuk menyergap pasukan Indonesia. Batalion itu terlibat dalam empat kontak senjata besar dengan pasukan Indonesia dan banyak lagi yang skalanya lebih kecil—termasuk dua penyergapan besar di [[Pertempuran Sungei Koemba|Sungai Koemba]], yang lain di [[Pertempuran Kindau|Kindau]] dan [[Pertempuran Babang|Babang]] antara Mei dan Juli—semua berakhir sukses. Operasi ini menimbulkan korban signifikan di pihak Indonesia, menjadikan 3 RAR dapat dengan mudah mendominasi daerah perbatasan, serta memberikan peringatan dini terhadap serangan ke Sarawak dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan lebih luas untuk pasukan Inggris dan persemakmurannya.<ref>Horner (2002), p. 141.</ref> Tim 3 RAR menyelesaikan tugasnya pada Agustus 1965 dan kembali ke Kamp Terendak. Tiga anggota mereka [[Gugur dalam tugas|tewas]] akibat [[ranjau darat]] selama di Kalimantan.
 
Selama di Sarawak, 3 RAR didukung oleh artileri dari Barisan Artileri Australia ke-102, yang juga dioperasikan untuk mendukung sejumlah batalion Inggris di Brigade Barat. Barisan itu telah dikerahkan ke Sarawak dari basisnya di Terendak di Malaysia pada akhir April 1965, dan ikut bergabung dalam Resimen ke-4 Inggris. Mereka menggunakan meriam L5, yang secara tidak langsung melakukan serangan api dalam sejumlah operasi Claret di lintas-perbatasan. Pada Oktober 1965, 3 RAR kembali ke Australia, dan digantikan di Terendak oleh Barisan Artileri Australia, meskipun tidak pernah digunakan dalam operasi.<ref>Horner (1995), pp. 464–467.</ref>
Baris 31:
 
== Operasi laut ==
Keterlibatan [[Angkatan Laut Australia]] (RAN) dalam Konfrontasi juga dimulai pada tahun 1964. Saat itu dua kapal perusak dan kapal pengawal Australia selalu berada di perairan Malaysia sebagai bagian dari FESR dan kapal perang lain, termasuk kapal induk [[HMAS Melbourne (R21)|HMAS ''Melbourne'']], melakukan kunjungan berkala. Kapal perang Australia bertugas sebagai bagian dari armada hingga 80 kapal perang, yang misinya adalah untuk mengalahkan upaya penyusupan dari laut oleh TNI, memberikan bantuan untuk serangan laut, dan mencegah pembajakan.<ref name="Coates_336">Coates (2006), p. 336.</ref>
 
Kapal perang RAN melakukan patroli pantai di [[Selat Malaka]], [[Singapura]] dan [[Tawau]]-[[Wallace Bay]] area [[Sabah]]. Enam kapal penyapu ranjau kelas Ton dari Skuadron ke-16 tiba pada bulan Mei1964 dan sangat berhasil dalam tugas ini. Patroli operasi umumnya lancar dan jarang ada kontak serangan dengan pasukan Indonesia.<ref>Grey (1998), p. 59.</ref> Kapal penyapu ranjau [[HMAS Teal|HMAS ''Teal '']]<nowiki/>menggelar serangan dengan sebuah kapal Indonesia dekat wilayah Singapura pada 13 Desember 1964. Kapal Indonesia itu menyerah setelah tiga dari tujuh orang di dalam kapal tewas. Mereka memergoki lagi satu kapal Indonesia lain yang mengangkut 9 penyusup bersenjata di Selat Malaka pada 23 Februari 1965. HMAS ''Hawk'' diserang oleh tentara dari pantai Indonesia saat beroperasi di wilayah perairan Singapura pada 13 Maret 1966.<ref>Grey (1998), p. 62–64.</ref>