Pasir Berbisik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(14 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{All plot|date=November 2021}}
{{Infobox Film
|
|
|
|
|
|
|
|story = Nan Achnas
| starring = [[Dian Sastrowardoyo]]<br />[[Christine Hakim]]<br />[[Slamet Rahardjo]]<br />[[Didi Petet]]▼
|screenplay
▲|
| cinematography = [[Yadi Sugandi]]▼
|music
| distributor = [[Salto Films]]{{br}}Camila Internusa Film{{br}}Christine Hakim Filmz{{br}}[[NHK]]▼
|editing
▲|
|release_date = 15 Mei 2001
|runtime
|country
|
|movie_language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
▲| gross =
|budget
|gross
|
|
|amg_id =
|imdb_id = 0292171
}}
'''''Pasir Berbisik''''' adalah sebuah [[film]] [[Indonesia]] tahun [[2001]] yang disutradarai [[Nan Achnas]].
== Plot ==
Daya ([[Dian Sastrowardoyo]]) adalah seorang gadis muda yang hidup disebuah perkampungan miskin dekat wilayah pantai bersama ibunya Berlian ([[Christine Hakim]]) yang bekerja sebagai penjual jamu. Ayah Daya, Agus ([[Slamet Rahardjo|Slamet Rahardjo Djarot]]) adalah seorang dalang wayang kecil yang menghilang saat Daya masih kecil. Ketidakberadaan Agus membuat Berlian membesarkan Daya sendirian di tengah kampung yang jauh dari peradaban modern, menjadikan Berlian sebagai ibu yang sangat protektif, apalagi Daya kini sudah menjadi seorang gadis. Daya yang terkungkung dari sosial dan kerap membayangkan kehadiran sang ayah. Dalam keanehannya, Daya sering menelungkupkan diri ke sebuah tanah pasir, ia selalu mengira pasir berbisik kepadanya. Daya juga mengharapkan, saat ayahnya pulang, Daya bisa ikut dengannya untuk pergi, jauh dari ibunya. Di kampung itu, terjadi sebuah teror tak lazim, dimana banyak orang meninggal dan rumah terbakar, hal itu membuat banyak orang berpindah. Suatu hari, sekelompok orang entah dari mana menyerang kampung tersebut. Daya dan Berlian segera membawa perbekalan dan pakaian secukupnya untuk kabur dari kampung. Mereka berjalan tak tentu arah, Berlian teringat perkataan adiknya yang kini menjadi penari ronggeng keliling, bahwa tempat yang paling aman dekat kampung adalah Pasir Putih.
Daya dan Berlian akhirnya bisa bermukim di Pasir Putih dengan menempati satu gubuk yang kosong. Saat Berlian membuka warung jamu, seorang pria bernama Suwito (Didi Petet) yang berprofesi sebagai tukang jual-beli, berkenalan dengan Berlian dan terpikat secara rahasia dengan Daya. Daya berteman dengan seorang gadis sebayanya yang bernama Sukma ([[Dessy Fitri]]). Sukma berkata bahwa ia tahu saat orang baru datang, berkat pasir. Sukma dan Daya belajar dengan kakek Sukma ([[Mang Udel]]). Suatu hari, Daya berjalan sendiri dan bertemu kelompok penari ronggeng dan bertemu Bu Lik (Bahasa Indonesia: Bibi) nya. Bu Lik memberikan Daya sebuah baju ronggeng, dan sejak itu Daya menjadi suka menari. Karena keterlenaan Daya pada menari dengan baju ronggeng, diam-diam Berlian membakar baju itu, membuat Daya tambah sebal dengannya. Bu Lik akhirnya pergi, beserta rombongannya, ia memperingatkan Berlian bahwa apabila ia berperilaku keras kepada anaknya, anaknya akan pergi. Suatu malam, Agus pulang dan kembali ke rumah di Pasir Putih.
Reuni ini tidak disambut meriah oleh Berlian yang menyatakan bahwa ia sudah tidak membutuhkan Agus lagi. Agus dan Daya cepat menjadi keluarga lagi karena profil Agus yang menyenangkan.
Berlian merawat Daya.
== Pemeran ==
Baris 43 ⟶ 46:
* [[Didi Petet]] sebagai Suwito
* [[Dessy Fitri]] sebagai Sukma
* [[
* [[
* [[Dik Doank]] sebagai pemberontak
== Penghargaan ==
* ''Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury's Special Award For Most Promising Director untuk Festival
* ''Festival Film Asiatique Deauville 2002 - Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik''
* ''Festival Film Antarabangsa Singapura ke-15- Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik''
* ''[[Festival Film Indonesia 2004]] meraih nominasi di 8 kategori
{{Nan Achnas}}
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2001]]
[[Kategori:Film drama]]
|