Siti Bariyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.4
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
 
== Pernikahan ==
Siti Bariyah menikah dengan Muhammad Wasim, putra [[K.H. Ibrahim]] yang masih merupakan adik [[Nyai Ahmad Dahlan]] atau ipar dari K.H. Ahmad Dahlan.<ref>{{Cite web|url=http://www.aisyiyah.or.id/id/page/tokoh.html|title=Siti Bariyah|last=|first=|date=|website=|access-date=27 Mei 2020}}</ref> Pernikahan endogami merupakan kebiasaan yang lumrah di masyarakat [[Kauman]] saat itu. Seperti halnya penduduk Kauman yang lain, Muhammad Wasim juga merupakan pengusaha batik. Usaha ini merupakan warisan dari ayahnya. Oleh karena itu tidak mengeherankan jika Siti Bariyah Wasim juga dikenal sebagai pedagang batik. Siti Bariyah memiliki tiga orang anak yaitu Siti Antaroch, Ichtanon, dan Fuad.
 
== Pendidikan ==
Baris 14:
 
== Menjadi Ketua Aisyiyah ==
Keterlibatan Siti Bariyah dalam Muhammadiyah dimulai ketika K.H. Ahmad Dahlan mengadakan rapat pembentukan Bagian Aisyiyah (Sapa Tresna) yang dihadiri oleh putri-putri Kauman. Selain K.H. Ahmad Dahlan, turut hadir pula H. Fachrodin, H. Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro, Siti Wadingsih dan Siti Badilah. Dalam rapat ini diputuskan untuk memilih Siti Bariyah sebagai ketua Bagian Aisyiyah yang pertama.<ref>Ahmad Adaby Darban, 2011,''Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah'', Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, hlm. 56 </ref> Pemilihan ini didasarkan pada latar belakang Siti Bariyah yang merupakan lulusan Sekolah Netral sehingga dipandang oleh K.H. Ahmad Dahlan memiliki kemampuan organisasi yang mumpuni. Ia menjabat sebagai Ketua Aisyiyah sejak tahun 1917 hingga tahun 1920 dan terpilih lagi tahun 1927. Pada masa kepemimpinan Nyai Ahmad Dahlan, Siti Bariyah dipercaya menjadi wakil ketua.
 
== Menulis Tafsir Muhammadiyah ==
Baris 51:
'''Jurnal ilmiah'''
 
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Agustus 2019|title=K.H. Sangidu, Penghulu Penemu Nama Muhammadiyah|url=https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/155|journal=Patra Widya|volume=20|issue=2|pages=|doi=|issn=2598-4209|ref={{sfnref|Rohman|2019}}|access-date=2021-01-11|archive-date=2021-01-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210113125838/https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/155|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Seniwati|first=|last2=Lestari|first2=Tuti Dwi|year=Desember 2019|title=Sikap Hidup Wanita Muslim Kauman: Kajian Peranan Aisyiyah dalam Kebangkitan Wanita di Yogyakarta Tahun 1914–1928|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/11|journal=Walasuji|volume=10|issue=2|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Seniwati|Lestari|2019}}|access-date=2021-05-15|archive-date=2020-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20201216190043/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/11|dead-url=yes}}
{{refend}}